14. Edge of Story

33 7 9
                                    

@rdaniell_

Maha ratu kanjeng Aisyah deserve untuk dilayani 🥰 @aisyparadistaa_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maha ratu kanjeng Aisyah deserve untuk dilayani 🥰 @aisyparadistaa_

Maha ratu kanjeng Aisyah deserve untuk dilayani 🥰 @aisyparadistaa_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih kere untuk membelikanmu upeti Queen, digambar dulu ya? 🥰

Meski pun katamu kita bertemu di pos Rinjani sambil nemenin kamu yang capek dan ngerayain ulang tahun kamu pake korek api enggak bisa aku inget sama sekali, tapi aku bisa bayangin kok 🥺 uwu sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meski pun katamu kita bertemu di pos Rinjani sambil nemenin kamu yang capek dan ngerayain ulang tahun kamu pake korek api enggak bisa aku inget sama sekali, tapi aku bisa bayangin kok 🥺 uwu sekali.

Banyak yang bilang masa lalu kita seuwu itu tapi aku gak inget. Masa bodo, ayo bikin kenangan-kenangan baru yang lebih uwu terus nanti aku janji gak akan lupain itu lagi ya Aisy yaaaa??

Love you seuniverse.

@ramanugroho_ bocah alay

@rahmaaa123._ ini beneran Daniel yang cuek itu ya?

@maharanies Sejak kejadian itu Daniel jadi lain anjir 😭😭😭

***

Ada air mata yang berguguran melihat postingan yang sedang ditertawakan banyak orang saking menggemaskannya tingkah Daniel ketika mencintai seseorang. Setiap orang yang dicintai Daniel akan merasa beruntung karena dicintai sedemikian indahnya, Aca pun pernah merasakannya meski sekarang hampir lupa rasanya.

Lalu arti bunga-bunga yang menggunung di sudut kamarnya itu apa? Apa bukan Daniel pengirimnya? Padahal Aca selalu semangat berangkat pagi untuk menjemput mawar di atas meja. Menyebalkan, bahkan dia memacari temannya sendiri. Ia hampir mengacaukan hubungannya dengan Aisy lagi.

Suara yang paling ia kenali membuat Aca buru-buru menghapus air matanya. Suara panggilan dari luar rumah itu membuat gadis cantik itu terusik dan akhirnya membuka pintu depan.

"Permisi! Paket!" ucap seorang pria Jawa dengan baju merah. Kurir yang hampir terkesan seperti teman sendiri. Aca rasa dia memesan cat kuku online baru tadi pagi, ternyata kurir itu membawa bunga.

"Dari siapa, Mas? Saya nggak pesan bunga."

Tanpa pesan bunga dan selalu berdatangan seperti Aca harus mendapatkannya. Percuma saja, bukan Daniel pengirimnya.

***

Daniel sedang senyum-senyum sendiri sambil mengamankan tas selempang yang disampirkan di pundak kanannya. Ia akan menjaga tas ini dengan baik, selagi pacar barunya itu sedang buang air kecil di kamar mandi.

Sambil menunggu sang maharatu keluar dari bilik toilet Daniel sudah rindu, jadi ada gambaran wajah Aisy di langit. Astaga cantiknya! Daniel ingin menyusul masuk.

"Ngapain lo di depan toilet cewek senyum-senyum? Mau mesum lo, ya? Gue aduin Aisy!" ancam Arma yang baru saja datang sambil menunjuk wajah Daniel.

Daniel menurunkan jari mungil itu segera. "Lo gak tahu gue lagi diberi kepercayaan untuk jagain tas berharga ini? Artinya apa?" Arma melihat tas yang dimaksud, ia bisa mengenali produk Zara yang dibeli temannya itu saat banting harga di live tiktok karena sudah jadi barang preloved.

"Daniel lo alay banget, sih? Belum pernah pacaran sebelumnya?" tanya Arma.

"Lo yang gak pernah pacaran tiba-tiba mau kawin, ya, alay!" Sejak kepalanya berlubang memang Daniel ini tidak ada sifat cool-coolnya.

Aisy keluar dari kamar mandi lalu memgambil tasnya kembali dari Daniel.
"Lo apain, sih si Daniel, Ais?" tanya Arma.

***

Ramai orang berdesakan di gedung FKIP. Riuh terdengar saling bersahutan dari mulut-mulut para mahasiswa dan bahkan dosen yang ikut andil berteriak dari bawah. Semua orang satu tujuan, niatnya adalah menyuruh seorang gadis mengurungkan niatnya untuk melompat.

Arma begitu lantang menyerukan kata 'jangan' karena yang berdiri di atas gedung lima lantai adalah Aca. Aisy menatap Aca, mungkin sorot mata mereka tak cukup untuk berkomunikasi terhalang jarak yang amat tinggi.

"ACA! TURUN CA!" Arma merebut pengeras suara dari staf kampus. Pria dewasa itu ingin protes tapi sepertinya tidak ada waktu untuk hal sekekanakan itu

"I wish I were you, Aisy," lirih Aca sambil menutup mata dan melangkahkan kaki kanannya ke depan, menyentuh udara hampa dan semakin membuat keadaan orang-orang di bawah berteriak histeris. Aca yakin jatuh akan sakit, tapi sepertinya seharusnya sakitnya tidak sesederhana ini.

Aca membuka mata, yang ia lihat masih langit biru dengan ornamen awan putih yang seperti permen kapas. Dia ini masih hidup atau masuk surga.
"You still alive!" Seakan tahu apa yang ditanyakan, Aca menengok ke samping. Dia jatuh ke belakang di bahu seorang pria yang menariknya ke belakang. Pemuda di sampingnya tampak terendah sembari membiarkan panasnya matahari menyengat keduanya.

Di saat semua orang kalang kabut bukan main di bawah. Daniel berlari kencang ke atas, berlari menaiki lima lantai yang hampir membuat napasnya terputus. Sebenarnya sekali dua kali dia mempertimbangkan perasaan Aisy, tapi sepertinya jika pertimbangannya adalah nyawa maka perasaan Aisy bisa dikesampingkan dulu.

"Kenapa?" tanya Daniel.

"Karena kamu nggak suka aku lagi, aku jadi tanya kenapa aku? Apa aku kalah cantik? Kalah pinter? Siapa, sih yang gak insecure lihat pacar kamu?"

Mereka masih berbaring di atas rooftop seakan kebal dengan sengatan matahari. Daniel menghela napasnya.
"Yah, dari yang kamu ceritakan seharusnya kamu tahu kalau cinta itu ada masanya ketika tidak terbalaskan, dan kamu pun akan berhenti mencintai aku suatu saat nanti."

Arma dan Aisy berhasil menyusul mereka saat ini. Hati Aisy tentu tidak merasakan hal baik ketika Aca berbaring di atas lengan pacarnya, tapi dia tidak mengesampingkan rasa syukurnya bahwa Aca baik-baik saja.
Arma berlari ke arah Aca, membangunkannya dan memeluknya penuh kekhawatiran.

Daniel juga berdiri menghampiri Aisy "Aisyah," panggil Daniel tapi Aisy justru datang ke Aca untuk memberikannya minum.
"Aisy, kamu ngerti, 'kan?" tanya Daniel.

"Ngerti."

"Kamu marah?" tanya Daniel, Aisy berdiri dan menatap Daniel lurus.

"Aku berterima kasih kamu selametin Aca. Tapi satu hal yang harus aku cerna sekarang adalah aku gak bisa bahagia sama kamu ketika temenku terluka. Aku gak mau egois, Niel. Aku mau kita putus sampai di antara kita bisa mengikhlaskan. Entah aku atau Aca. Atau bahkan kamu yang harus rela."

Tidak, seharusnya ini tidak benar. Daniel tidak bisa menerima alasan tidak masuk akal ini. Keputusan Aisy adalah keputusan paling keras kepala yang pernah Daniel jumpai.

***

AUTHOR POV

WKWKWKWK DANIEL ASLINYA CUEK BET LOH KAPAN LAGI LO NGEMIS-NGEMIS CINTA AISYAH NIEL? 😝😝😝😝😝


Danielist [Akan Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang