11

45 8 0
                                    

Setidaknya saya ikhlas menerimarasa sakit dari ayah saya sendiri, meskipun itu akan membunuhraga ini - semesta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setidaknya saya ikhlas menerima
rasa sakit dari ayah saya sendiri,
meskipun itu akan membunuh
raga ini - semesta

Mahendra berdecak kesal, kini mereka sedang mengadakan camping untuk menyambut kedatangan pelajar pelajar baru di sekolah mereka

Ia dan harsa kebetulan mengikuti osis dan oleh sebab itulah mengapa mereka sekarang berada di dalam hutan rimba, masih ada beberapa anak osis lainnya juga yang ikut karena permintaan ketua osis mereka yang bernama reyhan menyatakan jika seluruh peserta osis wajib hadir untuk mengikuti acara itu

"Tiga hari", ucapannya itu membuat harsa membuang nafas kasar

"Gw kangen semesta", Mahendra berdecak kesal karena tingkah lebai temannya, padahal tadi siang mereka berpelukan untuk salam perpisahan

Mahendra menidurkan tubuhnya di atas matras cukup tebal itu, untungnya setelah harsa meminta satu tenda dengan beda kelas kini mereka dapat tenda yang sama, dan juga ada satu adek kelas yang setiap satu orang / dua kakak pembina. Tak aneh jika sekolah mereka menyewa spot paling luas disana

"Semesta itu siapa kak? Maaf ikut campur", lelaki yang ber name tag candra itu tak sadar telah mendengarkan obrolan kedua kakak kelasnya

"Ah, gapapa", ujar Mahendra acuh tak acuh

"Kalian pasti sayang sama dia ya? Semesta pasti orang yang paling beruntung! Aku iri, karena aku selalu di bully dan gak punya teman cuman gara gara aku konglomerat"

"Kalian pasti sayang sama dia ya? Semesta pasti orang yang paling beruntung! Aku iri, karena aku selalu di bully dan gak punya teman cuman gara gara aku konglomerat"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ia tersenyum manis, mirip seperti semesta. Mereka berdua merasa iba mendengar ceritanya

'kenapa tuhan suka nyakitin orang yang punya senyum indah kaya lo, semesta?', harsa sedikit menggesekkan posisi duduknya agar lebih dekat dengan Candra

"Mau denger tentang temen gw- maksudnya temen aku", harsa menggaruk pipinya yang tak gatal ketika melihat tatapan horor dari Mahendra

"Kalian mau ceritain tentang kak semesta?? Aku mau, mau! Kalo kalian izinkan aku mau ketemu sama dia! Dia pasti baik kan", ia bersemangat, entah meraka ada rasa nyaman ketika Mahendra melihat tingkahnya

evanescent - lee Haechan  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang