Kondisi Kailash sudah membaik dan kembali seperti semula. Dua hari bermanja-manja dengan Trisha mempercepat pemulihannya. Trisha pikir, begitu sembuh suaminya akan banyak beristirahat di rumah saja. Tetapi sebaliknya, Kailash semangat sekali untuk mengurus perusahaan ayahnya.
Bahkan hari ini, Sabtu yang seharusnya libur tetapi waktunya digunakan Kailash untuk bertemu investor. Trisha tidak akan paham mengenai dunia bisnis, ia tidak akan merecoki Kailash. Perempuan itu hanya mau agar Kailash bekerja dengan waktu yang wajar.
"Aku berangkat ya, Sa."
Tidak ada jawaban, Trisha diam dan terus melanjutkan sarapannya. Ada Sekala di sana, sementara emosinya ingin dikeluarkan saat berbicara dengan Kailash. Dari pada harus marah di depan Sekala, ia lebih memilih diam saja.
"Kal, ayah berangkat dulu ya. Sekala yang nurut sama ibu." Kailash mengusap kepala anak tunggalnya lalu segera pergi.
"Ibu marah sama ayah?" Trisha menggeleng, pipinya menggembung dengan mata berkaca-kaca.
"Ibu sedih?" Jawaban Trisha sama seperti sebelumnya.
Tapi kali ini air matanya tidak bisa ia tahan lagi. Tidak seperti biasanya, Trisha jauh lebih sensitif. Ingin sekali ia menghabiskan waktu bersama keluarga kecilnya di hari libur tetapi tidak pernah bisa.
Segera Trisha hapus air mata itu dan mengajak Sekala ke taman safari. Selain karena Trisha yang bosan, Sekala juga pasti butuh liburan. Terakhir Sekala berlibur ialah saat di puncak.
"Kala mau jalan-jalan nggak?"
"Mau Bu."
"Kita ke taman safari yuk, liat kembaran ayah."
Sekala bingung, memcerna apa yang dikatakan ibunya,
"Memangnya ayah punya kembaran?
"Lho Sekala nggak tau? Duh nanti deh ibu tunjukin. Sekarang siap-siap dulu."
Sarapannya Trisha tinggal bersama kopi buatannya yang tidak Kailash sentuh sama sekali. Ia membantu Sekala untuk menyiapkan barang pribadi dan menunggu Sekala mandi. Meskipun sudah bisa mandi dan berganti pakaian sendiri, namun Sekala masih anak-anak yang tetap membutuhkan bantuan.
Selesai dengan urusan anaknya, sekarang giliran Trisha yang harus mengganti bajunya.
"Ibu ganti baju dulu sebentar, ganti baju doang soalnya udah mandi. Sekala jangan kemana-mana, di sini aja nonton tv. Paham?" Setelah anaknya mengangguk paham, Trisha dengan segera menuju kamarnya.
***
Menyusuri kebun binatang dengan mobil sangat menguntungkan. Trisha tidak perlu mengeluarkan tenaga ekstra untuk menjaga anaknya. Andai saja mereka harus berjalan, Trisha pasti kewalahan karena Sekala yang berlari kesana kemari seperti saat di puncak.
"Kasih makan Kal, berani nggak?"
"Kacanya dibuka dulu Bu?"
"Iya sayang."
Trisha menurunkan kaca mobil dan memberikan akses untuk Sekala.
"Hallo elephant. Aku datang sama ibu mau kasih kamu makan." Ucap Sekala sembari menyodorkan wortel pada gajah.
"Elephant, doain ibu semoga tidak sedih lagi." Trisha tersenyum mendengar penuturan anaknya.
Trisha merasa beruntung karena diterima oleh Sekala dengan baik. Mungkin karena Sekala juga belum pernah bertemu dengan ibu kandungnya jadi lebih mudah menerima Trisha.
"Udah nak, gantian sama yang lain."
"Mobilnya ramai sekali Bu."
"Iya soalnya hari libur, jadi banyak anak-anak yang mau ke sini buat liat hewan-hewan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kopi Terakhir
RomanceBercerita tentang seorang perempuan muda yang sudah melaksanakan sumpah dokter bernama Trisha Sadya Salsabila. Panggil saja Trisha, gadis yang sangat menyukai kopi. Salah satu harapannya yang belum tercapai ialah bisa meracik kopi yang nikmat untuk...