Di toilet sekolah, Tara membantu membersihkan keponakannya, dia bertanya lembut, "Kenapa kau tidak melawan?"
"Tidak ada gunanya. Aku tidak ingin terlibat perkelahian." Kata pemuda itu dengan wajah datar.
Tara hanya menghela nafas panjang, ketika dia akan membantu lagi, pemuda itu langsung menghindarinya.
Membuat dia menatap bingung.
"Terima kasih sudah menolong-ku. Aku akan berganti pakaian, tidak perlu membantuku lagi." Pemuda itu langsung melenggang pergi.
Tara tertegun sejenak, kemudian ketika dia akan memanggilnya, dia baru menyadari bahwa pihak lain tidak mengetahui dirinya adalah pamannya.
Dia menduga bahwa Eidan belum pernah melihat fotonya saat berusia tujuh belas tahun, itu sebabnya pihak lain tidak mengenalnya, apakah kakaknya tidak memperlihatkan padanya?
Tara hanya tersenyum tipis, jika seperti itu, dia akan mudah untuk melindunginya.
"Tara, kau sangat hebat dan berani." Puji Yoshua sambil menepuk pundaknya. Membuat Tara kembali tersadar.
Tara tersenyum, dan berkata, "Tidak terlalu hebat. Aku hanya ingin menolong pemuda itu."
"Apa kau belajar seni bela diri? Teknik bertarung-mu sangat keren."
Tara hanya tersenyum, dia memang pandai bela diri. Itu adalah bakatnya dari kecil, hampir semua keluarganya pandai dalam bela diri.
"Aku ingin sekali membantu Eidan, tetapi aku takut terkena imbasnya."
Tara mengerutkan alisnya, dia bertanya, "Kau mengenal dia?"
Yoshua tersenyum lebar, dan berkata, "Tentu saja. Saat kelas satu, aku pernah satu kelas dengannya. Terlebih hampir semua orang mengenalnya, karena pemuda itu menjadi target pembullyan kelima iblis itu."
Wajah Tara menjadi dingin, dia berkata, "Sejak kapan dia menjadi bahan pembullyan?"
Yoshua termenung sejenak, dia mengetuk jari pada dagunya, kemudian menjawab, "Sekitar dua bulan yang lalu. Aku tidak tahu pasti penyebab dia menjadi bahan pembullyan. Mungkinkah dia pernah menyinggung mereka?"
"Tidak. Dia tidak seperti itu." Tara menyangkal, dia yakin kelima iblis itu menindas keponakannya tanpa alasan.
"Huh? Kau seperti mengenalnya. Bukankah kau siswa baru?"
Tara sedikit panik, dia tersenyum canggung dan berkata, "Tidak seperti itu. Melihat dari sifatnya yang pendiam seperti itu, kemungkinan dia tidak pernah menyinggung mereka."
Yoshua berpikir sejenak, lalu berkata, "Kau benar. Pemuda itu sangat pendiam, mungkinkah karena penampilannya yang terlihat culun."
Tara mengangguk setuju, jika seperti itu dia harus membantu Eidan untuk merubah penampilannya.
"Baiklah, mari kita kembali ke kelas." Tara mengambil tisu dan menyeka air di tangannya.
"Kita tidak jadi pergi ke kantin?"
"Lain kali. Lagi pula, sebentar lagi bel masuk berbunyi."
Yoshua langsung melirik jam tangannya, dengan wajah cemberut dia berkata, "Kenapa waktu istirahat sangat sebentar? Berbanding dengan saat belajar serasa satu abad."
Tara hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Kemudian keduanya segera keluar dari toilet, kembali ke kelasnya.
......
Di ruangan pribadi, seorang pemuda berambut hitam, berkulit Tan, memiliki fitur wajah yang bagus, bermata honey brown dengan tinggi badan 188 dan badan atletis, sedang menatap lembut sebuah liontin perak di tangannya, yang terdapat foto seseorang di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Membuat Pembully Jatuh Cinta (Tamat)
Dla nastolatkówTara Montenegro sangat terkejut saat melihat dirinya di dalam cermin, penampilannya berubah kembali menjadi seorang pemuda berusia tujuh belas tahun. Bagaimana bisa ini terjadi? Apakah efek dari minum susu kotak? pemberian dari seorang wanita tua ya...