BAB 10 Para Bintang

59 10 4
                                    

Rooftop sekolah menjadi tempat yang paling kacau saat ini. Para murid harus berhadapan dengan laba laba monster di hari yang bahagia. Hari ini para guru sedang ada urusan di pulau pelatihan untuk mengawasi para murid tingkat 2 yang ikut seleksi lomba dan akan kembali nanti sore. Karena itu para murid harus bertarung sendiri.

Boooom

Boooom

Boooooom

Ledakan kabut menyapu sekumpulan laba laba.

"Kalau tidak salah berdua kan."

"Orang gila dari kelas danarka. Si kembar Rino dan Reina." Ekspresi wajah Lena menjadi serius.

"𝗕𝗮𝗸𝗮𝘁 𝘀𝗶𝗵𝗶𝗿, 𝘁𝗼𝗺𝗯𝗮𝗸 𝗮𝗶𝗿." Reno berlari dengan cepat, dari arah tangannya ia mengeluarkan tombak air yang panjang dan bergerak menusuk laba laba kecil. "Apa apaan ini, mereka benar benar sangat lemah." Reno melanjutkan menyerang laba laba sambil tertawa.

Kakak perempuannya Reina juga tidak mau kalah. "𝗕𝗮𝗸𝗮𝘁 𝘀𝗶𝗵𝗶𝗿, 𝗽𝗲𝗿𝗶𝘀𝗮𝗶 𝗮𝗽𝗶." Api besar yng keluar menyatu menjadi sebuah perisai. Reina menghantamkan perisai apinya ke tanah dan membuat gelombang panas yang membakar laba laba. "Ini sangat membosankan apa tidak bisa menjadi lebih seru lagi."

Dari atap lantai tiga Kenzo menatap dengan terkejut ketika melihat si kembar Reno dan Reina. "Sialan, ada apa dengan dua anak itu. Woy Annelynee bukan kah aku sudah memberitahu mu untuk mengatur mereka berdua." Ucap Kenzo dengan nada marah.

"Apa kau masih waras. Mereka berdua itu susah di atur, si kembar gila itu berbeda dengan anak danarka ya lain." Jawab Annelynee.

Keadaan mulai membaik, sebagian laba laba telah di musnahkan. Shery masih menolong murid yang terluka di bantu Lena dan Nina.

Alex dengan sihir penjaranya juga mengurung beberapa laba laba sambil mencari Liam. "Jangan jangan Liam sudah dimakan laba laba."

Murid murid yang tadi bertarung kini di bantu oleh kakak kelas tingkat 2 mereka bekerja sama menangani orang yang terluka dan melawan laba laba yang masih menyerang.

"Oi Annelynee, sudah waktunya kita mengeluarkan induknya." Ucap Kenzo pada Annelynee.

"Dia di dalam, keluarkan sendiri sana, aku malas."

"Kau benar benar menyebalkan." Kenzo masuk kearah ruangan kubah besar di bagian belakang atap lantai tiga.

Ruangan kubah itu sebelumnya adalah planetarium dengan teleskop besar di tengah ruangan. Ada banyak buku buku Astronomi dan pengetahuan tentang luar angkasa. Di bagian belakang teleskop ada laba laba raksasa seukuran bus sekolah yang sedang tertidur, ia terikat dengan benang milik Annelynee.

"Kenapa orang itu susah sekali di atur." Kenzo meraih pisau pendek dan berjalan menuju lab laba yang sedang tertidur.

"Wah wah wah apa itu peliharaan besar mu."

Suara itu berasal dari pintu masuk kubah, tempat Kenzo masuk ke dalam. Kenzo sedikit terkejut ketika melihat orang yang berdiri di depan pintu.

"Bagaimana kau bisa lepas dari benang itu."

Liam masik ke dalam kubah. Ia mengitari Kenzo yang masih memegang pisau. Di belakangnya ada laba laba raksasa yang tertidur.

"Beritahu gak ya." Ucap Liam dengan tersenyum.

"Apa kau ingin menghalangiku melepaskan laba laba ini?" Tanya Kenzo pada Liam.

"Tidak juga, aku ke sini hanya nyasar. Lagi pula kita tidak bisa menghentikan seorang ibu yang ingin melindungi anaknya."

Nyasar ke sekolah sihirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang