13

6 3 0
                                    

Jean tak pernah pergi dari sisi anya, sementara ia menitipkan ansel pada reyhan dan juga menyerahkan semua pekerjaan nya pada kayla. Setelah mengetahui bahwa anya keguguran kayla datang ke rumah sakit, meminta maaf padanya sampai bersimpuh di bawah kaki anya. Tentu saja anya memaafkan mereka berdua, meskipun hati anya masih berteriak tidak ikhlas tapi tak ada yang bisa ia lakukan lagi. Berpisah dengan jean lebih baik daripada ia harus menanggung sakit hati lebih lama lagi.

"Besok aku sudah boleh pulang, jangan lupa soal surat cerai itu." Ujar anya, ia tak pernah memindahkan berkas itu dari atas meja di samping ranjangnya.

"Anya aku mohon."

"Aku tidak akan pernah berubah pikiran jean."

"Aku akan berubah anya, aku akan tebus semua kesalahanku."

"Jangan egois jean, pikirkan kayla. Apa yang sudah kamu perbuat padanya? Bertanggung jawablah seperti seharusnya. Jangan bohongi hati kamu sendiri, kamu lebih mencintai kayla. Mempertahankan pernikahan kita hanya akan membuat kita berdua sama-sama sakit dan hancur." Ucap anya, jean hanya terdiam.

Lamunan keduanya terbuyarkan ketika kenop pintu bergerak, lalu sosok anggun irina muncul di balik pintu. Bahkan usia tak mampu memudarkan kecantikannya yang luar biasa.

"Ibu, sama siapa ibu kesini?"

"Ayahmu, dia masih di bawah." Jawab irina

"Tak apa anya, berbaringlah. Kamu masih sakit." Ucap irina lagi ketika anya hendak bangun dari ranjangnya.
Irina segera duduk di sofa ruang rawat vip itu, menyimpan tas merek ternamanya di atas meja.

"Bagaimana keadaan kamu anya?" Tanya dimas begitu membuka pintu.

"Saya sudah lebih baik dari kemarin." Jawab anya sembari sedikit tersenyum pada ayah mertuanya itu.

"Ibu banyak mendengar hal-hal luar biasa tentang kalian belakangan ini." Ucap irina setelah suaminya ikut duduk di sofa di sampingnya.

"Kenapa kalian gak bilang anya masuk rumah sakit?" Dimas ikut bertanya.

"Kalian sibuk, jadi aku rasa gapapa ayah dan ibu gak perlu jenguk. Anya juga setuju buat gak kasih tau kalian." Jawab jean

"Bahkan soal kami kehilangan calon cucu kami? Dimana pikiran kamu jean? Sebelum membahas itu, ibu ingin mengkonfirmasi sesuatu pada kalian terlebih dahulu." Ujar irina.

Irina perempuan anggun yang lahir dari keluarga terhormat, begitu pula dimas yang memiliki latar belakang keluarga terpandang. Dulu begitu jean mengatakan akan menikahi perempuan yang sudah hamil irina benar-benar marah, ia hampir memaafkan hal itu sampai akhirnya ansel lahir dan irina menyadari bahwa anak yang jean akui sebagai kesalahannya bukanlah anaknya.

Sejak awal irina tak menyukai anya karena ia hamil tanpa pernikahan, lalu kemudian ia lebih tak menyukainya lagi ketika anak yang ia lahirkan sangat mirip dengan sahabat anaknya sendiri yang sudah ia kenal dengan baik.
Hal yang terbaik yang irina bisa lakukan adalah tak pernah menganggap anya dan anaknya itu ada, setidaknya irina bisa menahan diri untuk tak mengucapkan hal tak pantas pada mereka.

Irina sangat tegas pada aturan, ia tak membiarkan anak-anaknya mencoreng nama baik keluarga ardana. Irina membesarkan anak-anaknya dengan peraturan dan tatakrama yang luar bisa, meskipun tanpa sepengetahuannya jean sedikit memberontak di masa remajanya dulu.

"Belakangan ini ansel jarang bersama kalian, lalu ibu bertemu candra sedang bersamanya. Ansel memanggilnya kakek, apakah itu pantas untuk di biarkan? Memanggil pria yang bukan suami ibunya ayah juga-"

"Ansel memang anak dari reyhan, dia memang ayahnya dan seharusnya ansel memanggilnya seperti itu tidak ada yang salah. Lalu ansel bahagia karena mendapatkan kasih sayang dari kakek dan neneknya yang selama ini belum pernah ia dapatkan apakah itu salah? Jangan usik kebahagiaan anakku, kalau anda khawatir soal nama baik keluarga ardana tenang saja aku sudah mengurus surat cerai. Hanya saja putra tersayang kalian tidak ingin menandatanganinya." Anya menyela ucapan irina, sebenarnya anya sudah ingin marah tapi ia menahannya. Berteriak dan marah pada irina tak akan membuatnya menggubris lawan bicaranya, irina perempuan berkelas yang menyelesaikan masalahnya dengan tenang.

Between Us | Renjun JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang