Pailit

5K 333 70
                                    

Untuk beberapa bagian, kita ketemu di Karya Karsa! Tapi kalau memang sudah merasa cukup, tidak perlu pergi kemana-mana.

https://karyakarsa.com/salsalian

------

"Dasar, Anjing." Teriak Trisha.

Saat suaminya mengambil kunci mobil dan keluar villa ia mengikutinya. Sebelum itu tentu Trisha sudah menyuruh Sekala dan Birva untuk tetap di ruang tv.

Awalnya perempuan dengan hijab yang tidak terkunci itu terus menahan suaminya agar tetap di sana. Tetapi Kailash kekeuh untuk segera pulang ke Jakarta. Baginya, masalah yang menimpa ayahnya adalah sebuah tanggung jawab yang harus ia selesaikan.

"Mas, kamu jangan seenaknya gini dong."

"Yaudah kamu milih ikut aku atau tetep di sini?" Tanya Kailash dengan wajah datar.

"Kamu beneran tega ninggalin aku sama anak-anak?"

Kailash menarik nafasnya dalam, rasanya percuma untuk mendebat Trisha saat ini. Laki-laki itu tidak berkata apa-apa dan memilih masuk ke dalam mobil. Kalau ia terus meladeni Trisha, maka waktunya akan semakin lama untuk ia sampai di kantor ayahnya.

Makian terakhir Trisha membuat Sekala dan Birva keluar. Kedua anak itu berdiri di ambang pintu dengan sepasang mata yang ketakutan. Sepasang mata itu ialah milik Birva.

"Di mana anjingnya Bu?" Tanya Sekala.

"Tante, adik takut sekali sama anjing."

Trisha langsung menghadap ke sumber suara. Lalu ia segera mendekati Sekala dan Birva.

"Tadi ada anjing nyebelin banget, tapi udah pergi kok, kalian tenang aja." Usapan lembut pada kepala Sekala dan Birva, berhasil menenangkan mereka.

"Kenapa anjingnya menyebalkan?" Lagi, suara itu keluar dari mulut Sekala.

"Soalnya suka gigit bibir orang." Jawab Trisha sekenanya. Tetapi hal itu berhasil membuat dua anak kecil di hadapannya reflek menutup mulut.

"Udah pergi anjingnya, jadi sekarang udah aman. Kita siap-siap aja yuk."

"Memangnya kita mau ke mana tante?

"Kita ke Cimory dairyland."

"Birva nggak diajak kan, Bu?"

Birva yang mendengar itu melirik tajam ke arah Sekala. Hampir saja tangannya ingin mencubit pipi Sekala tetapi segera di tahan oleh Trisha.

"Kal, hari ini yang akur ya sama Birva, nggak ada ayah soalnya. Kalo kalian berdua ribut terus, ibu nggak sanggup." Mohon Trisha agar kedua anak itu berhenti bertengkar untuk hari ini saja.

Beruntungnya Sekala mau menuruti perintah Trisha. Di lokasi yang mereka tuju, Sekala tidak memancing keributan dengan Birva. Bahkan ketika Birva yang masih terus menggoda Sekala, anak laki-laki itu lebih memilih diam dan berusaha tidak peduli.

"Dombanya seperti Sekala." Ucap Birva yang tertawa dengan tangan yang menutupi mulutnya. Sangat gemas bagi Trisha tapi tentunya menyebalkan bagi Sekala.

"Adik, jangan bikin kesel kakaknya terus." Tegur Trisha dan Birva langsung diam agar Trisha tidak marah.

Mereka berjalan-jalan sembari menikmati pemandangan yang indah. Wisata yang mereka kunjungi cocok untuk semua kalangan. Jadi, Trisha maupun kedua anak kecil yang ia bawa tidak akan merasa bosan. Yang membuat kesusahan Trisha hanya satu, kakinya yang terasa sakit untuk berjalan.

***

Di bagian sana, tepatnya di Jakarta, Kailash baru saja sampai dan memasuki basement. Begitu keluar dari mobilnya, ia menaiki lift yang langsung tertuju pada lantai di mana ruangan ayahnya berada.

Kopi TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang