Jam sepuluh pagi merupakan waktu bagi para siswa dan siswi untuk beristirahat. Ketika Tara keluar dari kelas, mengerutkan alisnya, melihat beberapa orang berlarian dengan wajah ceria dan sebagainya.
Kemudian dia bertanya dengan wajah bingung pada Yoshua, "Ada apa dengan mereka? Haruskah pergi ke kantin dengan cara berlarian seperti itu."
Yoshua mendengus, dia menjawab dengan wajah datar, "Seperti biasa mereka akan melihat pertunjukan."
"Pertunjukan?"
"Ya. Pertunjukan dari lima iblis."
"Pertunjukan seperti apa? Dan siapa kelima iblis itu?" Tara semakin kebingungan.
"Pertunjukan menindas seseorang."
Mendengar hal tersebut, mata Tara membulat dan jantung berdetak kencang. Jangan bilang, mereka adalah pelaku penindasan terhadap keponakannya.
Kedua tangannya mengepal, wajahnya memerah, karena marah.
Tanpa mengatakan apa pun, dia langsung melenggang pergi mengikuti orang-orang yang berlarian, meninggalkan Yoshua yang kebingungan melihatnya.
"Ada apa dengan dia?" Yoshua menggaruk tengkuknya.
Kemudian dia langsung menyusul pihak lain.
......
Di lorong sekolah, semua orang mengerumuni salah satu siswa yang tengah duduk berlutut di lantai, penampilan pemuda itu terlihat kacau. Seragam yang di kenakan sudah basah kuyup, kepalanya terdapat telur mentah.
Pemuda itu hanya bisa terdiam sambil menundukkan kepalanya, tetapi kedua tangannya mengepal dan wajahnya memerah akibat menahan amarah.
"Lihat dia?! Sepertinya dia marah besar! Lihat wajahnya memerah! ... Haha ... " Kata seorang pemuda berambut cokelat, dan terdapat dua tindikan di telinganya, sambil tertawa mengejek pemuda itu.
"Kau benar kawan. Aku ingin tahu seperti apa ketika dia marah." Pemuda lain berambut blonde, dan memiliki sebuah tato pada lehernya berbentuk bulan sabit, menepuk pundak temannya.
"Bagaimana jika kita kembali lempar dia dengan telur? Apakah dia marah atau tidak? Kalian setuju?" Pemuda dengan kepala botak menimpali sambil memainkan telur mentah dan menatap pada kerumunan.
Beberapa orang setuju dan lainnya tidak, mereka hanya diam dan menatap kasihan pada pemuda itu. Mereka tidak berani menolongnya.
Mendengar bahwa beberapa orang setuju dengan usulannya, pemuda botak bersiap untuk melempar telur mentah di tangannya. Begitu pula pemuda berambut cokelat dan blonde.
"Mari kita hitung, 1 ... 2 ... 3 ... " Kata pemuda berambut cokelat.
Kemudian pemuda botak tersenyum lebar dan langsung melempar telur tersebut pada pemuda yang berlutut. Dia berpikir bahwa telurnya mengenai target, itu sebabnya dia dengan percaya diri langsung berbalik badan.
Dia mengerutkan alisnya saat semua orang terdiam dan wajahnya terlihat terkejut. Dengan penasaran dia kembali berbalik badan, wajahnya terkejut melihat seorang pemuda kecil menangkap telur yang di lemparnya.
Pemuda lainnya ikut terkejut, bahkan seorang pemuda berambut hitam yang sedang duduk di kursi langsung berdiri, dan menaikkan salah satu alisnya.
"Apa kau yang melempar telur ini?" Kata Tara dengan wajah tanpa ekspresi.
Pemuda botak mengerutkan alisnya, dia tidak menanggapi pertanyaan tersebut, melainkan bertanya balik dengan wajah kesal, "Siapa kau?!"
Tara mendengus, tanpa mengatakan apa pun dia langsung melempar telur tersebut, tepat mengenai kepalanya yang botak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Membuat Pembully Jatuh Cinta (Tamat)
Novela JuvenilTara Montenegro sangat terkejut saat melihat dirinya di dalam cermin, penampilannya berubah kembali menjadi seorang pemuda berusia tujuh belas tahun. Bagaimana bisa ini terjadi? Apakah efek dari minum susu kotak? pemberian dari seorang wanita tua ya...