12. obat

22 17 3
                                    

Keyva menatap Arsen yang tengah fokus membuat origami itu membentuk burung. Keyva tersenyum getir, semoga Lo cepat sembuh Sen. batin Keyva.
"Yang ini cantik" ucap Keyva menunjukkan burung origami yang berwarna pink itu.
"Lebih cantikan Cewe di hadapan gue Key" balas Arsen tersenyum tulus. Keyva menatap jahil Arsen sambil tersenyum. "Bohong, kau seorang pembohong" ucap Keyva dengan nada yang di mirip-mirip kan Spongebob.
Arsen mendengus pasrah.

-

Keyva tersenyum girang dan memeluk sahabatnya itu.
"Skripsi kita selesai" ucap mereka kompak. Keyva mengkerut kan alisnya. menatap seorang pria berkaos putih dengan taddy bear berwarna peach berukuran sedang dan buket coklat. Arsen.
Ia melepas pelukan Alena dan berlari ke arah Arsen yang tersenyum manis kearahnya.
"you are a beautiful and great woman" ucap Arsen memeluk gadis itu.
"Thanks" balas Keyva melepas pelukannya. Arsen tersenyum dan menyodorkan boneka beserta buket coklat itu.
Senyuman menghiasi bibir pink alami Keyva. ia meraihnya dan menatap Arsen.
"Thank you my dear" ucap Keyva, senyuman manis nya memudar, Arsen keluar rumah sakit?. "Ayo balik" ajak Keyva menarik tangan Arsen menuju parkiran. "Lo suka ya liat gue rebahan sakit?" tuduh Arsen dengan wajah emosi. Keyva menghela nafasnya.
"Lo tu sakit Sen, Lo harus istirah-" Arsen menutup mulut Keyva dengan jari telunjuknya.
"Gue mau jalan sama cewe gue, ayo" ucap Arsen tersenyum menarik tangan Keyva ke parkiran.

--

hari hari berlalu begitu cepat. sudah dua mingguan Arsen tidak check up. hari ini ia sedang menikmati keindahan sun set di bentangan rumput hijau yang sehat. Alena, Keyva, dan Arlo duduk di rumput hijau itu, memandang indah matahari yang seolah tenggelam didalam rawa-rawa itu.
Arsen menyandarkan kepalanya pada bahu Keyva, "You are my girl" ucapnya pelan.
Keyva hanya tertawa kecil dan mengangguk mengelus rambut hitam Arsen.
beberapa menit kemudian tidak ada suara Arsen, hanya tawa ria Alro dan Alena.
"Arsen" panggil Keyva. ia menolehkan kepalanya.
"Arsen"
"Arsen bangun" panik Keyva
"Alena, Arlo. tolongin Arsen" tangis Keyva pecah. Arsen pingsan.

--


"G-gue bilang juga apa kan" marah Keyva sendiri di dalam kamarnya. ia baru pulang dari rumah sakit, tumor di otaknya kambuh.
Keyva menangis menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"K-kalo Arsen.."
"N-ngga!!!, Arsen bakal siuman" erangnya. pikiran negatif menyerangnya. Arsen pasti sembuh. ia menghapus air matanya dan mengambil kotak origami itu lagi. membentuknya menjadi burung origami.
baru 134 burung, batin Keyva.

-

pukul 23.35.
Keyva belum juga tidur, tangannya masih membentuk puluhan origami itu menjadi burung.
"Gue harus berusaha demi Arsen" ucap Keyva menyemangati dirinya yang telah lelah.

--

Keyva membuka matanya yang terkena silau matahari dari pantulan jendelanya.
Ia tekisap saat jam dinding kamarnya menunjukkan pukul 09.30.
Keyva berlari menuju kamar mandinya.
"Udah ah gue gausah kampus" ucapnya menutup pintu kamar mandi.

--

Keyva menatap wajah pucat Arsen. ia memegang erat tangan pria itu.
air matanya mengalir deras membasahi pipinya.
"Get well soon my beloved" isaknya.
"Of course my love" suara serak dan pelan pria itu mengejutkan Keyva.
Arsen membuka matanya

"Maaf-""Kok Lo udah sadar!" pekik Keyva ngeri, ia bangkit dari duduknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf-"
"Kok Lo udah sadar!" pekik Keyva ngeri, ia bangkit dari duduknya. Ia menggeleng, dan menghampiri intercome.
berapa saat kemudian Dokter Billy masuk dengan perawat lainya.
"Pemulihan yang baik" ucap Dokter Billy
"Dia pilih lebih cepat dari pasien lainya yang tumor otak nya kambuh." jelas Dokter Billy tersenyum. "Tidak ada yang perlu di khawatirkan" lanjutnya.
Keyva tertegun, namun akhirnya ia bersyukur dan tersenyum melihat Arsen.

"Pake obat apa bro?" Tanya Arlo saat melihat Arsen yang masih berbaring di bad St Thomas hospital itu.
"Obatnya cewe cantik ini Ar" balas Arsen tersenyum manis kearah Keyva yang berdiri disampingnya.
Alena dan Arlo hanya menggeleng, pasrah.
"Lain kali, meskipun Lo merasa udah sembuh dan bugar, Lo harus check up terus, Sen. ucap Arlo. Arsen hanya menghela nafasnya tak menjawab.

Seribu burung Origami [Terbit] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang