Hari ini tepat dua Minggu setelah Trisha bertamu di rumah Kailash. Artinya, hari ini juga seharusnya lukisan yang digarap oleh Kailash sudah selesai dan diantar ke rumah pemiliknya. Tetapi sampai jam 2 siang Kailash masih belum memberikan kabar apapun.Gadis cantik yang sedang menikmati hari liburnya, kini sedang duduk di balkon kamar. Memandang gumpalan awan yang mulai menghitam, akankah mereka menangis yang kemudian disebut dengan hujan?
Dalam lamunannya, perempuan itu teringat satu minggu lalu ketika hendak melunasi kurangan pembayaran pada Kailash. Waktu itu hari Senin yang mana rumah sakit pasti ramai. Karena kesibukannya, Trisha mau seperti saat ia membayar uang muka saja, transfer. Tetapi hal itu di tolak oleh Kailash dengan alasan uangnya akan dipakai untuk belanja peralatan lukisnya. Jadi, lebih baik dibayar cash saja dari pada Kailash harus pergi ke ATM mengambil uang dari Trisha.
Sahabi Kailash
Pagi Trisha, nanti siang bisa ketemu buat pelunasan?
Senin banyak pasien mas, biasanya jam 1 baru selesai. Transfer aja gimana?
Ketemu aja. Uangnya mau sekalian buat beli perlengkapan lukis, biar saya nggak usah ke ATM.
Okayyyy, jam istirahat ya mas sekalian makan siang. depan rs aja biar aku ga kejauhan. hehe
Boleh. Resto depan rs ya, jam 1.
Ketika jam istirahat tiba, Trisha segera merapikan semua barang-barangnya karena ia berencana akan langsung pulang setelah bertemu Kailash.
Trisha tiba di resto tepat ketika jam menunjuk angka 1 lebih 15 menit. Benar, Trisha telat. Matanya menelisik pada tiap meja dan mencari seseorang yang barangkali sudah menunggunya. Tetapi, mengapa tidak ia temukan laki-laki itu di sana?
Perempuan yang masih memakai jas putih dengan masker medis itu memilih meja dan segera memesan makanan. Ia baru tersadar ketika pesanannya datang dan hendak ia makan.
"Lah gue kenapa masih pake masker medis? Ini jas juga kenapa masih nempel?" Dialog Trisha sembari melepas satu persatu apa yang ia sebutkan tadi.
"Kailash juga kemana sih? Janji jam 1, gue udah telat malah dia lebih telat. Ngurus anaknya dulu kali ya, namanya juga duda." Trisha mengedikkan bahunya lalu memilih untuk makan.
Waktu makan Trisha tiga puluh menit karena fokusnya terbagi. Ia harus mengisi beberapa data untuk kepentingan kerjanya. Sampai ia sadar makanan apa yang sudah masuk dalam perutnya. Ia langsung meletakan iPad ke dalam tas dan menatap piring berisi makanan yang hampir habis.
"Nasi 350 kalori, gulai nangka 66 kalori, gulai ubi 71 kalori, rendang 193 kalori, ayam pop 265 kalori. Kalo ditotal hampir 1000 kalori. Harusnya tadi gue pesen nasi merah sama sayur rebus aja jangan nasi padang." Sesal Trisha tapi masih tetap melanjutkan makannya.
"Tapi it's okee, udah masuk ke perut, nggak ada yang perlu disesali."
Hampir satu jam gadis itu menunggu tetapi tidak ada tanda-tanda Kailash akan datang. Bahkan piring bekas makanan Trisha saja sudah ia minta untuk dibereskan agar mejanya terlihat bersih.
Sampai ia menerima notifikasi pesan dari orang yang sedang ditunggu-tunggu.
Sahabi Kailash
Sorry, cancel aja ya. Nanti saya kabarin lagi mau ketemu kapan dan dimana.
Ok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kopi Terakhir
RomanceBercerita tentang seorang perempuan muda yang sudah melaksanakan sumpah dokter bernama Trisha Sadya Salsabila. Panggil saja Trisha, gadis yang sangat menyukai kopi. Salah satu harapannya yang belum tercapai ialah bisa meracik kopi yang nikmat untuk...