Jihoon berjalan menelusuri setiap ruangan di sekolah dan juga semua pintu yang menjadi akses keluar dari sekolah terkutuk ini.
Sudah beberapa pintu ia temukan, tapi tidak ada satupun yang bisa terbuka.
"Gue coba ke balkon aja kali ya, siapa tau gue bisa nemu sesuatu di sana" ucap jihoon.
Ia berlari menaiki tangga untuk pergi ke lantai atas tepatnya rooftop sekolah.
Belum sampai di lantai atas ada sesuatu yang menarik perhatiannya untuk berhenti menaiki tangga dan memilih untuk melihat sesuatu yang menarik perhatiannya.
"Ini ruangan apa? Kok gue baru lihat"
Jihoon memandang pintu yang berwarna merah darah itu, karena rasa penasaran ia mencoba memutar gagang pintu itu dan ternyata bisa terbuka.
Pintu terbuka jihoon mengintip dari luar siapa tahu ada orang di dalam.
Setelah mengetahui ruangan itu sepi barulah jihoon memasukinya.
"Hawa di sini beda banget"
Jihoon merasakan bulu kuduknya berdiri saat memasuki ruangan misterius itu. Ruangan yang bercat merah serta lampu berwarna merah dan hampir semua benda di sana berwarna merah.
Jihoon berjalan ke arah papan tulis yang tertempel foto mereka berdua belas dan sebagian dari foto mereka di coret dengan spidol warna merah.
"Ini pasti ruangan dia" monolognya.
"Gue harus cari sesuatu di sini"
Dengan cepat jihoon mengobrak abrik semua laci di sana untuk mencari sesuatu yang bisa menjadi petunjuk mereka.
Belum sempat ia memeriksa semuanya suara langkah kaki yang sepertinya akan ke ruangan ini terdengar jelas di telinganya.
Jihoon buru-buru merapikan semua yang ia buat berantakan tadi sampai suara gagang pintu yang diputar membuatnya semakin panik karena belum menemukan tempat persembunyian.
Pintu terbuka memperlihatkan orang misterius itu yang membawa pisau seperti biasanya tapi bedanya dia sekarang tidak memakai topeng hitamnya.
Jihoon yang bersembunyi di bawah meja bisa melihat dengan jelas kalau pak Suho wali kelas mereka ternyata dalang dari semua ini.
"Siapa yang akan menjadi target berikutnya?" Suho berjalan ke arah papan tulis yang tertempel foto siswa tahun ini.
Saat melihat foto itu Suho menyeringai dan dengan santai mencoret foto jihoon dengan spidol merahnya.
"Sialan!" Umpat jihoon melihat fotonya yang di coret.
Suho berbalik ke arah belakang merasa mendengar suara seseorang.
"Mati gue!" Batin jihoon melihat Suho yang berjalan untuk mencari asal suara.
Jihoon menutup mulutnya sendiri agar tidak ketahuan.
"Kau pikir aku tidak tahu? Kalau kau bersembunyi di sini" kata Suho yang membuat jihoon semakin panik.
"Gue harus gimana"
Ia kehabisan ide sekarang untuk kabur dari sini dengan selamat.
"Tapi tidak papa,aku tidak akan membunuhmu karena yang akan membunuhmu adalah dia" kata Suho yang awalnya berjalan ke arah persembunyian jihoon kini berjalan keluar.
Jihoon keluar dari persembunyiannya saat melihat keadaan yang sudah aman.
"Aneh" gumamnya.
"Kenapa dia nggak langsung bunuh gue tadi pas tau gue di bawah"
Sialan dengan hal itu jihoon buru-buru keluar dari ruangan yang hampir saja menjadi tempat ajalnya.
********
"Hah sialan! Ini pintu terbuat dari apa sih?" Kesal haruto menendang pintu yang dari tadi ia coba untuk mendobraknya.Haruto menghapus keringat yang bercucuran di wajahnya,sudah banyak cara yang ia gunakan untuk membuka pintu itu tapi tidak berhasil, bahkan haruto sudah mencoba menghancurkan gagang pintu itu tapi hasilnya tetap sama, gagang pintunya memang hancur tapi pintunya tetap tidak bisa terbuka.
"Gue cari alat aja ya buat hancurin pintu ini"
"Kalo gue sama yang lain pasti udah bisa cari cara buat buka ini pintu" ucap haruto tanpa ia sadari.
Beberapa detik kemudian ia menyadari ucapan nya barusan. "Nggak kalo gue sama mereka gue nggak akan aman"
Haruto berjalan menuju ruangan penyimpanan alat olahraga untuk mencari sesuatu yang berguna di sana.
Sesampainya di sana ia memasuki ruangan itu dan mencari barang yang bisa melindunginya jika ia bertemu dengan orang misterius itu atau dia.
Haruto mengambil sebuah tongkat baseball dan berjalan ke arah meja yang ada di sana, matanya melihat sebuah cutter yang ada di atas tumpukan buku haruto langsung saja mengambil cutter itu dan memasukkannya ke dalam saku celananya.
Sudah sekitar dua puluh menit haruto di dalam ruangan itu,di tengah ia sedang membuka laci yang ada di sana haruto merasakan ada sesuatu yang mencolek tengkuknya.
"Siapa?" Tanya haruto tanpa menoleh ke arah belakang.
Tak memperdulikannya haruto kembali membuka laci dan menemukan sesuatu di sana, sebuah kertas lusuh yang bertuliskan.
"Percuma mencari jalan keluar pada akhirnya kita mati di sini,tidak ada jalan keluar dari sekolah terkutuk ini"
"Ini pasti punya siswa tahun lalu yang nggak bisa selamat dari sini" haruto kembali melipat kertas itu dan memasukkannya kembali.
Saat akan membuka laci berikutnya ia kembali merasakan ada sesuatu yang mencolek tengkuknya kembali.
Dengan keberanian yang terkumpul haruto menoleh ke arah belakang dan melihat tidak ada siapa-siapa di belakangnya.
Bulu kuduknya seketika berdiri, haruto merasakan hawa di ruangan ini berubah menjadi dingin disertai dengan bau amis darah yang tercium di hidungnya.
Ekor matanya melihat ada seseorang yang tengah berdiri di pojok ruangan dengan baju serba hitamnya.
"Gue nggak takut sama lo"
Haruto mengeluarkan cutter yang tadi ia ambil dan mengarahkannya ke arah orang misterius itu
"Aku suka dengan keberanian mu"
Haruto membulatkan matanya terkejut melihat orang misterius itu membuka topengnya.
"Pak Suho?"
"Kau terkejut?"
Haruto berjalan mundur saat Suho mendekatinya dengan seringai nya yang terlihat menyeramkan.
"Jangan mendekat!"
Haruto melemparkan buku yang ada di dekatnya dan berlari sekencang mungkin dari ruangan itu.
Suho tersenyum melihat haruto yang sudah menghilang dengan cepatnya.
"Target berikutnya, berhasil"
*******
Halo semuanya gimana kabarnya semoga baik. Maaf banget baru bisa update sekarang soalnya aku lagi sibuk banget sama tugas yang selalu numpuk setiap hari nya jadi nggak sempat buat nulis cerita ini, ini aku sempetin nulis biar ceritanya nggak terlalu berdebu. Semoga kalian suka.
Jangan lupa vote.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asrama [TREASURE]
Mystery / Thrillerke 12 remaja ini tidak sengaja di pertemukan di sekolah khusus untuk anak nakal yang mengalami masalah berat di sekolah nya dan disekolah ini juga 12 remaja ini harus tinggal di sebuah asrama sekolah selama 3 tahun. Namun di sekolah inilah mereka me...