20 : menerima khitbahan

223 12 1
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarikatu

Tidak terasa yah kita sudah sampai di part 20

Ada yang mau saya sampaikan:

Jika ada Alur cerita saya sana seperti alur yang kalian baca, saya mohon maaf itu diluar keinginan saya. Karna memang saya membuat cerita ini hasil dark imajinasi sendiri.
Tolong jangan di kritik ya? Saya bikin nya susah payah, kalau ada kata yang tidak mengenakan mohon maaf sebesar-besarnya.

Terima kasih atas perhatiannya

_______________________

Jangan lupa votenya

.

.

.

Typo? Tandai

HAPPY READING

Saat pembahasan soal khitbahan kyai abiydsar untuk putra sulungnya yaitu Gus zavi si berandalan Oalah asunya tingkat dewa saat dulu, tapi sekarang sudah berubah bukan lagi bad boy tapi good boy

Mereka memberhentikan percakapan itu mengingat bahwa seraya makan. Kan ngk baik menyantap makanan sambil bercerita. Jadi mereka memutuskan untuk lanjutkan makan, menyelesaikan makanan dan segera menuju ruang tamu. Aza juga ikut makan tadi. Sesuana Makan canggung untuk dua orang yaitu zavi dan aza

Keluarga ndalem dan kelima sahabat savi pun sekarang sudah berkumpul di ruang tamu untuk membahas soal tadi yang di ruang makan sempat tertunda

Posisinya saat ini. Kyai duduk di kursi tunggal dengan samping kanan kiri di duduki oleh zavi dan teman temannya. Ummi Zahra dan ketiga gadis. Gadis yang di maksud adalah, Ning Alya, aza, dan salsa.

"Jadi bagaimana nak?tanya kyai abiydsar membuka topik

Aza memberanikan diri menatap kyai abiydsar"tapi kyai, saya bukan keluarga dari Gus atau Ning, saya hanya terlahir dari keluarga yang kurang paham agama, rasanya tidak lantas bersanding dengan kak zavi yang memiliki keluarga terpandang"ujar aza ragu

Kyai abiydsar tersenyum ia mengerti"saya mengerti maksud kamu nak. Tak mengapa, di bumi ini semua manusia sama di mata Allah. Allah saja tak membedakan bedakan hambanya, lantas mengapa saya sebagai orang biasa membedakan bedakannya?"tanya kyai abiydsar menjelaskan

"Nak! Terima lah khitabahan anakku, tidak ada yang minim agama. Kita semua disini semuanya sama. Kita semua masih belajar menjadi hamba Allah yang taat agar tak terjerumus dalam zina! Dan melakukan larangan larangan dari Allah SWT"

"Aby tak ingin, anak Aby ini melakukan zina, karna memikirkan seorang gadis yang bukan mahramnya. Dia juga sudah mendapatkan dosa karna memelukmu dengan erat. Ingat kalian bukan muhrim"lanjut pak kyai tegas membuat zavi tertunduk dalam

"Tapi kyai! Aza___ngk punya orang tua"ujarnya pilu

Mendengar itu zavi mendongak zavi terkesiap dan langsung menatap kearah aza"ja-jadi umma?"ujar zavi

Aza tersenyum getir ia mengangguk lesu"iya, umma meninggal saat usia aza 17 tahun"ujarnya sedih

"Innalilahi"kompak kelima pemuda, Ning Alya ummi dan kiyai abaydzar tak terkejut mereka sudah tau ini. Mereka juga ikut andil mengantarkan beliau sampai memakam

ZAVI & AZA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang