Tara perlahan membuka pintu utama mansion, dan masuk ke dalam. Karena hari ini sudah tengah malam, suasana mansion sangat sepi. Kemungkinan penghuninya sudah tertidur.
Setelah menaruh barang-barang miliknya. Dia keluar dari kamar lamanya, dan menuju lantai atas. Dia ingin melihat keponakan kesayangan, yang sudah beberapa hari terakhir ini tidak melihatnya.
Beruntung dia memiliki kunci cadangan kamar keponakannya. Jadi, dia dengan mudah masuk ke dalam. Membuka pintu kamar Eidan secara perlahan. Dalam ruangan tersebut hanya lampu tidur yang menyala, seperti biasa ketika dia masuk aroma vanilla tercium olehnya.
Melihat cara tidur Eidan terlentang. Dia menarik sudut bibirnya, mendapatkan ide jahil.
Tara menghampiri meja belajar pemuda itu dan mengambil sebuah bolpoin. Dia perlahan naik ke tempat tidur pemuda itu dan duduk di atas tubuhnya.
Tara tidak menyadari bahwa dirinya duduk tepat di selangkangan pemuda itu yang sudah mengeras.
Belum sempat dia melukis sesuatu pada wajah pemuda itu, dia terkejut saat mendengar suara erangan Eidan.
Tara terdiam sejenak, dia menarik sudut bibirnya dan berkata pelan, "Keponakan-ku, kau bermimpi apa? Sepertinya menyenangkan."
Dia kembali melanjutkan kejahilan, melukis sesuatu di wajah pemuda itu. Tetapi baru beberapa coretan, dia membeku di tempat ketika mendengar geraman rendah dari pemuda itu, bertepatan dengan sesuatu yang membesar mengenai pantatnya.
"Eidan, kau sedang mimpi basah?"
Matanya membulat terkejut, dan wajahnya benar-benar pucat begitu kembali mendengar suara Eidan.
"Argh ... Paman Tara, aku keluar ... "
Bersamaan dengan suara tersebut. Tara merasakan cairan kental dan hangat mengenai pantatnya. Kemudian dia melihat ke bawah dan baru menyadari ternyata dirinya duduk tepat di selangkangan pemuda itu.
Terlihat celana dalam pemuda itu mengembung sangat besar dan terdapat cairan kental berwarna putih keluar.
Tara kembali menatap wajah Eidan. Dia menyentil pelan kening pemuda itu, "Anak nakal. Kau sedang bermimpi melakukan seks, tetapi kenapa kau menyebut Paman?"
Wajah Tara kebingungan sejenak, tetapi dia kembali melanjutkan kegiatan jahilnya. Kali ini dia sedikit menggeser duduknya menjadi di bagian perut keras pemuda itu.
Tara tertawa pelan melihat hasilnya, dia menggambar bentuk serigala pada wajah pemuda itu. Setelah melakukan tindakan tersebut, Tara mengecup pipi pemuda itu dan beranjak bangun keluar dari kamar.
Turun dari lantai atas menuju ruang dapur karena haus. Setelah minum, dia berbalik badan.
Terkejut begitu melihat Eidan berdiri di depan sana hanya dengan memakai celana dalam tanpa atasan menatap intens dirinya.
Tara tersenyum lebar dan berkata, "Kau sudah bangun rupanya. Paman baru ... "
Belum sempat dia melanjutkan perkataannya. Eidan langsung menghampiri dan menciumnya dengan agresif sambil mengangkat tubuhnya.
Pemuda itu mendudukkan Tara di meja pantry dengan tubuhnya masuk ke sela-sela paha pihak lain.
Karena mengalami keterkejutan Tara hanya terdiam, membiarkan pemuda itu memakan bibirnya. Setelah sadar, Tara mencoba mendorong tubuh Eidan tetapi tidak bisa, karena perbedaan kekuatannya.
Dalam ciumannya Tara berkata, "Eidan! Lepaskan! Ada apa denganmu?! Aku ini Paman-mu!"
Tetapi pemuda itu tidak menanggapi. Dia menurunkan ciumannya pada leher putih Tara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Membuat Pembully Jatuh Cinta (Tamat)
Novela JuvenilTara Montenegro sangat terkejut saat melihat dirinya di dalam cermin, penampilannya berubah kembali menjadi seorang pemuda berusia tujuh belas tahun. Bagaimana bisa ini terjadi? Apakah efek dari minum susu kotak? pemberian dari seorang wanita tua ya...