04

18 4 0
                                    

"Jadi,sejak kapan reyhan tau?" Tanya jeevan pada jean,kedua pria itu kini tengah berada di taman rumah sakit.

"Kemarin,anya bilang mereka gak sengaja ketemu di taman." Jawab jean

"Gue gak berani kasih tau dia alamat rumah lo tanpa bilang kalian dulu,karena itu. Siapa tau dia belum tau soal ansel,jadi gue suruh dia tanya ke harsa aja."

"Emang udah seharusnya reyhan tau." Sahut jean sembari mengangguk.

"Lo gak khawatir anya balik lagi sama reyhan?" Tanya jeevan menatap sahabatnya itu,jean hanya terkekeh.

"Dia istri gue,mereka gak bisa apa-apa selama gue gak ceraikan anya. Dan gak akan gue biarkan itu terjadi."

....

    Anya baru saja mengunjungi ruangan fransisca setelah ansel kembali tidur tadi,hanya sekedar untuk menyemangati calon ibu itu. Anya merasa sedikit kagum padanya,karena fransisca tampak setenang itu menghadapi persalinan nya.

"Boleh masuk gak nih?" Tanya reyhan di ambang pintu

"Masuk aja,gue gak lagi bugil kok." Sahut fransisca sedikit tertawa.

"Ya siapa tau selain suami lo gak boleh masuk." Ujar reyhan

"Ini bukan ruangan bersalin,santai aja."

"Ansel sama siapa?" Tanya anya,tadi ia menitipkan ansel pada reyhan tapi lihat pria itu sekarang malah ikut keluyuran.

"Sama jean." Jawab reyhan singkat

"Gimana perasaan lo sejauh ini?" Tanya anya,perempuan berdarah campuran itu hanya mengangkat bahu.

"Baru bukaan 4 masih aman,masih bisa santai." Jawab fransisca

"Kalian keren,bisa se tenang ini." Komentar anya lagi

"Ya karena kita udah tau kapan anak kita lahir,gak kaya ansel yang tiba-tiba mau buru-buru keluar." Sahut harsa,anya sedikit tertawa dan mengangguk mengingat seheboh apa ia bersama jean menjelang kelahiran ansel yang tiba-tiba itu.

"Bener juga,tapi kalau gue gak jatuh di kamar mandi gak akan se heboh itu juga." Sahut anya

"Kalau gitu gue pamit ya,nanti jenguk lagi kalau bayi nya udah keluar." Pamit anya,di ikuti oleh reyhan.

.

   Keduanya kini tengah berada di kantin rumah sakit,anya memutuskan untuk membeli minum dan entah kenapa reyhan mengikutinya.

"Anya,aku benar-benar minta maaf." Ujar reyhan,membuat anya menatap pria yang kini duduk di hadapannya.

"Buat apa?"

"Semuanya,maaf udah biarin kamu lewatin semuanya sendirian. Maaf udah buat kamu menanggung itu semua."

"Gak perlu minta maaf,justru aku bersyukur atas lahirnya ansel. sejujurnya aku pernah berpikir buat gugurin dia,tapi aku selalu takut. Gak tau seberapa menyesalnya aku kalau seandainya aku nekat dulu. Aku selalu merasa bersalah sama ansel karena pernah berpikir buat melakukan itu." Jawab anya

"Kalau gitu makasih,udah mau melahirkan ansel."
Anya tersenyum dan mengangguk menanggapinya.

"Boleh aku tau cerita pas kamu melahirkan ansel? Kalau gak keberatan?" Tanya reyhan

"Ansel lahir prematur 36 minggu karena aku jatuh di kamar mandi,aku gak bilang jean soal itu karena aku merasa baik-baik aja awalnya. Tapi lama-lama perut aku sakit dan tiba-tiba ketubanku pecah,kita berangkat jam 10 malam ke rumah sakit. Dan ansel baru lahir jam 7 pagi." Cerita anya

"Dan anya hampir meninggal karena pendarahan,itu alasan gue sampai nangis-nangis ke harsa sama jeevan.dan ansel dua minggu di rumah sakit." Sahut jean yang entah datang dari mana,membuat anya menoleh.

Between Us | Renjun JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang