Bab 23 : Pertandingan basket (2)

13.9K 1.2K 62
                                    

Lima menit mereka bermain basket. Kelompok Morrigan lebih unggul dari Tara dan teman-temannya. Mereka sudah mendapatkan sepuluh poin dalam lima menit, sedangkan timnya masih kosong.

Tetapi walaupun begitu mereka tetap masih bersemangat. Pada saat ini Tara sedang menggiring bola dengan lincah, dia menarik sudut bibirnya ketika berhasil menggocek tim lawan.

Dan ... +2 point untuk timnya.

Baru saja Tara tersenyum bahagia karena sudah mencetak point. Matanya membulat terkejut dengan mulutnya yang menganga saat Alevi dengan mudah melempar bola pada ring dari jarak jauh.

+3 point untuk tim Morrigan.

Morrigan tersenyum tipis saat melihat Tara. Lalu Dia mendekatinya dan menutup mulut pemuda itu yang terbuka lebar.

"Hati-hati nanti serangga masuk." Kemudian dia mengecup lagi pipinya dan segera melenggang pergi.

Tara langsung tersadar dan hanya bisa menggertak giginya.

Tujuh menit kemudian. Tara menghela nafas berat begitu melihat Yoshua melakukan pelanggaran. Sehingga mendapatkan Intentional foul, maka tim Morrigan mendapatkan dua free throw atau disebut dengan lemparan bebas.

Dan ... +2 point untuk tim Morrigan.

Tanpa berpikir panjang. Tara kembali bersemangat. Mereka terus berusaha bertahan ketika tim lawan menyerang, dan timnya akan menyerang saat mendapatkan bola.

Tara bersorak gembira dalam hatinya begitu melihat Yoshua berhasil mencetak point.

+2 untuk tim Tara.

Tetapi waktu sudah sepuluh menit, menandakan pertandingan babak pertama selesai. Mereka diberi waktu untuk beristirahat selama sepuluh menit.

Tara berkata dengan senyuman, "Aku tidak menyangka kalian pandai bermain basket, walaupun kita kalah."

"Ya. Apa kita bisa memenangkan pertandingan ini?" Wajah Rania terlihat murung.

Yoshua mengangkat bahunya, "Tidak ada salahnya berusaha bukan? Mungkin kita bisa menang. Tidak ada yang tahu dengan takdir."

"Yoshua benar. Ada tiga babak lagi. kita pasti bisa menang asalkan berusaha." Sahut Tara memberikan mereka semangat.

"Tetapi skor kita sudah jauh dengan mereka. Tim Morrigan sudah tujuh belas sedangkan kita baru empat." Rania cemberut.

Hana memutar bola mata malas melihat saudara kembarnya mengeluh, dia berkata, "Kau selalu menjadi pesimis."

"Aku tidak pesimis!" Rania menyangkal sambil menatap tajam saudara kembarnya.

Kemudian saudara kembar tersebut berdebat. Henry hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan mereka, kemudian dia mendekati Tara.

"Apa kau kelelahan?" Henry bertanya sambil tersenyum manis.

Tara menjawab biasa, "Lumayan. Bagaimana denganmu? Henry, kau sangat hebat dengan posisi Center."

"Ya, terima kasih. Aku selalu mendapatkan posisi ini ketika bermain basket dengan kelompok-ku." Henry mengambil air minum dan meminumnya.

Tara mengangguk, ketika dia hendak membuka mulutnya. Tiba-tiba Morrigan menghampiri mereka.

"Bisakah kita bicara, kurcaci?" Morrigan menatap dingin Henry begitu melihat mereka duduk terlalu dekat.

Kemudian pemuda itu langsung melenggang pergi begitu saja tanpa menunggu Tara menanggapi.

Tara terkejut ketika semua orang menatapnya. Dia hanya menggelengkan kepalanya sambil mengangkat bahu, bermakna bahwa dia tidak tahu.

Aku Membuat Pembully Jatuh Cinta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang