9. with you

30 23 7
                                    

"Apa alasan Lo mutusin sahabat gue Sen?" tanya Alena saat ia bertemu Arsen di koridor.
"Gue penyakitan Len!, gue gabisa sembuh!" tegas Arsen.
Alena terkejut mendengar jawaban Arsen, air matanya mengalir.
"Itu rencana yang bagus Sen, tapi lebih baik Lo jujur" ucap Arlo yang ikut bergabung
"Gue harus apa?" tanya Arsen terdengar lesu.
Arlo tak menjawab ia juga bingung.

-

keyva menarik selimutnya, badannya terasa sangat panas, ia kesulitan bernafas.
"A-arsen" gumaman, bibirnya bergetar matanya berat untuk dibuka.
Mama Keyva menyentuh keningnya.
"Pahh" pekik mama Keyva saat tahu suhu tubuh Keyva yang tinggi.

--

"Key" isak Alena ia menggenggam tangan Keyva yang tengah berbaring di rumah sakit.

Arsen masuk kedalam ruang rawat Keyva, matanya terasa panas saat melihat gadis cantiknya terbaring lemah dirumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arsen masuk kedalam ruang rawat Keyva, matanya terasa panas saat melihat gadis cantiknya terbaring lemah dirumah sakit.
"maafin gue Key ini semua demi Lo" ucap Arsen mengelus rambut Keyva.
gadis ini sakit karna ulahnya karna perbuatan nya.

-
Keyva menatap ruang kosong dan gelap itu,
"Tolong!!!" erang Keyva ia menangis ketakutan, tubuhnya terasa panas dan dingin yang bercampur, keringatnya bercucuran, tolong!!.
-

Arsen melihat kegelisahan gadis itu, namun mata gadis itu belum juga terbuka, suhu tubuhnya masih tinggi.
Arsen mengelus rambut Keyva
"Gue ada disini Key" bisik Arsen, ia menatap iba Keyva yang masih belum sadar juga.
"Arsen, Arlo kalian pulang istirahat dulu ya nak, biar Tante, Om sama Alena yang gantian jaga" suruh mama Keyva tersenyum tipis.
Arsen mengangguk tersenyum dan pamit pulang bersama Arlo.

-

"Itu alasan Arsen mutusin Keyva Tante" ucap Alena mengusap air matanya.
Mama Keyva tak mampu berkata kata, pria yang kemarin bersama putrinya adalah pria yang mempunyai penyakit kanker otak.

-

"Maaf Dok, kemarin saya masih ada-"
"Tidak masalah, ayo kita mulai sekarang" potong Dokter Billy tersenyum.
Arsen menghela nafasnya, ia belum mendapatkan kabar bagaimana keadaan Keyva hari ini.

-

Keyva membuka matanya yang sangat berat.
dalam silaunya mentari pagi yang menembus jendela, Keyva menatap sekitarnya dengan buram.
"Arsen" panggilnya pelan.
Alena membuka pintu kamar rawat Keyva,
"Keyva" pekik Alena senang
"Lo udah sadar" ucap Alena, ia menyentuh kening Keyva, panasnya sudah menurun.
Keyva tersenyum getir menatap Alena, perlahan air matanya mengalir membasahi pipinya.
"Key?, Lo kenapa?" tanya Alena terkejut.
Keyva menggeleng, ia masih mengingat pesan si yang dikirim Arsen.
"Arsen" ucap Keyva lidahnya Kelu mengucap nama pria yang dulu ia cintai itu bukan dulu, bahkan sampai sekarang Keyva masih mencintainya.
"Setelah Lo sembuh gue bakal kasih tau alasannya Key" balas Alena tersenyum getir.
Keyva tetap manangis air matanya terus mengaliri pipinya tanpa hambatan.
ia menghela nafas dan menghapus air matanya,
"Gue bisa tanpa Arsen!" tekad Keyva yang membuat Alena kembali terkejut.

-

"Sen, Keyva udah sadar" ucap Arlo ditelpon.
Arsen tersenyum bahagia namun kebahagiaan itu kembali pudar.
"Bagus deh, gue masih kemoterapi tahap 2 Ar" balas Arsen, ia mengingat kembali bahwa ia dan Keyva sudah tidak ada hubungan dan Keyva akan membenci dirinya selamanya.
terdengar lebih baik daripada Keyva harus sakit disaat hati kematian Arsen nanti.
"Lo harus sembuh Sen, perjuangin Keyva" ucap Arlo. Arsen hanya membalasnya dengan gumaman dan mengakhiri telponnya.
ia menggeleng lemah dan tertawa kecil,
mana mungkin dirinya akan sembuh?
hanya kemungkinan sekitar 60% ia akan sembuh, kanker otaknya telah mencapai stadium 3 dan stadium 4 adalah akhir dari kanker otak, hanya 40% rata rata pasien penderita kanker akan sembuh. dan Arsen berharap ia masih bisa bertahan dan sembuh walau dengan harapan kecil.
pintu terbuka. Jenny?, batin Arsen melihat gadis itu berjalan kearahnya.
gadis itu menaruh paper bag di meja dan duduk di sofa ia mengambil buah apel dan memotong nya.
"Nih" ucap Jenny menyodorkan potongan-potongan kecil apel manis itu.
Arsen menggeleng dan mengalihkan pandangannya pada langit langit ruang rawatnya.
seperti yang dilakukan Keyva, Jenny juga melakukanya namun Keyva tetaplah gadisnya yang tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun.
Jenny menghela nafasnya,
"Okei terserah gue gini karna disuruh ortu Lo" ucap Jenny yang membuat Arsen terkejut.
"Lain kali gausah mau Jen" balas Arsen datar, Jenny mengangguk dan pergi meninggalkannya sendirian.
Arsen tersenyum, Keyva memang berbeda ia begitu perhatian pada dirinya berbeda dengan Jenny yang terpaksa melakukannya.

-

"Gue udah sembuh Len, jadi alasan apa?" tanya Keyva dengan raut wajah bertanya tanya.
mereka berada di kelas, masih setengah jam lagi dospem mereka akan datang.
"Arsen gak selingkuh dia-" ucap Alena
"iya cuman mainin perasaan gue kan?" potong Keyva langsung
"Key!" bentak Alena
"Dia gak selingkuh dan gak main main sama Lo!" lanjut Alena, suaranya bergetar.
"Terus kenapa dia ninggalin gue Len?!" bentak Keyva, matanya terasa panas ia berusaha untuk membendung air matanya.
"Dia punya penyakit keyy" tangisan Alena pecah
"Dia punya penyakit!!, dia kanker otak stadium 3 Key!, dia dalam pengobatan..."
"Dia gak selingkuh Key, dia mutusin Lo karna takut Lo bakal sedih kalo dia gagal dalam pengobatannya dan dia meninggal.."
"dia gamau Lo sedih Key, dia sayang sama Lo, dia sayang!, Arsen gini biar Lo benci sama dia Key, biar dihari kematian Arsen Lo seneng" Isak Alena. Keyva terpaku lidahnya kelu tak bisa mengucap sepatah katapun.
Kanker otak stadium 3, batin Keyva.
air matanya mengalir kembali,
jadi ini alasan Arsen?, batinnya lagi.
ia menggeleng lemah
"Dimana Arsen?" Isak Keyva menghapus air matanya.

--

Pintu ruang rawat Arsen kembali terbuka, betapa terkejutnya ia saat melihat gadis cantiknya berdiri di ambang pintu dan akhirnya berlari kearahnya dengan tangisan.
"Arsen" Isak Keyva memeluk tubuh Arsen yang berbaring lemah. Arsen tersenyum getir ia membalas pelukan gadis itu.
"Gue selingkuh Key" ucapnya tersenyum.
Keyva menatapnya tajam dan memukul pelan lengannya.
"Lo udah tau semua ya?" tanya Arsen tersenyum getir, Keyva mengangguk lemah.
Arsen bangkit dari tidurnya dan berusaha duduk lalu tersenyum.

"Harusnya Lo ben-""Benci?" potong Keyva sambil mendengus"Gue gak bakal bisa benci Lo Sen, gue udah terlanjur cinta sama Lo, Lo cinta pertama dan terakhir gue Sen" jelas Keyva tersenyum menggenggam tangan Arsen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Harusnya Lo ben-"
"Benci?" potong Keyva sambil mendengus
"Gue gak bakal bisa benci Lo Sen, gue udah terlanjur cinta sama Lo, Lo cinta pertama dan terakhir gue Sen" jelas Keyva tersenyum menggenggam tangan Arsen.
Arsen menggeleng,
"Gak, Gak boleh Key, Lo harus bahagia sama pria lain nanti disaat gue udah-"
"Iya gue bakal bahagia sama seorang pria Sen, pria itu Lo, Lo sumber kebahagiaan gue Sen, Lo harus sembuh demi gue Sen" potong Keyva, ia kembali menangis menatap wajah pucat Arsen.
Arsen tersenyum getir.
"Semoga takdir dan keberuntungan ada di gue key" ucap Arsen membalas tatapan Keyva.
gadis cantik yang akan menemaninya selama masa pengobatannya, gadis yang menerima segala takdir Arsen.

•sebanyak apapun kekurangan dan takdir burukmu tidak akan mengurangi cinta tulus seseorang•

Seribu burung Origami [Terbit] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang