Bersamamu ...
adalah cerita yang tidak
ingin aku akhiri.-Enigma-
"Gue bisa duduk di sini?" tanya Alterio yang tiba-tiba saja sudah berada di depan Shafda.
Shafda melirik sekilas bangkunya yang kosong, lalu menatap cowok di depannya kembali.
"Maaf, udah ada penghuninya. Lo bisa duduk di pojok sana." Menunjuk pada bangku kosong di sebelah Misto-teman sekelasnya. "Cowok baiknya duduk sama cowok."
Alterio tak menggubris, ia melempar tas sekolahnya ke bangku sebelah Shafda. Belum sempat Alterio duduk, suara seorang cewek di ujung sana membuatnya memutar bola matanya malas.
"Woi! Dibilang di sebelah sana ngeyel, itu bangku udah ada yang punya!" ujar cewek itu yang tak lain adalah Alifah dengan suara khas cemprengnya.
Alterio berbalik, menatap sengit cewek yang sekarang berdiri tepat di depannya. "Kalo gue gak mau? Lagian orangnya juga gak berangkat, jadi fine-fine aja dong."
Setelah mengatakan itu, Alterio berniat duduk di sebelah Shafda. Namun, di saat yang sama pula Alifah menarik ujung kerah seragam cowok itu, membawanya menjauh dari bangku kosong yang menjadi incarannya.
"Woi! Apa-apaan?!" teriak Alterio, kaget. "Ini termasuk pembullyan gak sih, lepasin woi!" erangnya.
Alterio berusaha melepas tangan Alifah dari kerah bajunya, tapi usahanya sia-sia. Tenaga cewek itu ternyata lebih kuat dari dugaannya, Alterio kalah!
Alifah mendekatkan bibirnya ke telinga Alterio, lalu berbisik, "Diem, lo nggak liat cowok yang duduk di belakang gue liatin lo kek mau terkam lo?"
"Yang mana?" tanya Alterio, mencari cowok yang dimaksud Alifah.
"Tuh," ujar Alifah, menunjukkan dengan dagunya.
Alterio baru menyadari bahwa ada sepasang mata tajam yang siap menusuk netranya sampai ke akar-akarnya, cowok itu menelan ludahnya susah payah, aura di sekitarnya mencekam.
Alifah melirik Alterio yang kini tengah ketakutan, berusaha menahan tawanya untuk saat ini, tidak tahu kalau nanti.
Akhirnya Alterio mengambil tas yang berada di bangku sebelah Shafda, lalu berjalan ke bangku kosong di sebelah Misto.
Shafda melirik Alifah dan Alterio secara bergantian, penasaran dengan apa yang Alifah katakan sampai-sampai murid baru itu mau pindah.
Sementara Alifah melirik sepasang mata tajam yang ditakuti Alterio, siapa lagi jika bukan Raiden. Cewek itu tersenyum sembari menampilkan deretan gigi putihnya sambil menunjukkan kedua jempol tangannya pada Raiden.
Seperti biasa, Raiden hanya menatap Alifah sekilas tanpa membalas senyum cewek itu, lalu kembali fokus pada buku di depannya.
Alifah hanya bisa menghela napas kesal, lalu beralih pada Shafda. "Shaf, lo nggak usah khawatir, murid baru itu kagak bakalan ganggu hubungan lo sama Rai."
"Percaya sama gue!" lanjut Alifah dengan semangat yang membara.
"Emang gue sama Rai ada hubungan?"
Pertanyaan sensitif datang dari mulut Shafda, membuat Alifah hanya bisa terdiam membeku di tempat.
***
"Gue serius, mereka ada hubungan? HTS? Pacaran? Atau udah tunangan? Wah, jangan-jangan udah nikah."
Alifah menutup telinganya yang terus berdengung, mendengar suara cowok yang mengikutinya dari kelas sampai kantin sekolah, lalu kembali lagi ke kelas.
Yang paling mengesalkan, cowok itu terus menanyakan pertanyaan yang sama, perihal hubungan Shafda dan Raiden. Siapa lagi jika bukan Alterio, saking keponya, cowok itu terus mengintili Alifah untuk mencari informasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA 2 : Masa Sebelum Kelulusan
Novela Juvenil-Perlakuanmu masih menjadi misteri bagiku- Tentang Shafda, Raiden dan Exposive. Shafda bukan gadis yang Raiden mau. Sebuah Fakta yang terus terngiang-ngiang di pikirannya. Shafda tahu kenyataan itu, tapi mengapa hati ini tetap menetapkan bahwa Rai...