BAB 6 Meracik

106 13 0
                                    

Aula sekolah masih di penuhi dengan suara ramai dan bincang bincang murid baru. Setelah pertarungan pertama, masih ada beberapa pertunjukan dari murid tingkat 2 yang sedang ujian di pulau rinjani. Seperti pertandingan melawan monster sihir, petak umpet sihir, meracik ramuan, dan juga pertandingan kelompok.

Itu semua menunjukkan bahwa SMA Melveron memiliki kualitas pendidikan sihir yang hebat. Pertandingan yang dipertotonkan berlangsung cukup lama tersebut, menghilangkan rasa bosan dan lelah setelah pidato dari wakil kepala sekolah. Bahkan Mereka masih terkagum kagum setelah selesai melihat perlombaan tersebut. Bagaimanapun ini pertama kalinya mereka melihat para penyihir muda berkumpul, memperebutkan menjadi yang terbaik.

Ruangan aula perlahan menjadi seperti semula.
"Baiklah anak anak. Seperti yang kalian lihat tadi, mereka adalah murid murid berbakat dari seluruh penjuru negri yang bersekolah di Melveron. Dan semoga kalian juga suatu saaat nanti bisa berada sana menjadi penyihir yang hebat." Ucap wakil kepala sekolah ibu Hernia diikuti dengan tepuk tangan dari semua orang yang berada di aula.

"Untuk mempersingkat waktu,  mari kita adakan pembagian kelas yang akan dipimpin oleh pak jono."
Pak jono maju kedepan podium menggantikan ibu hernia. "Baiklah semuanya, saya akan membagikan 5 potongan kertas, dan warna yang ada di kertas, adalah kelas yang akan kalian tempati. Kertas berwarna oranye giantara, kertas berwarna biru rantika, kertas berwarna kuning orlinda ,kertas berwarna hijau chandrani, dan kertas berwarna merah danarka."

Pak jono mengeluarkan sihir dari jari telunjuknya. Sihir itu menghasilkan kupu kupu kertas berwarna warni yang terbang ke seluruh penjuru aula dan mendarat pada murid murid yang dipilihnya. Liam, Shery, dan Alex mendapatkan kertas berwarna oranye. Sedangkan Vano dan Rion mendapatkan kertas berwarna hijau.

Setelah selesai dalam pembagian kelas. Para murid diajak untuk lebih mengenali sekolah dengan berkeliling sekolah. Seperti melihat lihat ruang kelas, kantin bawah tanah, taman hewan sihir, perpustakaan, hutan obat sihir, dan tempat tempat lainnya. Ada juga beberapa pertunjukan dari anggota klub atau ekstrakurikuler murid tingkat 2.

Liam, Alex, dan Shery pergi ke rooftop sekolah, taman indah yang berada di atas lantai 2. Tempat kios kios dari klub dan ektrakurikuler mempromosikan kegiatan klub. Mereka bertiga memutuskan untuk beristirahat sejenak di kursi yang terletak di bawah pohon berbunga di pinggir kolam.

"Siapa sangka kita akan bisa sekelas." Ucap Alex sambil meregangkan badannya yang kelelahan karena berjalan terus.

"Untung saja aku bisa sekelas dengan orang yang ku kenal. Dan sepertinya, masuk kelas giantara tidak buruk." Ucap Shery sambil meminum es buah naga yang berapi.

"Kelas giantara memiliki arti sang pemimpin, Tanggung jawab yang tinggi, Bijaksana, berani mengambil keputusan, adil, kompeten, dan mementingkan kebersamaan. Jujur saja aku tidak yakin dengan pembagian kelas ini." Ucap Liam.

"Setidaknya kau tidak masuk kelas danarka." Ucap Vano. Ia berjalan mendekati Liam, Alex, dan Shery. Di samping Vano, Rion sedang tertidur tengkurap di atas awan kecil yang terbang rendah.

"Kelas danarka?"

"Kelas danarka memiliki arti sang petarung.  Agresif, suka tantangan, kuat, semangat tinggi, keras hati, pemberani, dan mereka orang yang tidak suka berunding. Karena kau tidak punya bakat sihir. Aku rasa kau akan kesulitan jika masuk sana."

"Lalu kau dan teman tidur mu itu masuk kelas mana?" Tanya Alex.

"Kelas chandrani." Jawab Vano.

"Kalau tidak salah kelas chandrani memiliki arti sang penemu. Kreatif, inovatif, cerdas, tekun, gigih, pekerja keras dan pantang menyerah. Banyak ilmuan yang berasal dari kelas itu. Bahkan kaca mata pendektesi energi sihir yang aku pakai ini adalah buatan ilmuan dari kelas chandrani." Ucap Alex, sambil memegang kaca mata yang terselip di antara rambut depannya.

Nyasar ke sekolah sihirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang