Hari ini entah kenapa atmosfir dikeluarga nakamoto ini sangat sunyi, biasanya sudah ada si gembul berlari kesana kesini, menghamburkan mainannya ke lantai ,
dan mengerusuh sang baba atau yayah yang belum berangkat kerja.Tapi kali ini hening, tak ada hal selain itu.
Kemana si gembul? Atau apakah mereka sedang pulas di kamar masing masing, benar si gembul sudah mulai diajari tidur sendiri walau setiap malam masih harus ditemani sebentar.Tapi suara di dapur masih ada kok, baba? Baba disana sedang memasak sesuatu. Yayah yuta? Yayah entah kenapa dari tadi bolak balik dengan ponsel nya, seperti cemas banget.
Kenapa? Mereka ada apa? Baba juga kelihatan buru buru memasak sesuatu itu, lalu setelah selesai baba langsung menuju kamar di samping kamar kakak injun.
" babaaa uee ucing adek tepala ucing hueee " , baru membuka pintu kamar. Sekali lagi winwin mendapat keluhan dari si bungsu, padahal sudah di beri byebye fever.Iya, ternyata si gembul sedang tidak enak badan. Dari semalam batuk batuk terus, kakak injun yang tau pertama. Karna saat kakak injun mau kebawah mengambil air, dia dengar suara batuk batuk dari kamar nana.
Dia semalam tak lupa memanggil sang baba dan ayah, lalu dengan sigap winwin semalaman berjaga dan mengompres sang bungsu.
Tapi pagi ini entah kenapa sang anak jadi tambah rewel, dia jadi ikut gelisah. Lebih lagi tafi pagi dia check panasnya tinggi sekali ( 38,5° ).
Mangkanya ayah yuta dari tadi sibuk menelfon dokter doyoung. Tapi belum ada kejelasan dari telfon daritadi, berdering tapi tak diangkat.
" sayang cupp jangan nangis, nanti tambah pusing. Baba jadi ikut cemas hiks- "
" atitt tepala adek hiks babaa hueee.. " , sikecil menjambak jambak rambutnya agar dirasa pusingnyan hilang mungkin. Tangan sikecil yang menjambak rambutnya sendiri winwin tepis, takut sang anak kesakitan.
" sstss iya adek hiks.. Iyaa ayah masih nelpon om doy sayang cupp. "
Winwin tak tau lagi, dia jadi ikut menangis merasakan sakitnya sang putra. Mungkin jika dicheck, winwin juga ikut sakit karena batin ibu dan anak terhubung. Anak sakit , maka ibu juga ikut sakit.
Winwin bawa sang anak ke pelukannya, memijat pelipis si gembul dengan pelan agar pusingnya sedikit mereda. Tapi si kecil sepertinya tidak betah, pusingnya kadang muncul kadang hilang dan itu yang membuat si kecil resah tak betah.
Ia raih mangkuk berisi bubur yang ia buat tadi, ia tiup dan akan suapkan pada sang putra.
" mam dulu ya adek, nanti pusing nya hilang "
" ndaa ndaa hueee "
" sedikit saja ya.. " , winwin menyendokkan sesuap bubur pada nana. Tapi belum ada beberapa detik, keluar lagi makanan serta susu yang terus ia minum daritadi.
" yaampun adek hiks.. Massss!! " , yuta yang diteriaki langsung keatas dengan terburu.
Ia langsung membantu sang suami menenangkan si kecil yang baru saja muntah. Winwin ke kamar mandi sebentar mengambil air dan handuk untuk mengelap bekas muntahan pada sang putra.
" mas tolong lap adek ya.. Aku mau ambil baju ganti "
" yayah hiks ucing adek tepala huek " , sekali lagi si kecil muntah cairan putih. Mungkin sisa susu yang ia minum lagi di muntahkan.
" adek udah sayang cupp .. Iya yayah udah telfon om doy, kalau ga ada balasan kita kerumah sakit aja. "
Winwin datang membawa baju ganti yang lebih hangat untuk si bungsu. Setelah selesai mengelap dan menggantikan baju, winwin juga disuruh yuta untuk berganti baju.
" kamu ganti baju sekarang sayang, doy susah dihubungi. Kita kerumah sakit sekarang ya. "
" iya mas... "
Setelah menunggu winwin yang juga menyiapkan beberapa keperluan si bungsu nantinya jika dirasa disuruh opname, mereka berangkat kerumah sakit.
* rumah sakit time.
" sus tolong! Dokter doy, saya sudah janjian! " setiba nya yuta dirumah sakit dan langsung menugasi suster memanggil doyoung.
" tapi dokter doy sedang ada vi- "
" saya disini! Bang... "
" cepat siapkan! " sambubg doy
Doyoung langsung membawa winwin yang menggendong nana sudah pucat dan menangis sedaritadi.
" maaf baru membaca pesan abang, doy lupa bawa hp tadi. "
" gapapa. Sekarang anak gue doy! " , doyoung langsuhg memeriksa si kecil dan menyuruh suster memasang infus sekarang juga, dia ukur suhu bungsu nakamoto lagi.
" 39 bang.. Sus tolong ganti infusnya dengan paracetamol! "
" keluhannya selain panas apa? "
" tadi sempat mutah dan malamnya batuk, tadi juga ruam ruam. " jelas winwin yang ikut andil menenangkan sang putra yang bergerak kesana kesini dan menangis kencang karena suntikan infus yang terpasang
" babaa tit angan adek ueee babaaa... "
" sstss iya sayang sakit nya sebentar, sus pelan pelan ya"
" baik bu sebentar ya, adik manis sebentar lagi.. "
" kamu juga harus diperiksa sayang, kamu juga sakit. "
Doy dengan cepat memeriksa winwin juga, entah tak ada angin tak ada hujan tubuh winwin mundur perlahan, dalam pandangan winwin seperti kabur dan *brugh
" astaga! Sayang... " , untung saja sigap memopong dan si kecil juga baik baik saja.
Suster mengambil alih jaemin, doy dan yuta mengangkat tubuh winwin ke brankar.
Doy juga menyuruh suster memasangkan infus pada winwin." kelelahan.. Apa tadi tak sempat sarapan? "
" makan pun dia belum doy, dia fokus sekali dengan putranya. "
" aku akan menginfusnya, mungkin 5 menit lagi dia siuman. "
Suster menenangkan si kecil gembul yang menangis melihat babanya yang pingsan.
" babaa ueee yayah "
" adek kecil cup jangan menangis nanti pusing "
" jadi anakku kenapa doy? "
" gejala dbd bang, tapi tenang saja ada aku. "
Pada fase demam berdarah awal, gejala DBD biasanya diawali dengan demam tinggi sampai mencapai 40 derajat Celcius. Demam ini bisa berlangsung dua sampai tujuh hari. Selain itu, anak juga merasakan nyeri di sekujur tubuh, mulai dari otot, tulang, sendi, tenggorokan hingga kepala.
Setelah suster selesai menidurkan jaemin, dia memberikannya pada sang ayah.
" akhirnya bisa tidur juga anakkuu.. "
Yuta kaget saat melihat renjun berlari terburu buru memasukki UGD dengan berlari.
Yuta sudah menjelaskan pada sang sulung, mencium kening adiknya agar cepat sembuh.* slow respon ya untuk yang ingin lanjut chapter.
Mungkin hari ini sampai besok gabisa update chapter, soalnya baru kena musibah.Hari ini di tempat ku habis ada puting beliung, rumahku berantakan gara gara itu.