Kalau enggak mau masuk,
jangan di pintu.
Kamu ngehalangin orang lain
buat masuk.-Enigma-
Seorang cowok menyadarkan bahunya di pintu kelas, mengamati interaksi dua sejoli yang kelihatannya tengah membahas sesuatu di pojok belakang.
Alterio Reiki, sedari tadi cowok itu terus mengamati Shafda dan Raiden dari pintu kelas, ingin tahu apa yang sedang keduanya bicarakan sampai Shafda kelihatan mendengarkan Raiden dengan serius.
Tak jauh berbeda dengan Shafda, Raiden pun kelihatan berbicara dengan serius.
"Ngapain sih lo di pintu? Ngehalangin jalan aja," ujar Alifah yang datang membawa jajan dari kantin. "Mending langsung masuk aja."
Alterio mengangguk, berjalan sambil satu tangannya menyomot jajanan milik Alifah. Merasa makanannya dicuri, cewek itu melotot kesal, berlari mengejar si sang pencuri.
"Woi! Itu jajan gue!"
"Jwajan dwoang, awelah, pwelit amwat," ujar Alterio sambil mengunyah makanannya curiannya.
Alifah hanya bisa menghela napas kesal, bisa saja cewek itu memukul Alterio tanpa ampun. Tapi untuk sekarang tidak dulu, Alifah sedang tidak mood bertengkar dengan cowok aneh macam Alterio.
Alterio geleng-geleng kepala sambil menatap Shafda dan Raiden. "Yang satu gak peka, yang satu gengsian, indahnya saling suka tapi bloon semua."
Mendengarnya Alifah terkekeh. "Emang sih, kalau gaada istilah 'gengsi' di dunia ini, pasti akan jauh lebih baik."
"Menurut lo, gue bisa dapetin Shafda gak?" tanya Alterio, spontan.
Dengan cepat Alifah membalas, "Enggak."
"Kenapa lo yakin banget?"
"Ya mana mau sih Shafda sama orang aneh kayak lo. Udah ya, gue juga mau makan bekal gue, laper." Meninggalkan Alterio sendiri.
"Buset, baru aja makan jajan udah laper lagi, perut apaan itu?"
"Bodo," balas Alifah sambil menjulurkan lidahnya meledek.
***
Pintu toilet terbuka, menampilkan seorang gadis yang baru saja menyelesaikan panggilan alamnya. Ia melangkah mendekati cermin, merapikan beberapa helai rambutnya yang berantakan.
"Oh, jadi lo di sini?"
Suara dari luar menyapa indra pendengarannya, gadis yang tak lain bernama Shafda itu mengernyit bingung kala melihat teman sekelasnya-Naura Sivana kini berjalan mendekatinya.
"Lo nyari gue?" tanya Shafda dengan raut wajah kebingungan.
Naura berjalan memutari tubuh Shafda sambil menatapnya dari atas sampai bawah, sementara Shafda sendiri hanya diam dan mengamati tingkah cewek itu.
"Lo masih berhubungan sama mantan lo?" tanya Naura, di saat yang bersamaan ia menghentikan langkahnya.
"Ada urusan apa sama lo?" Bukannya memberikan jawaban, Shafda malah melontarkan pertanyaan juga.
Naura terkekeh. "Nggak cukup ya lo sama satu cowok?"
Tanpa mau membalas, Shafda hanya diam sambil mengamati gerak-gerik Naura. Berusaha mencari apa motif cewek itu hingga sikapnya berubah.
Padahal seingat Shafda, gadis itu tak pernah punya masalah apa pun dengan Naura. Atau Shafda yang tidak tahu?
"Manusia paling jahat adalah dia yang menginginkan dua orang sekaligus, tanpa ingin melepaskan salah satunya," ujar Naura, dan Shafda masih diam menyimak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA 2 : Masa Sebelum Kelulusan
Fiksi Remaja-Perlakuanmu masih menjadi misteri bagiku- Tentang Shafda, Raiden dan Exposive. Shafda bukan gadis yang Raiden mau. Sebuah Fakta yang terus terngiang-ngiang di pikirannya. Shafda tahu kenyataan itu, tapi mengapa hati ini tetap menetapkan bahwa Rai...