Di tengah gelapnya lorong sekolah yang hanya ada satu dua lilin yang menyala yang membuat lorong yang di lewatinya agak gelap.Mashiho terus berjalan tanpa tau kemana sekarang ia pergi,ia merasa sedang berputar-putar di sekolah ini,ia bahkan sudah berbelok ke kiri dan kanan tetap saja ia akan sampai di tempat yang sama di tempatnya sekarang.
Ia mengacak rambutnya frustasi, bingung harus memilih jalan mana lagi yang harus ia lewati.
"Sial, kenapa jadi kek gini"
Mashiho sekarang merasa menyesal karena memilih pergi sendiri tanpa siapapun,ia mendudukkan dirinya di lantai menyandarkan kepalanya di tembok.
Kepalanya sekarang begitu pusing ditambah sudah terhitung berapa hari ia terjebak dan belum makan apapun tentunya.
Mashiho mencoba memejamkan matanya tidak peduli akan apapun yang akan datang menghampirinya, mashiho sudah pasrah dengan nasibnya sekarang.
"Bangun,dan carilah temanmu"
Mashiho membuka matanya ia menatap sekelilingnya yang sepi,lalu siapa yang berbisik tadi tepat di telinganya.
"Keknya gue udah mulai halusinasi"
"Pergi sebelum terlambat"
"Lurus ke depan jangan berbelok,maka kau akan menemukan yang lain"
Mashiho sekarang merasa merinding hanya suara saja yang ia dengar, tapi wujudnya tidak ada.
Ia mengingat apa yang di ucapkan oleh entah apapun itu tadi.
"Apa gue ikuti bisikan tadi ya, lurus ke depan" monolog mashiho.
"Iya gue harus pergi"
Akhirnya mashiho menuruti bisikan itu tadi dengan berjalan lurus ke depan jika ingin bertemu dengan yang lain.
Sosok lelaki remaja yang seumuran dengan mereka dengan wajah yang pucat pasi dengan sedikit darah di sudut bibirnya dari tadi melihat mashiho tersenyum,ia lah yang membisikkan kata-kata itu ke mashiho.
"Aku akan membantu kalian"
********
"Muat nggak?" Tanya jihoon."Coba aja" balas haruto.
Jihoon kembali memasukkan roti ke dalam tas belanjaan yang ia temukan di sini.
Mereka sekarang di tempat penyimpanan makanan sekolah, meskipun hanya roti yang mereka temukan,itu saja sudah membuat mereka kenyang.
"Itu airnya masukin juga" titah jihoon menunjuk dua botol air mineral yang cukup besar.
"Udah penuh" ucap haruto.
Setelah merasa roti yang mereka bawa cukup untuk mereka dan yang lain, jihoon langsung mengangkat tas itu lalu keluar dari sana.
Sebenarnya mereka tadi tidak sengaja lewat di sini dan melihat persediaan roti di dalam dari jendela dan alhasil mereka berdua mendobrak pintu itu untuk masuk.
"Kita ke sana" tunjuk jihoon ke arah lorong bagian kiri.
Setelah berjalan cukup jauh jihoon terus mengamati setiap jalan yang ia lewati begitu juga dengan haruto yang terus memperhatikan jalan yang terus terlihat sama.
"Sebentar" ucap jihoon memberhentikan langkahnya.
"Kenapa?"
"Kayak ada suara langkah kaki yang mau ke sini"
Haruto langsung melihat sekelilingnya dengan waspada takut kalau pembunuh itu muncul tiba-tiba.
"Mashi" gumam jihoon.
"Mana?" Tanya haruto.
"Itu mashiho kan?"
Haruto langsung melihat ke arah yang ditunjuk oleh jihoon,ia melihat mashiho yang sedang berjalan ke arah lain.
"Mashiho tunggu!" Teriak jihoon.
Mereka berdua lalu berlari menghampiri mashiho sebelum mereka kehilangan jejaknya.
Mashiho yang dari tadi berjalan merasa ada yang memanggilnya pun langsung menoleh ke belakang dan melihat dua orang yang tengah berlari ke arahnya.
"Jihoon, haruto" ucapnya.
Saat sudah sampai di depan mashiho jihoon langsung mengecek keadaan mashiho memeriksa seluruh tubuhnya.
Mashiho yang di perlakukan seperti itu merasa bersalah dengan jihoon karena tidak percaya dengannya.
"Gue nggak papa"
"Syukurlah lo nggak papa" kata jihoon bernafas lega.
"Ji keknya ada suara yang lain di sana" sahut haruto.
Jihoon dan mashiho langsung melihat ke arah lorong yang agak panjang itu, terdengar ada suara teman mereka di sana.
"Ayo ke sana" ajak haruto.
Mereka bertiga berlari melintasi lorong itu saat sudah sampai di ujung haruto bisa melihat junkyu yang sedang duduk bersama yoshi.
"Teman-teman!" Panggil haruto.
Kebetulan di sana Asahi dan yoshi sudah bertemu dan sekarang mereka kembali lengkap dengan yang lain meskipun dari mereka ada yang berkurang.
Asahi, jeongwoo, yoshi, junkyu dan hyunsuk langsung menoleh ke sumber suara, saat mengetahui itu adalah tiga teman mereka yang sedang mereka cari, lantas menghampiri mereka.
"Ji lo nggak papa?" Tanya yoshi.
"Gue nggak papa,yang lain gimana?"
"Baik-baik aja"
Akhirnya mereka kembali berkumpul tidak terpisah lagi.
Junkyu mengedarkan pandangannya mencari seseorang.
"To, doyoung mana?" Tanya junkyu.
Haruto terdiam sepertinya belum ada yang memberi tahu junkyu kalau doyoung sudah tiada.
"Doyoung mana?" Tanya junkyu kembali.
"Doyoung udah nggak ada"
Perkataan haruto barusan tentu saja membuat junkyu terkejut.
"Lo bohong kan?"
"Haruto bener, doyoung juga jadi salah satu korban" sahut hyunsuk.
Junkyu menunduk menahan tangis,ia merasa bersalah karena tidak bisa melindungi teman sekamarnya itu.
Mereka semua diam, suasana seketika menjadi hening saat mereka tahu kalau doyoung juga menjadi korban sebelum Junghwan.
"Kyu, maafin gue, doyoung awalnya sama gue,tapi gue nggak bisa lindungi dia" ujar jihoon menghampiri junkyu.
Junkyu hanya diam sambil menunduk.
"Ji lo bawa apa?" Celetuk jeongwoo melihat tas yang di bawa jihoon.
"Ini makanan yang sempet gue ambil tadi sama haruto" balas jihoon.
"Gimana kalo kita istirahat di dalam?" Tanya hyunsuk menatap temannya.
"Iya,kita istirahat sebentar dan kalian pasti belum ada yang makan"
"Kita makan di dalam aja,terus istirahat"
Mereka semua mengangguk menyetujui ucapan jihoon dan memasuki kelas tepat di samping mereka yang akan mereka gunakan untuk istirahat sementara.
******
Halo semuanya gimana kabarnya, semoga kalian nggak bosen baca cerita aku yang ini.
Semangat puasanya.
Jangan lupa vote.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asrama [TREASURE]
Mystery / Thrillerke 12 remaja ini tidak sengaja di pertemukan di sekolah khusus untuk anak nakal yang mengalami masalah berat di sekolah nya dan disekolah ini juga 12 remaja ini harus tinggal di sebuah asrama sekolah selama 3 tahun. Namun di sekolah inilah mereka me...