18. Wedding

46 5 14
                                    

Jatuh hati padamu
adalah ketidaksengajaan yang jauh
lebih indah dari ribuan hal yang
pernah kurencanakan

-Enigma-

Siang ini bertepatan hari Minggu semua murid MIPA lima yang pernah diajar oleh Bu Elen mendatangi rumahnya yang kini tengah dipenuhi lautan manusia, hari ini guru tersebut tengah meresmikan acara pernikahannya.

Shafda juga hadir di sana dan di sampingnya, sudah ada Raiden serta anak kelas lainnya, tengah menyaksikan seberapa sakralnya janji suci yang diucapkan suami Bu Elen.

Karena Raiden pernah mendeklarasikan bahwa dirinya pernah tertarik pada guru cantik itu, tak sedikit yang meledek cowok itu.

"Aduh, kasian amat lo, Rai. Ditinggal nikah," sindir Alifah, menampilkan ekspresi mengejeknya.

"Waduhh, cintaku kandas di masa terakhir SMA," imbuh Farel, menimbulkan gelak tawa dari sekitar.

"Nanti kalo ada orang stres di jalan abis ini, ya itu Rai," ujar Alifah, menambah gelak tawa dari sekitar.

Raiden berdecak kesal. "Berisik banget lo semua, nanti juga gue bakalan nikah."

"Eitss! Tapi lo gak usah khawatir, kan cewek gak cuma Bu Elen doang, di sebelah lo juga cewek," ujar Steven sembari menaik-turunkan alisnya.

Mengerti arah pembicaraan mereka kemana baik Raiden maupun Shafda hanya bisa diam, membiarkan mereka berimajinasi sendiri mengenai hubungan keduanya. Toh yang punya hak penuh hubungan mereka mau dibawa kemana ya hanya Raiden dan Shafda.

"Gak usah didengerin," bisik Raiden pada Shafda.

Shafda berdecak. "Gue juga punya telinga kali, Rai."

Raiden melipat kedua tangannya di depan dada. "Ya udah, gue gak janji bakal nikah sama lo."

"Ya udah, gue juga nggak berharap nikah sama lo," balas Shafda, dengan ekspresi cueknya.

Mendengar itu Raiden langsung mengalihkan atensinya pada gadis berkacamata dengan dress selutut warna biru muda, sangat pas dengan postur tubuhnya yang ramping.

"Emang lo berharap nikah sama siapa? Mantan lo?" tanya Raiden, nadanya terdengar sarkas.

Shafda mengerutkan keningnya. "Kenapa tiba-tiba bawa mantan?"

"Siapa tau aja lo mau nikah sama mantan lo," ujar Raiden, berusaha cuek tapi juga penasaran dengan jawaban Shafda.

"Ya kalo gue jodohnya sama dia ya udah."

"Jadi beneran?" tanya Raiden, terlihat begitu penasaran.

Kedua mata Shafda menyipit, menatap Raiden penuh selidik. "Kenapa gue ngerasa lo kepo banget ya? Ya kalau emang gue jodohnya sama dia ya nikah sama dia gapapa."

"Kalau jodohnya sama gue?"

Pertanyaan Raiden membuat Shafda terdiam cukup lama, berusaha memikirkan segala kemungkinan yang ada. Sampai akhirnya gadis itu membuka suara.

"Ya udah, gue bakal terima aja. 'Kan udah jodoh juga, buat apa ditolak? Tapi sih gue harap enggak berjodoh sama lo ya."

Raiden mengerutkan keningnya. "Kenapa?"

"Gue nggak mau diselingkuhin sama anime-anime lo itu, nikah aja sana sama cewek cosplay lo itu, ikhlas gue mah," ungkap Shafda, menyebutkan kalimat yang begitu jujur pada Raiden.

Seketika tawa Raiden terdengar, mengacak gemas rambut Shafda hingga gadis itu berdecak kesal.

"Yakin ikhlas?" tanya Raiden sambil menaik-turunkan alisnya.

ENIGMA 2 : Masa Sebelum KelulusanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang