BAB 46 Memecahkan Teka-Teki part 3

9 2 0
                                    










Alex berjalan menuju ke arah lemari yang terletak di bawah jendela lingkaran. Tangan kanannya menelusuri setiap buku berdebu yang tertata rapi, sambil sesekali mengambil buku dan membaca judulnya, memastikan apakah itu yang dicarinya. Kurang dari satu menit Alex mencari, jari-jarinya berhenti bergerak di salah satu buku. Ia menariknya dan menunjukkan sampul buku pada Liam dan Lena.

Liam dan Lena mendekat, memperhatikan judul di sampul buku yang bertuliskan 'Keunikan makhluk sihir lautan.'


"Sekarang kita lihat di halaman 330, penjelasan tentang hewan sihir bercangkang dan peta di mana kita bisa menemukannya." Alex mulai membuka buku. Membalik setiap lembaran kertas yang berisi banyak pengetahuan soal ikan-ikan aneh yang tersebar dan tersembunyi di lautan Indonesia.


"Ah! Ini dia, masih sama saat aku dan Shery menemukannya tadi." Alex memperlihatkan pada Liam dan Lena kunci kecil yang menempel pada kertas di halaman 330. Liam mengambil kunci itu, memperhatikannya sesaat sebelum kembali memberikannya pada Alex.



"Sulit dipercaya kunci itu benar-benar ada di dalam buku, 𝘥𝘢𝘦𝘣𝘢𝘬!" ujar Lena kagum. Ia juga masih terkejut bagaimana Alex bisa menemukan semua ini hanya semalam.


"Sekarang... di mana pintu rahasia yang kau sebutkan itu?" tanya Liam tidak sabaran, memastikan apakah Keris Lhandra memang ada di ruang rahasia yang ditemukan Alex.


"Lihat ke jendela lingkaran." Jari telunjuk Alex mengarah ke jendela lingkaran yang ada di atas lemari. "Seharusnya kita mencari pintu ruang rahasia itu di malam hari saat bulan ada di langit, Tapi tidak perlu. Kita hanya perlu memperkirakan arah cahaya bulan melewati jendela itu." Alex mengitari lantai berkayu, mencari lantai yang mungkin disinari cahaya bulan saat malam.

"Kau kan sudah di sini tadi, kenapa harus mencari lagi? Apa kau lupa meninggalkan tanda?" ujar Liam.

"Biar kalian bisa merasakan keseruan mencari harta karun. Tidak asik kan jika langsung aku tunjukkan ruang rahasia itu." Alex kembali melihat ke sekeliling lantai. Matanya berbinar saat menemukan sesuatu. "Oh ini dia!" Alex berjongkok di lantai. Mengetuk-ngetuk lantai kayu dengan jarinya, kemudian tersenyum. Ia kembali berdiri. Tapi kali ini sambil menghentakkan kaki ke lantai kayu sampai terdengar suaranya hingga lima kali. Beberapa saat kemudian terdengar bunyi sesuatu bergeser di belakang ruangan.

Liam, Alex, dan Lena menoleh ke belakang. Dua Lemari buku setinggi dua meter yang awalnya diam bergerak perlahan kesamping kanan dan kiri. Diantara kedua lemari yang bergeser itu terlihat sebuah lorong misterius yang entah mengarah kemana. Liam kemudian bergegas menuju lorong itu diikuti Alex dan Lena.


Sampai di depan lorong, mereka bertiga melihat tangga kayu memutar turun ke bawah ruangan yang minim cahaya. Tanpa sedikit keraguan, Liam menuruni tangga kayu menuju ke ruang rahasia.


Cahaya kuning remang-remang dari lampu oval kecil yang menempel di dinding kayu menerangi jalan mereka menuju ke bawah tangga. Alex dan Shery sudah melihat-lihat bagian dalam ruang rahasia dan sengaja tidak mematikan lampu.

Tak lama kemudian mereka sampai di bawah tangga, pintu kayu bergambar logo bulan ada di depan mereka. Pintu ini berwarna coklat gelap dan memiliki lubang kunci. Alex segera membuka pintu dengan kunci yang sebelumnya ia temukan di dalam buku. Setelah pintu berhasil di buka, Alex mempersilahkan Liam dan Lena lebih dulu masuk untuk melihat-lihat ruang rahasia, seakan mereka pelanggan yang ingin menyewa kamar.

Ruang rahasia ini berbentuk persegi panjang. Di setiap sisi penuh dengan furnitur kayu berdebu seperti meja, kursi, lemari kayu, dan berbagai barang lainnya. Liam melihat ke arah lampu gantung di langit-langit, memperkirakan tinggi atap sekitar lima meter dari lantai. Ruang rahasia ini tidak terlalu luas, namun cukup untuk menampung dua puluh orang dewasa.

Nyasar ke sekolah sihirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang