13

95 11 0
                                    

"ada keributan apa ini?!", jofan tersentak kaget ketika seorang dokter dan beberapa saptam memasuki ruangannya secara tiba tiba

"To...tolong", semesta tersenyum ketika melihat ada seseorang yang menolongnya. Sepertinya takdir memihak padanya kali ini

"TIDAK! LEPASKAN SAYA!!"

"Dia telah melakukan penyiksaan selama bertahun tahun, tolong bawa dia ke kantor polisi! Saya sudah cukup banyak bukti tentang kasus nya!", seorang lelaki ber jas hitam itu menggiring beberapa saptam untuk menahan jofan

Ia berusaha berontak namun karena kalah jumlah pada akhirnya lelaki itu berhasil di tangkap

-

"Eungh...", semesta membuka matanya ketika rasa ngilu itu kembali membuat tubuhnya terasa sakit

"Kau sudah bangun? Bocah tenggelam?", ia menatap bingung lelaki bersurai hitam merah yang tengah tersenyum ke arahnya

"Si...siapa kau?"

"Kau lupa? Sedih sekali rasanya...", ia memasang mimik wajah sedih, "aku, ini aku tio. Orang yang menyelamatkan mu waktu kau tenggelam, dasar!"

Bola matanya membulat sempurna, "TI-TIO?! KAK TIO?", haechan melongo karena terkejut dan tak menyangka jika tio menyelamatkan nyawanya dua kali

"Hahaha, kau masih sama saja", tio menoleh mencubit pipi semesta yang kini sudah sangat tirus, namun baginya ia tetaplah anak cengeng dengan pipi gembul

"Bagaimana kabarmu kak Tio?"

"Baik, kau tak perlu mencemaskan orang lain!", rasanya seperti reuni adik kakak yang sudah lama tak bertemu. Mereka menceritakan kisah kisah lucu dan perjalanan hidup masing masing

Bahkan tio juga menjelaskan tentang kasus ayahnya. Selama ini bundanya selalu bersabar dan mengumpulkan bukti bukti yang cukup untuk membuatnya hidup di penjara selamanya. Dan kini perjuangan itu berhasil dan membuahkan hasil yang memuaskan. Meskipun tidak bisa menunggu anaknya sukses

"Jadi....selama ini...cuman aku yang gak ngapa ngapain?", hatinya terasa di remukan ketika mendengar penjelasan tio, ia kecewa pada dirinya sendiri karena selalu mengeluh kepada bundanya

Tio tersenyum, ia mengetahui jika bebannya sudah banyak dari waktu kecil. Namun ia tak bisa membantu banyak selain itu, seandainya ia bisa memutar waktu pasti dari dulu ia akan mengajak mereka berdua tinggal bersama. Namun sayangnya ia baru pulang dari london untuk menyelesaikan pekerjaannya

"Maaf, maafin aku sa...andai aku datang lebih cepat pasti aku-" tio menatap kaget semesta ketika tangannya membungkam mulutnya

"Aku benci penyesalan...tolong ini bukan salah kak tio, aku percaya takdir tuhan itu baik", tio terdiam, sepertinya ini bukan lagi semesta yang dulu ia kenal. Dia jauh lebih dewasa, dia bahkan tumbuh dengan sangat baik dan menjadi orang berhati lembut

Ia meraih tangan semesta kemudian menggenggamnya lembut, "tunggu ya, aku mau beli bubur. Jangan kemana mana!", semesta tersenyum menatap kepergian lelaki itu

"Maaf, tapi aku harus pergi kak"

-

Mahendra dari tadi terus mondar mandir tak jelas, bahkan reyhan yang dari tadi memperhatikannya ikut risih

"Mahendra! Ngapain sih kamu?", mendengar namanya di panggil membuatnya kembali duduk, harsa dan Candra bertatap tatapan ketika melihat tingkah aneh Mahendra hari ini

"Lo kenapa si hen? Pengen bab lo?", ucapnya sambil mengigit kesar sendok yang terisi nasi

"Iya kak, kakak khawatir sama apa? Kak semesta ya?", Mahendra menggeleng berusaha menepis pikiran buruknya

evanescent - lee Haechan  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang