12. hilang tampa arah | vano

73 9 0
                                    

Gw gagal melindungi rumah gw dari badai, maaf - vano

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gw gagal melindungi rumah gw dari badai, maaf - vano


K

ini lelaki bertubuh kekar itu pulang ke rumahnya, ia tak menemukan eseorang yang tinggal di sana

Rumahnya selalu sepi, kosong melompong. Vano biasanya akan menghabiskan waktu nya di luar bersama ketiga temanya, namun kini ia tak mampu melakukan hal itu. Setelah mendapatkan penolakan maaf ia tak lagi mempunyai tujuan

Berharap pada kedua orang tuanya pun tak akan membuahkan hasil, mereka terlalu sibuk bekerja di bandingkan memperhatikan pertumbuhan anaknya. dari awal kelahirannya tidak di anggap karena mengganggu karir kedua orang tuanya, berpura pura baik di depan orang lain dan kembali bersikap bejad ketika tak ada mata yang memperhatikan

Ia merasa bersalah pada Semesta, bahkan untuk kembali mengangkat kepalanya pun tak bisa ia lakukan

"Maaf, maafin gw"

Keluyuran atau bahkan memesan hotel di laut tempat mereka nongkrong adalah rutinitas nya mulai saat itu

Ia selalu menghabiskan sore nya di laut hanya untuk sekedar melihat senja yang sangat indah jika di lihat disana. Mengingat kembali kenangan indah yang ia buang sia sia

Bahkan kini ia menguruk emosi yang selalu meruntuhkan segalanya. Kini lelaki itu tak bisa marah lagi, bahkan untuk hal besar sekalipun. Ia telah di luluhkan oleh kenyataan yang membuatnya membenci amarah

'lihat gw sa, gw bener bener gak pantes buat ngeliat kalian lagi. Gak akan ada kesempatan lagi kan buat gw? Maaf, gw terlalu malu buat ngomong itu langsung di depan lo'

Banyak notifikasi yang ia abaikan, ia tak peduli jika itu orang tuanya sekalipun. Vano terlalu bodoh, hanya semesta yang tau sifat buruknya ini

Terlalu mudah menyerah tampa tujuan yang jelas, biasanya vano selalu mendapatkan motivasi dari teman baiknya itu. Namun kini tak ada lagi orang yang membantu meringankan punggungnya yang berat

Bahkan kini ia tengah berada di balkon yang berada di lantai empat, ia menatap kosong pasir pasir yang sepertinya akan menjadi tempat peristirahatan yang bagus

Ia berusaha naik ke dinding pembatas, mata kosong itu menatap laut yang memantulkan bayangan langit yang di hiasi bintang bintang yang indah

"Kalo gw mati gw bakal jadi salah satu bintang di langit. Lo harus liat gw ya sa", angin malam menghempaskan tubuhnya sehingga kini tubuh itu justru jatuh ke lantai bukan pasir

Semesta seolah menolaknya untuk pergi sekarang. Vano berdecak kesal, ia seolah merasakan kehadiran temannya di sana

"Bahkan jiwa lo seolah datang dan larang gw, semesta?!"

Vano melirik ke sekitarnya yang tak ada siapapun disana. Ia mengecek kamarnya yang penuh dengan botol arah dan puntung rokok yang berserakan dimana mana

"Cukup, gw pengecut sa, gw tau", kini ia justru terlihat seperti orang tak waras yang sedang mengobrol sendiri

"JAWAB GW LO DIMANA"

bukan jawaban yang ia dapat, justru sebuah elusan lembut di punggungnya yang seolah olah memberikan suatu kehangatan. Entah mengapa kini ia merasa lebih tenang, beban pikiran itu pun hilang seketika seakan terhempas oleh angin

Ia terjatuh di kasur, rasa kantuknya yang tak pernah ia rasakan kini kembali datang seolah memaksa matanya untuk tertidur

"Maaf, maafin gw sa....maaf...gw pecundang", di sela sela kesadarannya yang mulai hilang ia dapat melihat sosok semesta yang tengah tersenyum di depannya

Ini kaya bonus chap gitu hehe 😁🤏🏼

evanescent - lee Haechan  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang