15. Takdir

23 17 0
                                    

"Maafin Papa, Sen" Ucap Papa Arsen memeluk anak semata wayangnya. Arsen tersenyum pahit, sepahit hidupnya.
"Haha Gapapa Pa .. ini udah takdir Arsen" Ucap Arsen tertawa lepas.
Mama Arsen tak kuat menahan tangisannya, Arsen memeluk Mama nya dengan senyuman dan menghapus air matanya,
"Kenapa Mama nangis?, Mama gak mau liat Arsen sembuh?" Tanya Arsen lembut

"Ngga, Lo pasti bohong" Isak Keyva, air matanya mengalir membasahi pipinya begitu mendengar kalimat Arsen.
"Kenapa harus bohong, Keyva" Balas Arsen memeluk gadis itu dengan erat. Keyva menggeleng cepat menangis tanpa henti, menenggelamkan wajahnya didalam tubuh Arsen.
"Cewe cantik gue gak boleh nangis" Ucap Arsen lembut, ia menghapus air mata di pipi gadis itu.
"Lo bisa sembuh, Sen" Ucap Keyva penuh keyakinan meski suaran serak karna menangis.
Arsen mengangguk cepat.
"Cara gue sembuh berbeda" Balas Arsen tersenyum kecut. Ia tidak ingin terlihat sedih, itu akan menambah kesedihan gadis itu.
"Gausah nangis, ayo nikmatin waktu 3 hari ini dengan baik, Key" Lanjut Arsen mengelus rambut Keyva. Keyva mengangguk dan tersenyum. Ini sudah takdir mereka untuk berbahagia hanya sementara.

"Pasti pria yang berhasil miliki Lo  suatu saat nanti bangga, karena bisa mempunyai seorang wanita cantik dan tulus seperti Lo,Key" Ucap Arsen. Sore itu mereka pergi ke primrose hill untuk menikmati suasana sore yang tak terlalu panas.

 Sore itu mereka pergi ke primrose hill untuk menikmati suasana sore yang tak terlalu panas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya pria itu Lo, Sen" Balas Keyva tersenyum mengelus rambut hitam Arsen.
"Iya sekarang,ntar kalo gue udah-"
Keyva berdecak dan langsung menempelkan jari telunjuknya di bibir Arsen.
"Sekarang sampai nanti, kapanpun. Tetap Arsen" Ucap Keyva terdengar tulus.
Arsen mengangguk tersenyum, meskipun itu mustahil, Keyva gadis cantik yang terlahir dari keluarga terpandang, memiliki gelar, dan umurnya yang masih cukup muda, mustahil bila gadis itu  tidak akan mencari pasangan dan jomblo seumur hidup.

"2 hari lagi, gue akan kehilangan sosok pria yang gue cintai, tuhan perlambat waktu ini, kumohon." Batin Keyva menatap hambar Arsen.
setelah cukup lama mereka bersantai, akhirnya mereka pulang, Arsen dengan senang hati mengantar gadis itu hingga sampai di depan pagar rumahnya.

"Gak mampir dulu?" Tanya Keyva saat ia turun dari motor Arsen. Arsen terlihat sedang berfikir dan melihat keatas, memandang langit yang hampir gelap.
"Ortu gue masih dalam perjalanan pulang, mungkin besok sore baru sampai" Ucap Keyva memberi tahu. Arsen akhirnya mengangguk dan tersenyum.

Keyva menaiki tangga rumahnya menuju kamarnya dilantai atas, Arsen menatapnya dari sofa ruang tengah dengan wajah tersenyum.
Ia mengambil remote TV diatas meja,
"Ayo nonton Spongebob" Ajak Keyva yang kembali dengan memakai pakaian piyama berwarna hijau mint, sangat cantik dan cocok di kulit kuning Langsat nya dan tidak ketinggalan rambut yang setengahnya di jedai menggunakan jepit Mimi bermodal kupu-kupu berwarna bening itu.
"Bocil Spongebob Squarepants" Ledek Arsen yang mengganti siaran TV itu.
Keyva mendelik dan menatap sinis Arsen, lalu ia berjalan menuju dapur, membuka kulkasnya dan menyilangkan tangannya didepan dadanya, bingung. Setelah beberapa detik menatapi isi kulkasnya, akhirnya ia mengambil 2 buah susu cair MUJIGAE dan beberapa cemilan ringan lainya, ia membawanya ke ruang tengah.
"Nih" Ucap Keyva seraya menyodorkan cemilan-cemilan itu. Arsen mengambilnya dan tersenyum.

"Besok" Erang Keyva saat ia bangun dari tidurnya dan melihat jam dinding putihnya yang menggantung cantik. Ia berlari menyambar handuk putihnya yang semula tergantung rapi dan langsung berlari menuju kamar mandi.

"Pagi bocil Spongebob" Sapa Arsen yang melihat Keyva berjalan menuju kelasnya. Gadis itu sudah memutuskan meneruskan S2 nya di universitas Cambridge ini. Keyva melotot dan mencubit pelan lengan Arsen.
Arsen tertawa lepas dan langsung merangkul pundak gadis itu, mereka melewati koridor hingga.
Arsen menatap pria itu tanpa berkedip, dengan ekspresi datar. pria itu ...

Seribu burung Origami [Terbit] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang