Kita gak punya hubungan apa-apa,
but ... she's mine.-Enigma-
Seorang cewek berdiri di depan papan tulis—menuliskan anggota kelompok yang akan dibagi Bu Eli, guru prakarya. Siapa lagi jika bukan si sekretaris cantik—Nindy Maharani.
"Kelompok empat Alterio Reiki, Nazalia Jeslyn, Raiden Ibrahim, Steven Ardiansyah, sama Shafda Zumaira," ujar Bu Eli, sementara Nindy menulis nama-nama tersebut di papan tulis.
Naza melirik Steven, Raiden, dan terakhir Shafda. Kebetulan yang sangat bagus, kini keempatnya bisa menyusun rencana agar bisa mengungkapkan siapa Alterio sebenarnya.
"Baik, yang sudah dapat kelompok silahkan diskusi tentang pengolahan makanan fungsional, jadi kalian akan membuat makanan dan minuman seperti tauco, tempe, yoghurt, minuman cincau dan sebagainya. Nanti ibu yang akan atur kalian mau buat apa, sekarang ayo mengelompok dulu," jelas Bu Eli.
Kelimanya memutuskan untuk duduk di tempat Shafda, dengan Naza duduk di depan Shafda, Steven di sebelah Naza, Raiden di sebelah Shafda, sementara Alterio menggaet kursi kosong di sekitar sana.
Setelah Alterio duduk, ia melirik keempat anggota kelompoknya. "Gue baru sadar, ternyata gue cuma jadi nyamuk di sini. Aelah."
"Emang lo mau satu kelompok sama siapa? Alifah?" celetuk Naza.
"Gak juga," balas Alterio, kemudian beralih pada gadis di samping Raiden. "Kan udah ada Shafda."
"Ngapain liat-liat? Mau gue colok mata lo," ujar Raiden dengan nada marah.
"Loh, santai. Katanya gak suka, kok ngamok?" papar Steven sambil menaik-turunkan alisnya.
Raiden tak menanggapi ucapan Steven, lalu berbisik pada Shafda. "Jangan mau sama Alter, kriminal."
Shafda tentu saja terkekeh geli, ternyata Raiden bisa jealous juga padanya. Steven yang melihat itu hanya bisa geleng-geleng kepala. "Anjing, gue dicuekin. Kurang ajar ni bocah."
"Biarin, lo juga suka gitu sama Naza," ujar Raiden dengan muka tengilnya.
"Oh, jadi lo mau bales dendam ceritanya?"
"Udah, udah. Mendingan kita diskusi aja apa bahan-bahannya dan di mana kita buatnya?" ujar Naza, menengahi.
"Alter," cetus Raiden, lalu melirik Alterio. "Di rumah lo."
"Hah? Rumah gue-"
Belum sempat Alterio berucap, tiba-tiba Steven menyela, "Setuju!"
"Oke, fix, di rumah Alter," putus Naza.
"Jangan di rumah gue lah," keluh Alterio.
"Udah, Ter. Kita gak bakal abisin makanan di rumah lo kok, aman," ucap Steven, berusaha meyakinkan.
"Mukanya nggak meyakinkan."
***
Setelah membujuk Alterio ribuan kali, akhirnya cowok itu mau juga mengorbankan rumahnya untuk dijadikan tempat kerja kelompok. Alterio mau dengan syarat dapurnya tidak boleh kotor, dan mereka menyanggupi itu.
Semuanya kini sudah berkumpul di rumah Alterio ketika semua bahan sudah dibeli. Langsung saja mereka membuat makanan yang ditugaskan untuk mereka yaitu tauco.
Steven dan Raiden ditugaskan untuk merekam dalam bentuk video, sementara Naza, Shafda dan Alterio ditugaskan untuk mengolah bahan-bahannya.
Alterio menghela napas panjang, kenapa ia merasa dia selalu menjadi tumbal mereka?
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA 2 : Masa Sebelum Kelulusan
Novela Juvenil-Perlakuanmu masih menjadi misteri bagiku- Tentang Shafda, Raiden dan Exposive. Shafda bukan gadis yang Raiden mau. Sebuah Fakta yang terus terngiang-ngiang di pikirannya. Shafda tahu kenyataan itu, tapi mengapa hati ini tetap menetapkan bahwa Rai...