Mari menjadi asing,
tapi kali ini lakukan dengan
sungguh-sungguh.-Enigma-
Seorang cowok menidurkan dirinya di atas kasur empuk miliknya, meraih ponsel yang berada di atas meja dan kemudian memainkannya.
Cowok itu, Raiden, tiba-tiba teringat dengan ucapan Bri tempo lalu.
"Emang kenapa sih lo gak suka Shafda balik? Dia kurang apa? Bahkan lo dibuatin novel loh sama dia. Gue bahkan yang udah lama banget bareng sama dia belum pernah tuh dibikinin novel," ungkap Bri, merasa iri.
Kening Raiden berkerut. "Novel?"
Bri mengangguk. "Lo gak tau? Sayang banget, padahal novelnya laku loh di kalangan remaja."
Bri melirik ekspresi wajah Raiden dari ujung matanya, ia geleng-geleng kepala sambil berdecak lirih. "Kayaknya lo beneran gak tau sih."
Apakah benar Shafda memang se-effort itu untuk membuatkannya novel? Iya, Raiden memang tahu Shafda suka menulis, tapi untuk menjadikan ia tokoh dalam novelnya? Apakah benar?
Merasa penasaran, Raiden mengotak-atik aplikasi belanja online, berusaha mencari novel buatan Shafda yang dikatakan Bri.
Setelah satu setengah jam mencari, Raiden akhirnya menemukan sebuah buku novel berjudul 'Enigma' dengan sampul warna biru.
Ternyata Bri tak berbohong, Shafda memang benar-benar membuatkannya buku novel. Mengapa Raiden tak tahu hal ini?
Raiden jadi semakin penasaran, apa yang gadis itu tulis di sana? Apakah hanya sebuah karangan semata atau memang ada unsur nyata?
Entahlah, Raiden akan mengetahuinya saat sudah membacanya nanti.
***
Bulan demi Bulan telah berlalu, tak terasa hari kelulusan telah tiba. Raiden melihat sekeliling ruangan yang dipenuhi ratusan manusia, tetapi sedari tadi orang yang dia cari belum juga ketemu.
Hari ini semua tampak tampan dan cantik dengan balutan jas hitam dan kebaya yang melekat di badannya. Raiden menyapa teman sekelasnya yang saat ini tengah berkumpul.
Di sanalah Raiden dapat melihat Shafda dengan pakaian kebaya berwarna biru muda yang begitu pas dengan porsi tubuhnya, oh tak lupa juga dengan rambut yang tergelung indah dengan beberapa pernak-pernik sederhana yang berada di atas kepala gadis itu, membuat gadis itu terkesan cantik.
Shafda langsung melihat ke arah lain ketika ketahuan tengah menatap Raiden, lucu sekali. Hingga suara dari podium berhasil menyita perhatian semua orang. Ruang aula yang tadinya berisik kini hening seketika, mendengarkan sambutan-sambutan dari pak kepala sekolah.
"Shafda."
Ditengah-tengah acara, Raiden memanggil namanya. Hingga secara tiba-tiba, Raiden menarik tangan Shafda, membawanya pergi dari kerumunan.
Tentu saja gadis itu terkejut, apalagi orang menariknya adalah Raiden. Shafda terus menatap sisi tangannya yang ditarik Raiden. Jika diingat-ingat, ini adalah kali pertama keduanya berkontak fisik.
Shafda terus mengikuti langkah cepat Raiden, gadis itu terus merasakan degupan jantungnya yang terbilang cukup kencang.
Ah, sial!Ketika sudah sampai di kelas, Raiden melepas tangan Shafda. Cowok itu melirik sekitar, suasananya cukup sepi karena semua orang sedang sibuk berada di aula. Sementara Shafda masih anteng menatap wajah tampan Raiden, disaat sadar barulah Shafda melepas tatapannya dengan rasa malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA 2 : Masa Sebelum Kelulusan
Teen Fiction-Perlakuanmu masih menjadi misteri bagiku- Tentang Shafda, Raiden dan Exposive. Shafda bukan gadis yang Raiden mau. Sebuah Fakta yang terus terngiang-ngiang di pikirannya. Shafda tahu kenyataan itu, tapi mengapa hati ini tetap menetapkan bahwa Rai...