BAB 9, HAVE A NICE TRIP (KETIKA STORY WA DILIHAT SAMA MANTAN)

1 1 0
                                    

                "Cieeee, yang mau liburan, semangat banget beres-beresnya..." goda Milia, ketika melihat Riana sibuk dengan tas koper dan beberapa barang yang sedang ditata.

"Iya dooong, ini tuh gara-gara elu sama Maura juga kan, pake cerita ke Nico segala tentang gue habis ngapain, kan jadi rese dianya, sampai ngasih hadiah tiket liburan segala, kacau lu pada," omel Riana.

"Nico berhak tau, Ri, lagi pula, bukannya kalian deket banget ya?" tanya Milia.

"Tapi kan kita udah punya kehidupan masing-masing, Mil... Lagian, gue juga kasihan sama Nico..." kata Riana seraya memasukkan barang terakhir ke dalam koper, dan menutupnya.

"Kasihan kenapa?" tanya Milia.

"Sebagai perempuan, gue nggak bisa dibohongi Mil, gue bisa dibilang lebih dari ngerti soal ini, soal Nico yang masih berharap dan masih mencintai gue, padahal dia tau, yang menghalangi kita ini Cuma perbedaan, tapi perbedaannya ini sendiri ya bukan perbedaan main-main. Gue khawatir, dengan semua perlakuan baik dia ke gue gini, justru ini malah akan makin nyiksa dia..." jelas Riana.

"Gue percaya Nico orang baik, Ri, insya allah dia tulus ikhlas mau bikin elo bahagia, nggak lagi karena rasa. Lagian, dia udah cerita kan sama lo soal ibunya dia yang juga masih jadi pejuang mental health?" tanya Milia.

"Udah sih..."

"Mbak, udah belom? Ayok berangkat, pesawatmu jam setengah satu lho," kata Selena seraya membuka pintu kamar Riana.

"Sek talah, iki lho baru jam setengah sembilan..." kata Riana seraya merapikan kamarnya, sekaligus memastikan tidak ada barang yang tertinggal.

"Sarapan dulu, ketemu yang lain dulu, itu temen-temen band-nya mbak pada mau ikut nganter katanya, masak digosting?" kata Selena.

"Ya udah, sek, aku nurunin koper dulu..."

"Nggak usah mbak, biar Dyo aja..." kata sebuah suara yang tiba-tiba sudah ada di belakangnya. Riana menoleh, terkejut. Refleks ia memukul kepala Dyo dengan remote AC yang dipegangnya.

"Aduh mbak!" seru Dyo kesakitan.

"Lho, ngopo?" Riana kaget.

"Nggak tau nih mbak, akhir-akhir ini kepalaku sering sakit e..." kata Dyo.

"Aduh maaf, Dy, mbak nggak tau..." ucap Riana menyesal.

"Alah santai lah mbak, paling juga pusing biasa doang... Yuk sini, kopernya tak bawain..." kata Dyo seraya memberdirikan koper Riana yang cukup berat karena dijejali banyak barang.

"Hati-hati, Dyo, bisa nggak?" tanya Selena.

"Santai mbak, Cuma koper ini kok. Yuk, udah semua kan? Mari kita turun!" seru Dyo riang seraya mendorong koper Riana.

***
Singkat cerita, kini Riana sudah berada di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, bersama tiga teman kost dan empat teman band yang mengantarnya. Riana menikmati semua proses persiapan perjalanan keberangkatannya menuju pulau Dewata (Bali), sesuai keterangan di tiket pesawatnya yang baru dia lihat kemarin. Tapi selama semua proses itu berlangsung, Riana tidak bisa melepaskan tatapannya kepada Dyo yang seperti sedang menahan sakit.

"Apa sih mbak, dari tadi ngeliatin aku mulu? Tambah ganteng ya aku?" kelakar Dyo seraya menepuk pundak Riana.

"Eh, kamu. Nggak, nggak papa kok, Cuma rada khawatir aja. Kamu gak papa tah?"

MENTARI UNTUK MUARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang