TRISHA DAN BIRVA

5.1K 464 131
                                    

Rabu. H-4.

Pernikahan Trisha dan Kailash diundur satu minggu karena orang tua Kailash yang sakit. Seharusnya minggu kemarin adalah hari pernikahannya, tetapi dibatalkan karena sangat tidak memungkinkan. Cukup mengeluarkan banyak biaya karena dibatalkan 9 hari sebelum acara.

Terhitung sudah dua minggu lebih Trisha tidak bertemu dengan Kailash. Komunikasi yang dilakukan keduanya hanya lewat pesan dan telepon. Kebiasaan mereka akhir-akhir ini selalu melakukan sleep call. Membicarakan kejenuhan yang dialami oleh masing-masing.

Empat hari menuju pernikahan dengan laki-laki pilihannya, membuat Trisha semakin gugup. Ditambah keluarganya benar-benar tidak ada yang mendampingi. Saat Trisha menyampaikan bahwa ia akan menikah, keluarga ayahnya tidak terlalu peduli. Mereka hanya akan datang saat acaranya saja. Sementara keluarga ibunya tidak ada yang bisa dihubungi.

Kesendirian Trisha membuat ia semakin kesepian. Biasanya rasa sepi itu bisa hilang karena sibuk dengan pekerjaan. Tetapi kalau cuti seperti sekarang, Trisha juga bingung harus mengalihkan dengan kegiatan apa.

Diambilnya ponsel yang terletak di samping cangkir kopi. Kemudian gadis itu membuka room chat dirinya dengan kekasihnya.

Mas Kailash💍

Aku bosen mas, sepi :((

Maaf ya gara-gara acaranya diundur kamu jadi bosen gini. tapi aku pastiin hidup kamu nggak bakal sepi lagi kalo kita udah nikah.

Baik banget calon suami aku🤍

Gaunnya gimana? Udah dianterin?

Bentar lagi mbak Salsa kesini

Ada bagusnya juga mas diundur, mbak Salsa jadi punya waktu lebih, pasti hasilnya lebih maksimal.

Oke sayang.

Semalam Trisha mendapat pesan bahwa gaunnya sudah jadi. Waktu itu, saat Trisha sepakat dengan diundurnya acara, ia segera menghubungi Salsa.

"Mbak acaranya diundur satu minggu." Ucap  Trisha

"Beneran, Sa? Maaf ya aku bukannya nggak mau sedih, tapi aku seneng soalnya minggu besok acara ulang tahun Sekala, minggu depannya ada acara lagi. Hehe"

"Dih kurang ajar malah seneng. Ya udah have fun sama acaranya. Gaun aku harus maksimal soalnya ada waktu tambahan."

"Iya iya kamu tenang aja ya. Mood aku lagi bagus banget, pasti aku kerjain dengan bagus juga."

***

Trisha keluar dari kamarnya karena sudah waktunya untuk sarapan. Sekaligus ia ingin memberi tahu Darmi bahwa hari ini akan ada tamu.

"Bi, nanti siapin makanan ke atas ya, mau ada tamu." Pinta Trisha saat menuruni tangga dari lantai atas.

"Kenapa nggak di depan aja mbak tamunya? Di atas kan privasi." Ucap Darmi untuk mengingatkan Trisha.

"Tamunya mbak Salsa bi, yang buatin gaun pengantin Trisha. Jadi bibi tenang aja ya." Trisha mendekat ke arah Darmi dan mendekap perempuan paruh baya itu menggunakan satu tangannya.

Darmi sudah menghentikan kegiatannya yang sedang membersihkan meja makan. Lalu menghadap ke arah Trisha.

"Bibi nggak nyangka mbak Trisha udah mau nikah. Maafin bibi ya selama ini banyak salahnya kalo ngurus mbak Trisha. Bibi sering marah, sering ngomel, cerewet banget. Semua itu karena bibi sayang sama mbak Trisha."

Kopi TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang