Pukul 16:00 setelah pulang sekolah.
Pak Reza menatap Liam, Melisa, dan Alvin yang pergi pulang dari jendela lantai 2, ia melihat mereka sedang bersenda gurau melewati taman sekolah.
"Apa yang mereka lakukan sampa pulang jam segini." Pak Reza melanjutkan langkahnya menuju ruang kepala sekolah. Ia berjalan dengan ekspresi tersenyum melewati lorong yang sepi, hingga yang terdengar hanya suara langkah sepatunya.
Ia sampai di ujung ruangan dengan pintu lebar yang memiliki motif bunga. Tanpa mengetuk pintu pak Reza langsung memasuki ruang kepala sekolah.
"Maaf sebelumnya, saya ingin menyampaikan informasi terkait kejadian penyerangan laba laba kubus biru kemarin." Pak Reza dengan wajah cerianya masuk menuju meja kepala sekolah.
Ruangan ini terlihat sangat besar dan luas. Di bagian kanan ruangan ada beberapa pot tanaman dan bunga yang terletak di atas meja,bahkan di bagian tembok kanan ruangan ada tanaman merambat berwarna hijau segar. Di dekat meja juga terdapat burung hantu yang sedang makan di dalam sangkar warna emas. Di sebelah sangkar juga ada kandang kucing. Dan sebuah akuraium kotak kaca.
Di sebelah kiri ruangan terlihat lemari lemari besar dengan motif bunga. Di dekat lemari juga ada beberapa meja dengan dokumen bertingkat yang berjejer menunggu untuk di selesaikan.
Di tengah ruangan ini kepala sekolah sedang menulis banyak sekali dokumen yang di berikan pemerintah di meja yang terletak di tengah ruangan dengan bunga hias berwarna pink di ujung meja. Aroma bunga membuat kertas kertas milik kepala sekolah menjadi harum.
"Kau masuk sini tanpa mengetuk pintu lagi." Ucap kepala sekolah. Ia masih sibuk dengan dokumennya tanpa melihat pak Reza masuk.
"Santai saja, itu hanya kertas kertas buatan orang tua yang sok berkepentingan, tidak usah terlalu serius mengerjakannya. Lagi pula ini lebih penting." Pak Reza menaruh beberapa kertas dengan foto murid tingkat satu hingga menutupi dokumen yang di kerjakan kepala sekolah.
"Apa ini hasil penyelidikanmu." Kepala sekolah melihat kertas yang diberikan satu persatu yang berisi profil siswa. "Kenapa anakku juga terlibat."
"Biar saya jelaskan satu persatu. Yang pertama adalah daftar anak anak yang melawan monster. Dari kelas giantara Melisa putri anda sendiri. Dengan bakat sihir dia menolong siswa lain dengan menidurkan monster laba laba. Melisa bahkan ditunjuk sebagai ketua kelas giantara."
"Yang berikutnya teman sekelas Melisa. Alvin, sepertinya anda sudah mengenalnya. Ia dengan bakat sihirnya 𝗯𝗼𝗺𝗯𝗲𝗿 𝗲𝗮𝗿𝘁𝗵 menghancurkan beberapa laba laba dan meledakan mereka. Dia sepertinya menjadi pengawal yang cukup baik bagi Melisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nyasar ke sekolah sihir
FantasiaPernah nyasar? Nyasar di jalan, kurang greget. Nyasar ke sekolah sihir ni bos. Liam tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi, yang awalnya ingin menjalani kehidupan sekolah biasa, malahan dia harus bersekolah di sekolah sihir karena nyasar. Tapi apak...