Manusia hanya bisa berencana dan Tuhan yang menentukan segalanya.
Sore hari ketika Trisha dan Kailash sudah bersiap untuk menuju Bandara, ayah Kailash menghubungi mereka. Mengatakan bahwa ayah Kailash harus segera menuju Malaysia karena pekerjaan yang mendesak. Karena perjalanannya cukup lama jadi ibu Kailash juga harus ikut. Alhasil Sekala tidak ada yang menjaga dan terpaksa Trisha menyuruh Kailash membatalkan perjalanannya.
Awalnya Kailash meminta untuk ibunya nanti menyusul saja ke Malaysia saat ia dan Trisha sudah pulang dari Maldives. Tetapi, ayahnya tidak memperbolehkan dengan alasan yang menurut Kailash tidak terlalu jelas.
Trisha yang tidak mau terjadi keributan akhirnya mengalah dan membiarkan waktu bulan madunya terlewat begitu saja. Ia juga tahu pasti ada resiko yang harus ditanggung saat ia memilih Kailash yang sudah memiliki anak.
"Lagi-lagi dari pihak aku yang bikin gagal apa yang udah kita rencana." Kailash merasa bersalah pada Trisha, karena masalah keluarganya, membuat mereka membatalkan semua.
"Nggak usah dipikirin, eh tapi kamu pasti kepikiran ya soalnya uang yang udah keluar hilang gitu aja."
"Aku nggak mikir uangnya Sa, aku mikirin kamu, takut kecewa udah mau berangkat tapi mendadak dibatalin."
"Mungkin belum rezekinya buat aku liat Maldives. Udah yuk kita jemput Sekala."
Pajero hitam milik Kailash mulai keluar dari pelataran rumah. Menyusuri jalan yang cukup padat karena jam pulang kerja. Sedari tadi satu tangan Kailash terus menggenggam tangan Trisha. Mau bagaimanapun Trisha pasti merasakan kecewa karena batalnya perjalanan mereka.
"Aku gapapa mas."
"Kamu kenapa-kenapa." Ucap Kailash. Ia usap punggung tangan Trisha menggunakan ibu jarinya.
"Yaudah biar kita berdua baik-baik aja, obatnya kita pergi ke puncak mau nggak? Kalo ke puncak kan masih bisa bawa Sekala." Tawar Trisha yang disetujui langsung oleh suaminya.
"Tapi Sekala nggak ada temennya, dia bosen nggak ya nanti?"
Benar kata Kailash, anak empat tahun seperti Sekala pasti membutuhkan teman, terlebih akhir-akhir ini Sekala sudah mulai mau berinteraksi dengan teman-temannya. Kalau keadaannya seperti sebelum Kailash bertemu Trisha, mungkin Sekala akan betah-betah saja dengan semua kejenuhan. Tetapi sekarang anak Kailash sudah berubah.
"Ajak anak mbak Salsa gimana? Bilva atau Birva gitu?"
"Emang dibolehin?"
"Kita langsung jemput aja pasti dibolehin."
***
Sampai di rumah orang tua Kailash, ayah dan ibunya sudah menunggu di depan pintu dengan koper yang berjejer. Begitu juga dengan Sekala yang ikut berdiri di sana."Berangkatnya sekarang, mah?" Tanya Trisha.
"Iya sayang, ayah ada kerjaan yang urgent banget. Maaf ya bikin waktu liburan kamu sama Abi jadi gagal."
"Iya, Sa. Ayah minta maaf sama kamu."
Trisha tersenyum sungkan dengan mertuanya. Ia jadi tidak enak hati melihat keduanya yang terus meminta maaf padahal tidak masalah sama sekali bagi Trisha.
"Yang penting mama sama ayah jaga kesehatan ya. Kalau lama dan kita kangen nanti pasti nyusul ke sana."
"Jam segini harusnya Abi sama Trisha udah check in." Sindir Kailash yang mendapatkan cubitan dari istrinya.
"Diem." Pinta Trisha.
"Kalo gitu kita pamit dulu ya Bi, Sa. Oh iya cucu Oma harus nurut sama Ibu. Kalo nggak nurut nanti disuntik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kopi Terakhir
RomanceBercerita tentang seorang perempuan muda yang sudah melaksanakan sumpah dokter bernama Trisha Sadya Salsabila. Panggil saja Trisha, gadis yang sangat menyukai kopi. Salah satu harapannya yang belum tercapai ialah bisa meracik kopi yang nikmat untuk...