13. Bunga Kesekian

38 6 9
                                    

Hari ini Daniel sudah kembali ke kampus. Meski ingatannya terbatas dia cukup mudah bergaul dengan teman-teman lamanya buktinya dia sudah bisa tertawa lepas dengan candaan-candaan teman-temannya.
Aca senang melihat Daniel kembali ke tempat yang seharusnya. Belajar, bermain, atau bahkan hanya melihatnya mengepulkan asap di kantin. Sungguh kehidupan normal tanpa kegiatan gila Diva adalah hal yang melegakan.

"Pagi Acaaaa!" sapa Daniel sambil melambaikanp t nangannya, Aca tersenyum sambil sedikit mengangkat tangannya. Ia malu menghampiri Daniel karena banyak laki-laki di sana jadi sekarang dia memutuskan untuk masuk ke kelas saja.

Ada bunga di atas meja. Ada sepucuk surat juga di atas rangkaian bunga indah itu.

'Untuk Aca  yang selalu datang paling awal dari siapa pun'

Gadis cantik itu tersenyum sambil menghirup bunga mawar merah muda yang ditemani bunga babybreath. Dan yang paling mengesankan adalah ini bukan bunga yang pertama.

"Daniel? Kamu kembali?" Mood Aca meningkat begitu pesat hari ini.

***

"Kita hari ini harus nyari kain buat bahan baju kalian."

"Belum juga nikahan pakai maid dress segala, sih?" Itu Arma dan Aisy yang berjalan dari kelas. Hari ini mereka memang berada di kelas yang sama.
Percakapan cerewet antara Arma dan Aisy berhenti tiba-tiba saat berpapasan dengan Aca. Hubungan Aisy dan Aca sedikit canggung paska percakapan mereka soal Daniel di kantin rumah sakit.
"Aisy, Arma," sapa Aca. Kedua gadis itu kemudian tersenyum.

"Kayaknya Aca lebih jago deh milih kain," ucap Aisy.

"Ya lo ikut juga pokoknya kita girls day out hari ini!" Arma menarik tangan Aisy dan Arma keluar dari kampus. Padahal mereka masih punya beberapa mata kuliah lagi seharusnya.

***

"Daniel, Daniel! Masa gitu doang lo nyerah? Lo laki bukan?" tanya salah satu temannya yang hari ini punya kesempatan untuk meminum kopi dengan Daniel setelah kawannya yang loyal itu menghilang untuk beberapa saat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Daniel, Daniel! Masa gitu doang lo nyerah? Lo laki bukan?" tanya salah satu temannya yang hari ini punya kesempatan untuk meminum kopi dengan Daniel setelah kawannya yang loyal itu menghilang untuk beberapa saat.

"Ya lo mana pernah tau sih rasanya jadi cowok yang diculik sama cewek, diselametin juga sama cewek. Udah pasti gue bego banget sampai gak bisa lindungin Aisy."

"Yah gue kasih tau ya anjeng. Kronologinya yang viral-viral di tiktok, ah lo ini punya hape nggak sih, Cok?"

Daniel diculik oleh beberapa orang dewasa dengan badan yang berkali-kali lipat dengannya meskipun gagasan penculikan itu dilakukan oleh seorang perempuan berusia kurang dari dua puluh tahun. Namun faktanya dia membawa para pria dengan persiapan yang matang untuk membekuk Daniel. Luka tembak yang membekas di atas tengkuknya itu pun dilakukan Daniel untuk memblokir peluru dari Aisy, bahkan di titik terakhir itu Daniel telah melindungi Aisy. Singkatnya ceritanya begitu.

Temannya itu memutar kembali video kesaksian Aisy di pengadilan yang sempat sangat diikuti oleh warga net. Gadis dengan kemeja putih itu entah kenapa tetap terlihat berkarisma meskipun duduk di pengadilan bagi Daniel.

"Saya berterima kasih sekaligus meminta maaf kepada Daniel. Yang telah melindungi saya, karena kejadian itu tidak mungkin akan saya lupakan seumur hidup. Saudara Diva telah berancang-ancang untuk membunuh saya tetapi Daniel mengorbankan dirinya sendiri untuk menunda kematian saya.

Membiarkan tubuhnya dipeluk meski dia tidak ingin. Kemudian menipu Diva di kamar mandi, kemudian dia berkelahi dengan satu orang berbadan besar yang hendak mengeksekusi saya. Setelah itu kita dikejar oleh banyak orang dan terperosok di ruang buntu dan Diva mengarahkan pistol ke arah saya, tapi Daniel merelakan kepalanya." Di video kesaksian itu sosok kuat yang dikenal Daniel itu menangis.

"Ah sayangku jangan nangis," ujar Daniel. Beberapa remaja itu kompak memukul paha Daniel, kalau lupa kepala Daniel telah mengalami hal yang berat mungkin sudah dianiaya anak-anak teknik ini.

"Sayangku, sayangku. Diperjuangin nggak!"

"Dia nemuin lo aja sampai babak belur gitu. Lo lebih effort lah seharusnya."

"Pokoknya seharusnya setelah jadian kita roasting lo, gada anjir sejarahnya cowok nyemangatin cowok yang insecure! Ini terakhir kali pokoknya."

***

Setelah sugesti dari temannya Daniel semakin gencar untuk mendekati Aisy kembali dan mempertanyakan soal ciuman yang dia minta ketika Aisy sudah turun dari Ijen.

Sore ini modus Daniel adalah ingin diantarkan pulang ke rumah karena kelasnya tiba-tiba libur dan Arma tidak ada di kampus dan dia lupa bawa dompet dengan saldo rekening yang kosong. Padahal seluruhnya seratus persen bohong.

"Kamu emang nggak pernah suka aku ya, Aisy?" tanya Daniel, perempuan yang dia suka itu sedang fokus menyetir sampai tidak menjawab pertanyaan Daniel, atau memang dia tidak ingin menggubris Daniel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu emang nggak pernah suka aku ya, Aisy?" tanya Daniel, perempuan yang dia suka itu sedang fokus menyetir sampai tidak menjawab pertanyaan Daniel, atau memang dia tidak ingin menggubris Daniel.

"Kamu kenapa berubah, sih, Ais?" tanya Daniel.

Aisy memutuskan untuk meminggirkan mobilnya lalu menatap Daniel tajam.

"Seingatmu aku seperti apa, Niel? Sampai kamu bilang aku berubah? I was never nice!"

"Aku masih inget kok kamu pas di rumah sakit."

"Kamu yang berubah, Niel. Sebelumnya kamu gak pernah ngasih harapan sama siapa pun dan cuma mau pacaran sama orang yang kamu cinta!"

"Loh, berarti aku nggak berubah dong, Ais? Aku masih sama, aku gak akan pacaran sama orang lain selain kamu," tutur Daniel serius.

"Terus kenapa kamu sering kirim bunga ke Acaa?!"

Bunga?
Memangnya di dunia ini yang bisa kirim bunga hanya Daniel?

"Bukan aku, Ais."

"Setiap hari Aca bahagia karena merasa punya harapan buat kamu! Dan kamu sering minta aku pacaran sama kamu sementara temenku juga berharap sama kamu, Niel!"

"Everyone can sent her flowers because she deserve it. But you are the one and only person who deserve this!" Daniel mengecup pipi Aisy lalu emosi Aisy mendadak menghilang dan ia pun tak punya satu kata pun untuk diungkapkan.
***

Danielist [Akan Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang