Tara termenung memikirkan tentang hadiah apa yang akan diberikan pada kekasihnya, Morrigan. Enam hari lagi Morrigan berulang tahun bertepatan dengan dia kembali menjadi pemuda berusia tiga puluh satu tahun.
Tara menghela nafas berat. Morrigan terlihat benar-benar mencintainya. Jika, dia meninggalkan pemuda itu begitu saja, mungkin pihak lain akan sangat kecewa.
Haruskah dia memberitahu pemuda itu yang sebenarnya?
Ketika larut dalam pikirannya. Sebuah botol minuman dingin menempel pada pipinya, membuat dia tersentak kaget. Tara langsung menatap pelaku yang melakukan tindakan tersebut.
"Apa yang kau pikirkan?" Leonardo langsung mendudukkan dirinya di samping Tara sambil memberikan botol minuman tersebut.
Tara menerimanya, wajah dia cemberut dan berkata, "Kau mengagetkan."
"Kau sendirian disini?"
Tara mengangguk.
"Sendirian di halaman belakang sekolah itu tidak baik. Rumor mengatakan bahwa di sini ada hantu." Leonardo mencoba menakutinya.
Siapa sangka Tara benar-benar ketakutan. Pemuda itu langsung menggeser duduknya, menjadi lebih dekat dengan Leonardo.
"Benarkah? Apa kau yakin?"
Leonardo terkejut. Dia hanya berbicara asal, tapi sepertinya pihak lain benar-benar takut dengan hantu.
Kemudian dia menarik sudut bibirnya, dan berkata, "Benar. Aku tidak berbohong. Salah satu temanku pernah melihatnya."
Mata Tara membulat. Dia semakin menggeser duduknya pada Leonardo, sehingga tidak ada jarak sedikit pun.
Leonardo tersenyum kemenangan, diam-diam melingkarkan lengannya pada pinggang ramping pemuda itu.
Dan Tara tidak menyadari tindakannya. Pemuda itu masih dengan wajah ketakutan mengamati sekeliling.
"Tetapi, aku terkadang kemari dan tidak melihat apa pun. Apa kau berbohong?" Tara menatap tajam Leonardo.
"Aku tidak berbohong. Jika tidak percaya, kau duduk sendirian disini. Aku akan bersembunyi di sana, dan menunggu hantu itu keluar." Leonardo menunjuk pada semak-semak.
Kemudian Leonardo mencoba berpura-pura beranjak bangun.
Tanpa sadar Tara langsung memeluk tubuh pemuda itu, dan berkata, "Aku percaya padamu. Kau disini temani aku."
Leonardo menarik sudut bibirnya. Dia membiarkan pemuda itu memeluk tubuhnya, dan berkata, "Apa yang kau pikirkan? Apa itu sebuah masalah? Kau bisa bercerita padaku, mungkin aku bisa membantu."
Tara langsung melepaskan pelukannya setelah sadar. Dia berdehem pelan, lalu berkata, "Enam hari lagi ulang tahun temanku. Aku masih kebingungan dengan hadiah, apa yang aku berikan padanya?"
"Apa kau bisa membantuku? Hadiah apa yang bagus untuk anak laki-laki?"
Leonardo berpikir sejenak, kemudian menatap Tara dan menjawab, "Mungkin jam tangan atau gelang."
Mata Tara berbinar, "Ide bagus." Kemudian dia langsung beranjak bangun, membuat lengan Leonardo yang melingkar di pinggangnya terlepas, wajah pemuda itu langsung murung.
"Terima kasih, sudah memberiku saran."
Ketika Tara akan melenggang pergi. Leonardo langsung menahannya, "Tunggu, kau mau kemana?"
"Aku akan kembali ke kelas. Ada apa?"
"Bagaimana kalau aku menemani-mu membeli hadiah teman-mu itu?" Leonardo menawarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Membuat Pembully Jatuh Cinta (Tamat)
Novela JuvenilTara Montenegro sangat terkejut saat melihat dirinya di dalam cermin, penampilannya berubah kembali menjadi seorang pemuda berusia tujuh belas tahun. Bagaimana bisa ini terjadi? Apakah efek dari minum susu kotak? pemberian dari seorang wanita tua ya...