Sekeras apa pun
aku berusaha untuk mendapatkan
hatinya kembali,
tetap saja tidak bisa
jika hatinya sudah terisi olehmu.-Enigma-
"Mipa lima banyak banget kasusnya ya? Kemarin ada yang dipenjara, sekarang ada yang ilang," ujar seorang cewek dengan dandanan menor.
"Iya, jadi takut deh, jangan-jangan anak mipa lima kriminal semua," balas temannya, merinding ngeri.
Naza yang tak sengaja mendengar percakapan dua orang itu menoleh, mendekati keduanya dengan sorot mata permusuhan.
"Maksud kalian apa?" ujar Naza dengan aura intimidasi menguar dari setiap bagian tubuhnya.
Keduanya hanya diam, tak berani menjawab.
"Gak berani jawab? Awas aja lo berdua, kalau sampai gue denger lagi kalian ngomong yang buruk-buruk tentang kelas gue, abis kalian!" ancam Naza, berlalu pergi meninggalkan keduanya yang kini tengah ketakutan.
Mood Naza sedang buruk saat ini, apalagi tidak ada kabar dari Shafda sejak dua lalu. Naza jadi khawatir, takut terjadi sesuatu pada gadis itu.
Berita Alterio yang dipenjara sudah menyebar luas ke seluruh penjuru sekolah, bahkan kabar hilangnya Shafda baik guru, karyawan, maupun murid pun sudah mengetahuinya. Tentu hal itu menjadi perbincangan publik.
Naza menghela napas panjang sambil melihat para murid berbondong-bondong keluar sambil menggendong tasnya, bersiap untuk pulang.
Cewek itu jadi tidak ingin pulang, ia hanya ingin diam sambil melamun memikirkan berbagai kemungkinan yang terjadi pada Shafda.
"Belum pulang?" tanya Steven, mengambil duduk di sebelah Naza.
Dengan tatapan kosong ke depan, Naza menjawab, "Shafda kira-kira di mana ya?"
Steven mengelus lembut bahu Naza. "Udah, kamu percaya aja kalau nanti Shafda pasti ketemu."
"Aku khawatir ... kalau dia kenapa-napa gimana?"
"Sst! Kamu gak boleh gitu, kita doain aja semoga Shafda baik-baik aja."
Naza mengangguk mengerti, lalu mengalihkan pandangannya untuk menatap cowok di sampingnya ini. "Kalau semisal apa yang terjadi sama Shafda terjadi juga sama aku, kamu gimana?"
Steven tersenyum, membawa beberapa helai rambut cewek itu ke belakang telinga. "Aku akan sangat marah, aku akan sangat khawatir."
"Kamu bakal cari aku juga?"
"Of course, I will look for you until you are found."
"Kalau aku nggak ketemu juga?"
Steven terdiam sejenak, lalu berkata, "Aku akan tetep cari kamu, bahkan sampai ke ujung dunia pun."
Naza terkekeh. "Kamu gombal banget sih."
"Aku serius. Aku akan terus cari kamu, because I really really really love you."
***
Shafda merasakan kepalanya berdenyut kencang, perlahan gadis itu membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah dirinya sendiri yang duduk di atas kursi dengan tangan yang diikat ke belakang.
Shafda sudah berusaha melepaskan tali yang menjerat pergelangan tangannya. Namun, semakin ia bergerak, semakin kencang pula ikatan tali itu.
Dari arah pintu masuk, seseorang datang mengenakan pakaian serba hitam, bahkan Shafda tak dapat melihat wajahnya dengan jelas karena tertutup masker.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA 2 : Masa Sebelum Kelulusan
Ficção Adolescente-Perlakuanmu masih menjadi misteri bagiku- Tentang Shafda, Raiden dan Exposive. Shafda bukan gadis yang Raiden mau. Sebuah Fakta yang terus terngiang-ngiang di pikirannya. Shafda tahu kenyataan itu, tapi mengapa hati ini tetap menetapkan bahwa Rai...