Kasus menghilangnya Daniel ditutup tanpa keadilan. Membuat Aisy, Arma, Aca dan Diva membuat sebuah kelompok detektif untuk menemukan di mana sebenarnya Daniel?
Petunjuk-petunjuk Daniel tidak sedikit, tapi setelah ditemukan selalu mendapatkan hasil...
Daniel mengetuk-ngetuk meja kaca yang terletak di balkon rumahnya dengan gelisah. Ponselnya dicek berkali-kali, tapi tak kunjung berbunyi. Sementara dua orang yang 'pamitnya' ke orang tua ingin menjenguk Daniel malah bermesraan di depan mata Daniel. Pemuda dua puluh tahun itu kesal lantas melempar tutup gelas yang berisi seduhan cappucino sachet itu ke arah Rama, yang dilempari hanya tertawa karena tahu bahwa Daniel pasti tidak suka melihat orang lain bermesraan kala hatinya bimbang untuk sekadar mendapatkan balasan pesan.
"Udah, sih, Niel! Wajar banget anying Aisy gak suka sama lo bego!" ujar Rama sambil tertawa.
"Yang gak wajar kenapa Arma mau sama lo anying?"
"Ya maaf aja nih, ya? Saya berseragam, kerja bawa pistol, nah Anda? Kena pistol." Rama tertawa terbahak-bahak, Arma memukulnya kesal.
"Najis gue!" Arma paling gampang emosi kalau Rama membual soal pekerjaannya lagi. Namun, karena strategi orang konyol itu Danielist menemukan jalan. Arma selalu kagum dengan bagaimana cara Aisy berpikir, saat bertemu dengan Rama rupanya Rama juga berpikir cerdas. Mungkin Rama jauh lebih cerdas karena bermain aman dan tidak mengorbankan diri, yang paling penting Rama lebih lucu dan dapat dibercandai.
"Emangnya dia gak enak sama Aca, ya?" tanya Daniel pada Arma.
"Aisy bilang dia dapetin semua yang dia mau, sih karena tekatnya kuat," jawab Arma.
"Kesimpulannya, Aisy gak menginginkan lo, Niel." Kalimat Rama ini bagian dari bercanda, tapi Daniel kepikiran.
***
Arma harus pulang terlebih dahulu mengingat hari sudah larut. Sementara dua laki-laki yang hampir sebaya itu masih duduk di balkon kamar Daniel. Dua-duanya masih memikirkan hal abstrak yang berpusat di hamparan bintang di langit malam. Dulu, kalau mereka sedang dalam pikiran keraguan mereka akan menenggak alkohol bersama. Karena sekarang Rama menjaga tubuhnya karena menjadi polisi dan juga Daniel yang tidak sehat seperti dulu lagi, mereka meminum kopi. Membuat mereka akan terjaga dan berpikir lebih lama lagi.
"Menurut lo, kalau gue lamar Arma gimana, Niel?" tanya Rama, daripada hanya suara Spotify yang sayup-sayup melingkup sunyi dengan lagu-lagu tenang yang sedang populer Minggu ini.
"Arma lucu, gemes, gue gak tahu karakter lain dia meski nyokap gue bilang kita temen banget. Gue lupa, tapi prediksi gue lo bakal bahagia dan mood terus kalau lo nikah sama dia." Rama tersenyum mendengar Daniel, tidak menyangka Daniel akan memberikan tanggapan sepositif ini.
"Lo juga baik dan pasti bisa jagain dia sepanjang masa." Daniel kesulitan meneguk ludahnya sendiri setelah mengutarakan pendapat itu tanpa sengaja. 'Menjaga' adalah sebuah kalimat sederhana yang tidak bisa Aisy temukan pada dirinya. Pantas saja kalau Aisy tidak berminat mencintainya.
"Makasih, ya, Niel. Gue doain lo jodoh sama Aisy."
****
Seorang Rama Nugroho untuk pertama kalinya dalam hidup ini gugup, tes angkatan Polisi pun hanya dianggap misi game selama ini. Sekarang berulang kali dia menghela napas panjang dan dalam, dengan sebuah cincin yang terbungkus apik dalam terarium merah di tangannya.
"Ayo, Ram." Yang membuat hatinya berdebar akhirnya keluar dari rumah. Rutinitas setiap pagi Rama adalah menunggu gadis itu untuk berangkat bersama jika jadwal mereka sama, tapi Arma melihat ada yang aneh dengan Rama. "Kenapa, Ram?" tanya Arma.
"Sebelum aku berangkat aku mau ngomong sama kamu, Sayang." Arma menunggu Rama yang tiba-tiba jadi gagu itu untuk menyelesaikan kalimatnya. Namun, siapa sangka pria berseragam polisi itu akan berlutut. Biasanya dia akan menodongkan pistol ke orang lain, tapi hari ini dia berlutut dan mempersembahkan cincin untuk Arma.
"Apa, sih, Ram? Nggak lucu." Karena bagi Arma, cincin adalah hal paling sakral yang akan diberikan laki-laki untuk perempuan.
"Nggak lagi bercanda, Arma." Rama serius, dari sorot matanya pun terlihat dalam.
***
armahyraaa_
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dear dunia yang serba bercanda ini. Tidak tahu kenapa, tiba-tiba orang polos ini bisa ditaksir sama oknum halo dek. Di balik sosok begajulannya itu, ada banyak hal yang buat aku jatuh cinta sama dia. Aku gak bisa spill apa itu ya? Aku gak mau dia dalam bahaya atau diculik orang nantinya 🤗
Pacaran tidak lama, aku gak tahu kenapa tiba-tiba dia lamar aku pagi ini. Ini buru-buru nggak, sih? Aku aja masih sembilan belas tahun. Orang tuaku bilang, GAK BOLEH! Gak boleh punya kids soalnya aku juga masih kids. Kalau tunangan boleh, semua aku rayakan jadi @accaciaa44_@aisy.paradista_ silakan menjadi engaged maid ya?
KOMENTAR
@rdaniell_ Selamat ya @ramanugroho_@armahyraaa_
@ramanugroho_minimal dibikinin puisi yang serius dong yang @armahyraaa_
@accaciaa44_ ♥️♥️ happy engagement
@otat_kuat 💔
****
"Yang lagi rame di sosmed apa, Ga?" tanya Diva di brangkar rumah sakit jiwa sembari memakan buah.
"Ini, Arma tunangan sama polisi. Danielist jadi pager ayu gitu, deh." Rangga sedang menarik ulur beranda sosial media di ponselnya.
Diva nampaknya sedih, dia juga seharusnya ada di sana untuk menikmati momen bahagia bersama. Namun, sudah dipastikan Arma tidak menginginkannya bahkan ia yang merasa paling tersakiti di Danielist.
"Div, setelah semua orang lupa sama kasus ini. Hidup lo bakal normal lagi, lo bisa dateng ke pertunangan orang lain. Atau lo mau jadi yang tunangan sekalian?" tanya Rangga dengan ini gadis itu tidak jadi sedih.
"Tunangan sama siapa coba?"
"Sama aku lah, pasti kamu mau nanya, 'kan aku mau atau enggak? MAU!" Kadang Diva berpikir, memangnya hal baik apa yang pernah dia lakukan sampai diberikan orang yang sedemikan tulusnya? Baguslah, obsesinya terhadap Daniel telah usai.
***BELUM SELESAI***
GUYS! Menurut kalian ini prik ngga? Tiba-tiba karakter-karakter cowok datang di akhir cerita buat jadi pasangan Danielist. Yang awalnya main detektifan dikit sekarang malah full cinta-cintaan 😭
Cerita ini full request banget guys 😌 "Jangan ada ubi"
"Harus punya pasangan semua"
"Harus Happy ending"
"Harus tripple up!"
Jujur sebelumnya aku gak akan pernah peduli requestan happy ending karena styleku memang sad. Ora sad paru-paru ora smile.
Tapi I did! Aku bukan penulis yang akan ditinggalin pembacanya karena pembaca trauma sad 😝 sekarang bisa sad bisa happy ya meski ga perfect.