"Hilangnya korban Ramadhaniel sejak lima belas Agustus dua ribu dua puluh tiga sampai dua puluh lima Desember dua ribu dua puluh tiga. Selama empat puluh hari korban disentuh saat tidak menginginkan dan juga disuntik obat-obatan berdasarkan dengan bukti dari rumah sakit. Pasal 328 KUHP, yaitu : Barangsiapa melarikan yang melarikan seseorang dari tempat kediamannya atau tempat tinggalnya sementara, dengan maksud untuk membawa dia di bawah penguasaannya atau di bawah penguasaan orang lain dengan melawan hukum, atau untuk menyengsarakan orang itu, dipidana dengan paling berat 12 tahun penjara." Jaksa penuntut membacakan tuntutan untuk Diva yang duduk di kursi panas.
Hari ini Daniel menyaksikan untuk pertama kalinya perdebatan meja hijau yang beberapa bulan ini menyita perhatian Aisy. Sampai pada akhirnya dia lebih jarang melihat gadis cantik itu.
"Selain Ramadhaniel, korban selanjutnya adalah Aisy Paradista. Korban dianiaya setelah tertangkap, disiksa, tidak diberi makan atau minum dan mendapatkan ancaman pembunuhan. Hal ini dikuatkan dengan bukti visum dan juga kamera ngps yang dipakai oleh korban."
Di perdebatan panjang antara pihak korban dan pelaku ini publik mengetahui bahwa dengan sengaja Diva masuk ke Danielist dan membiayai sistem operasional mereka karena Diva butuh informasi pergerakan tim penyelamat. Sehingga, ia dapat mempersiapkan langkah selanjutnya. Seperti yang dilakukannya tentang nomor telepon yang sengaja dicantumkan ke info kontak hubung. Jika seseorang mencium celah keberadaan Daniel dia akan menambalnya, sehingga dia membuat seni tipuan mati di Ijen sebagai pengalihan isu.
Diva memilih Danielist karena itu adalah organisasi non-pemerintah, non-profit yang tidak akan pernah bisa disuap. Karena pada dasarnya itu adalah lingkup mini orang-orang yang tulus ke Daniel.
"Izin yang mulia. Saya Pengacara dari tersangka ingin memberikan pernyataan bahwa Queenza Diva Gistara pernah mendapatkan perawatan kesehatan mental. Menurut pasal 44 ayat 1, Barang siapa melakukan perbuatan yang tidak dapat dipertanggungkan kepadanya karena jiwanya cacat dalam pertumbuhan atau terganggu karena penyakit, tidak dipidana," elak lelaki berjas merah marun itu.
***
Danielist sangat kecewa saat pulang dari pengadilan terakhir. Bisa-bisanya Diva tidak dipenjara, justru para kriminal besar akan semakin mempercayai jasa Gistara. Yang paling tidak terima nampaknya Arma, dia pasti sudah bersiap-siap untuk membuat video yang dinanti-nantikan Penonton di jejaring sosial.
Daniel memang datang saat persidangan hari ini, tapi ia keluar saat pembacaan tuntutan. Melihat Diva saja kepalanya mendadak berat, padahal dia tidak punya ingatan sedikit pun tentang Diva. Semuanya tentang memori telah dicabut bersama peluru.
"Ini obatnya," ucap Aisy, Daniel menatap obat yang Aisy maksud. Memang obat, tapi sepertinya Daniel tidak butuh itu.
"Tungguin Aca masih beli makan," ujar Aisy lagi.
"Aisy, kamu nggak ngerayain ulang tahun kamu karena nyari aku, ya?" tanya Daniel. Aisy tersenyum, sejak dia bisa bahagia meski hanya meniup korek api Daniel di hari ulang tahun rasanya hari itu tidak penting. Hal yang paling penting adalah Daniel, meniup lilin rasanya tidak pernah seindah saat berada di pos pertama Rinjani.
"Kamu inget ulang tahunku?" tanya Aisy.
"Enggak, tapi aku tau kamu ulang tahun tanggal enam belas."
"Selain itu?" tanya Aisy.
"Selain itu aku sepertinya perlu membawa kamu benar-benar ke Gunung Ijen."
***
Setidaknya Rumah Sakit Jiwa tidak seburuk di penjara. Dia akan tinggal di sini sesuka hatinya, sampai dia berkelakuan baik dan akhirnya keluar. Keluar sekarang pun sudah tidak menyenangkan, akun-akunnya dinonaktifkan.
"Halo orang gila, ayo makan kue dulu." Seseorang datang dengan kresek putih berisi kue-kue. Di sela-sela karma kehancurannya ini masih ada seseorang yang seperti Rangga."Ah males ah."
"Kalau kamu berkelakuan baik kan bakal dilepasin. Terus kita bisa jalan-jalan!"
"Kamu mau nungguin aku keluar dari sini?" tanya Diva.
"Mau." Sialan Diva jadi tersenyum.
***
Seminggu setelah persidangan Aisy berkata bahwa mungkin dia tidak akan muncul untuk ulangan akhir semester. Daniel menunggunya, sampai ia dengar bahwa kampusnya telah libur. Namun, Aisy tidak kunjung muncul? Apa dia hilang lagi?
Ia melihat sebuah pasangan di balkon tetangga. Daniel duduk di balkon kamarnya, Rama dan Arma sudah bersatu meski sering berseteru. Mereka sudah menemukan akhir yang tidak terlalu buruk.
Daniel tersenyum melihat Arma yang tak sengaja membenturkan dahinya ke pintu saat bercanda. Danielist sudah tidak punya misi apa-apa, tetapi yang masih kerap datang adalah Aca.
Sekarang Aca datang lagi dengan setangkai mawar. Semenjak hari itu, Aca bertukar peran dengan Daniel. Gadis cantik itu duduk di kursi sebelah Daniel.
"Masih sering pusing?" tanya Aca. Ya bagaimana pun yang menancap di otak itu peluru panas, terkadang kepalanya sering sakit tiba-tiba tanpa penyebab. Namun, akhir-akhir ini kepalanya baik-baik saja. Daniel menggeleng sebagai jawaban.
"Kamu masih lupa sama aku?" tanya Aca.
"Saking seringnya kamu di sampingku, aku sempet mikir kamu saudaraku."
"Apa semua karena Aisy?" tanya Aca.
"Aku bahkan gak inget apa pun tentang Aisy." Daniel menatap pohon-pohon di taman bawah, dia tidak mengingat apa pun tetapi ia tetap sering memikirkan tentang Aisy.
***
Aisy memutuskan untuk mendaki gunung sendirian. Tidak ada yang bisa diandalkan di dunia ini, tidak ada satu pun orang yang akan menjadi pilar bagi kehidupan Aisy. Keadaan memutuskan bahwa Aisy harus mendaki gunung sendirian atau tidak sama sekali, karena daya tahan tubuh Daniel mungkin akan memakan waktu lama untuk kembali seperti sedia kali.
Ia terengah-engah, mendongak ke atas. Jalan menanjak itu masih memakan waktu yang lama, gadis itu tidak menyerah. Dia tidak punya Daniel yang akan menemaninya untuk berhenti di pos.
Setelah berjam-jam menanjak Ijen, akhirnya gunung itu ia taklukan. Pemandangannya membuat Aisy merasakan bahwa dirinya punya akhir yang indah. Aisy mendudukkan dirinya, menatap pemandangan itu lama lalu memutuskan untuk mengabadikan tempat cantik itu.
"Cantik banget sumpah. Kalau Daniel di sini...," Aisy lantas menggeleng kuat. Dia pasti sudah berpacaran dengan Aca yang setiap hari datang untuknya.
Aisy melihat kotak makan lucu yang tadi sebelum berangkat disisipkan oleh Arma. Aisy tersenyum gadis itu memang lucu, dengan perasaan yang gemas ingin meremas pipi Arma, Aisy membuka kotak tersebut. Isinya hanya surat bukannya makanan.
Dear Aisy...
Sebenarnya aku tidak cukup berani menuliskan surat seperti ini. Kamu tahu sendiri aku tidak segagah Daniel yang dulu, tapi dibanding mengatakannya aku lebih baik menulisnya.
Aku tidak mengingat apa pun. Memori dan perasaan lamaku hilang dan mungkin digantikan memori dan perasaan baru bersama kamu.
Sudah beberapa minggu ini kamu menghindari aku? Aku sering berpikir apakah Aisy meninggalkan aku karena aku sudah menyedihkan? Kemudian aku sadar bahwa gadis setulus Aisy tidak mungkin begitu. Atau mungkin karena Aca? Atau hal lain, kamu bisa cerita sebanyak apa pun yang kamu mau. Jangan hanya jelaskan teori-teori, Bodoh! Jelaskan tentang dirimu juga, perasaanmu, terhadapku!
Aku ingin tahu apakah hanya aku yang merasakan gugup dan bahagia saat manik kita saling bertemu? Apakah setidaknya Aisy sekali saja memikirkan bagaimana perasaanku bukan di mana keberadaanku?
Aku ingin tahu apakah kamu pernah menyukaiku?Saat turun dari Ijen nanti, aku ingin bertemu. Lalu berciuman!
DANIEL
KAMU SEDANG MEMBACA
Danielist [Akan Terbit]
Teen FictionKasus menghilangnya Daniel ditutup tanpa keadilan. Membuat Aisy, Arma, Aca dan Diva membuat sebuah kelompok detektif untuk menemukan di mana sebenarnya Daniel? Petunjuk-petunjuk Daniel tidak sedikit, tapi setelah ditemukan selalu mendapatkan hasil...