Begitu tangan Tara hendak memegang kenop pintu utama mansion, dari arah belakang Morrigan langsung menangkap tubuhnya dan membawa kembali ke lantai atas.
Tara terus memberontak dengan wajah marah, tetapi pihak lain tidak menggubris.
Morrigan membanting tubuh pria mungil itu pada ranjang, dan langsung mengungkungnya.
"Mau melarikan diri lagi? Hm" Morrigan berkata dengan suara dalam.
"Aku tidak melarikan diri. Aku ingin pulang." Tara berkata dengan wajah kesal sambil tangannya berusaha mendorong tubuh pemuda itu.
"Siapa yang mengizinkan-mu pulang?" Morrigan menatap tajam.
"Aku tidak perlu izin untuk pulang." Wajah Tara cemberut.
Morrigan terkekeh kecil, tanpa mengatakan apa pun, dia langsung mencium bibir mungil itu dengan lembut.
Tara terdiam, wajahnya langsung memerah. Kemudian karena masih merasa kesal, dia langsung mendorongnya sehingga ciuman mereka terlepas.
"Apa yang kau lakukan? Aku ini Paman-mu!" Tara mengusap bibirnya.
"Paman-ku? Aku merasa tidak pernah memiliki seorang Paman."
Tara mendengus dan hanya bisa memalingkan wajahnya.
Morrigan tersenyum tipis, dia mendekatkan wajahnya pada telinga pria itu dan berbisik, "Kenapa dengan wajah-mu? Apa kau cemburu, kurcaci?"
Mata Tara membulat terkejut begitu dia mendengar nama panggilan tersebut. Itu berarti pihak lain mengetahui dirinya.
"Morrigan, kau ... "
"Aku? Kenapa? Hm ... " Morrigan semakin menekan tubuhnya dengan tubuh mungil Tara, sehingga tubuh pria mungil itu tidak terlihat oleh tubuh besarnya.
Kemudian Morrigan kembali berkata dengan lembut, "Aku sudah tahu semuanya. Tetapi, aku masih tidak mengerti, kenapa penampilan-mu berubah menjadi pemuda berusia tujuh belas tahun? Apa tujuanmu?"
"Sebelum, aku menjawab. Aku ingin bertanya, bagaimana kau mengetahuinya?"
Morrigan tersenyum lembut, dan berkata biasa, "Itu sangat mudah. Wajah-mu dan sikap-mu semuanya adalah sama dengan orang yang aku sukai yaitu dirimu Paman cantik."
Kemudian Morrigan membuka liontin perak miliknya, dan memperlihatkan isi dari liontin tersebut, "Lihat, apa kau masih ingat dengan foto ini?"
Tara terkejut, foto tersebut menampilkan dirinya tengah menggendong seorang anak laki-laki yang berusia sekitar lima tahun sedang memegang piala. Dalam foto tersebut mereka berdua terlihat sangat bahagia, dia tersenyum lebar dan anak laki-laki itu mencium pipinya, tidak melihat ke arah kamera.
Mata Tara membulat, "Jadi, selama ini kau ... "
"Seperti yang kau pikirkan. Itu sebabnya aku mendekati-mu, dan aku sangat bahagia ketika Paman cantik mau menjadi kekasihku. Pada awalnya aku mengira itu hanya mirip dengan-mu saja, tetapi hatiku berkata kalian adalah orang yang sama, dan Ya, hatiku ternyata benar." Morrigan tersenyum lembut.
Tara langsung memegang rahang tegas pemuda itu, dan berkata, "Jadi aku adalah cinta pertama-mu?"
Morrigan mengangguk mantap sambil tersenyum lebar memperlihatkan gigi rapihnya.
Tara tertawa kecil, sambil mencubit pipinya dia berkata, "Sejak kapan kau menyukai-ku?"
"Aku tidak tahu. Yang pasti aku akan selalu mencintaimu, Paman cantik." Morrigan mencium bibir mungil itu dengan lembut.
Tara tersenyum dalam ciuman, mengalungkan lengannya pada leher pemuda itu dan membalasnya dengan kaku.
Dua menit mereka berciuman, keduanya melepaskan diri, mencoba untuk mengambil nafas terlebih dahulu. Morrigan menyatukan keningnya sambil tersenyum bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Membuat Pembully Jatuh Cinta (Tamat)
Fiksi RemajaTara Montenegro sangat terkejut saat melihat dirinya di dalam cermin, penampilannya berubah kembali menjadi seorang pemuda berusia tujuh belas tahun. Bagaimana bisa ini terjadi? Apakah efek dari minum susu kotak? pemberian dari seorang wanita tua ya...