Bab 37 : Menikah diam-diam

33K 1.7K 177
                                    

Beberapa hari kemudian. Di ruangan game, Tara melamun hingga seorang pemuda yang tengah tiduran di pangkuannya menyadarkan pria itu.

"Paman!"

"Ah, Ya?" Tara langsung menatap ke bawah.

"Kenapa melamun? Ayo bermain lagi, lihat kita akan menang melawan monster itu." Wajah Morrigan cemberut.

"Paman sudah tidak ingin bermain lagi." Tara menaruh controller PlayStation pada meja.

Morrigan beranjak bangun, dan menatap bingung, "Ada apa Paman? Apa yang kau pikirkan?"

"Morrigan, bagaimana jika hubungan kita tidak di setujui oleh orang tua-mu?"

Morrigan tersenyum lembut, kemudian dia memegang pipi Tara, dan berkata, "Jadi penyebab Paman melamun karena ini. Tenang saja, pasti mereka menyetujuinya walaupun tidak, kita bisa nikah lari."

Tara menatap datar, dengan wajah kesal pria mungil itu menepis tangannya dan beranjak bangun.

Tetapi baru beberapa langkah, Morrigan langsung mengangkat tubuhnya dan membaringkan di atas meja biliar dengan pemuda itu mengungkungnya.

"Kenapa dengan wajah-mu Paman? Apa kau tidak ingin menikah denganku?" Wajah Morrigan cemberut.

Tara menghela nafas panjang, kedua lengannya mengusap lembut rahang pemuda itu, "Bukan begitu. Hanya saja aku takut mereka tidak akan setuju."

Morrigan tertawa pelan dua kali, kemudian berkata, "Akan ku pastikan mereka setuju. Jadi, jangan dipikirkan. Mengerti?"

Tara tersenyum tipis, dan mengangguk.

"Dan Paman cantik harus melayani suami." Morrigan membuka bajunya.

Mata Tara membulat terkejut, "A-apa? Apa kau sudah gila ingin melakukannya di atas meja biliar?"

"Ya. Aku sudah lama menunggu untuk ini." Morrigan mulai mencium leher putih Tara.

Tara sedikit mengerang dan hanya bisa menuruti keinginan anak itu.

Tidak lama kemudian, ruangan game tersebut di penuhi oleh suara erangan dan geraman rendah.

......

Pada malam hari, Tara terbangun karena mendengar suara ponsel berbunyi. Dia meraba meja kecil berada di samping ranjang dan mengambil ponselnya, dengan kondisi  mengantuk pemuda itu melihat nama panggilan tersebut.

Mengerutkan alisnya ketika melihat nama sekretarisnya tertera. Kemudian dia melirik ke belakang, dimana Morrigan tengah tertidur pulas sambil memeluknya erat.

Perlahan dia melepaskan kedua lengan pemuda itu, kemudian lengannya memegang junior pemuda itu yang masih tertanam di lubangnya, secara perlahan mengeluarkannya.

Tara hampir saja mengerang, tetapi dia langsung menahannya agar pihak lain tidak terbangun.

Setelah melakukan tindakan tersebut, menyibakkan selimutnya, turun dari ranjang dan memakai pakaian milik Morrigan.

Dia berjalan menuju balkon kamar, dan langsung mengangkat panggilan tersebut.

Wajah Tara berubah jelek begitu mendengar informasi dari sekretaris.

Sekretarisnya mengatakan bahwa perusahaannya sedang mengalami masalah besar, dan pihak lain tidak bisa mengatasinya.

Tara hanya bisa berkata, [ Aku akan pergi sekarang. Jemput aku di bandara. ]

Setelah menutup telepon. Tara kembali masuk, dia terdiam menatap Morrigan yang tertidur pulas. Menghela nafas berat, dia mendekati pemuda itu dan mencium keningnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Membuat Pembully Jatuh Cinta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang