11

10 3 0
                                    

Anya memutuskan untuk mulai menyelidiki jean, ia meminta tolong pada harsa untuk mengenalkannya pada seseorang yang mungkin bisa membantu mengingat jonathan ayah harsa adalah seorang jaksa. Ia yakin harsa memiliki koneksi yang luas pada orang-orang seperti itu, sampai akhirnya harsa mengenalkannya pada mahendra detektif muda yang bisa melakukan ini itu selain menyelidiki kasus kepolisian asalkan ada bayaran yang sepadan.

"Jadi buat apa lo butuh seseorang kaya mahendra?" Harsa bertanya

"Jean sering mengeluh pekerjaannya bersama rekannya diluar kota selalu bermasalah, kita curiga kalau dia korupsi atau apa. Jadi kita butuh seseorang untuk menyelidiki." Jawab anya sedikit berbohong, ia tak ingin orang lain tau keretakan rumah tangganya bersama jean yang sudah terjadi belakangan ini.

"Oke, nanti gue hubungi mahendra sebelum kasih kontaknya ke lo."

"Makasih ya harsa, maaf kalau merepotkan."

"Sama-sama, gak masalah."

.....

Seperti malam-malam sebelumnya, jean selalu pulang telat ke rumah. Namun kali ini jean tak pernah mau repot-repot lagi menjelaskan atau memberi alasan pada anya. Ia hanya akan mandi dan langsung tidur, tak memberikan kesempatan pada anya untuk bertanya dari mana jean sampai pulang selalu hampir larut malam. Dan anya sudah lelah dengan sikap jean pun tak berniat untuk bertanya lagi soal apapun.

Tanpa jean ketahui beberapa hari belakangan ini ia sudah di mata-matai oleh mahendra, pria itu benar-benar mahir dalam mengumpulkan informasi dan kurang dari satu minggu mahendra sudah meminta anya untuk bertemu. Jadi anya memutuskan untuk bertemu mahendra di restoran yang tak jauh dari toko peremen ansel selagi jean bekerja dan ansel sekolah.

"Senang bertemu dengan anda, nyonya anya." Ucap mahendra begitu ia duduk di depan anya. Mereka saling berjabatana tangan sebentar, selama ini mereka hanya berkomunikasi lewat ponsel secara diam-diam.

"Jadi mahendra, apa yang kamu temukan tentang suami saya?" Tanya anya setelah beberapa saat.
Mahendra tak langsung menjawab, ia mengeluarkan sebuah laptop di tas ranselnya dan mulai menyalakan benda elektronik tersebut.

"Ijinkan aku untuk berbicara non formal, suami kamu berselingkuh anya." Jawab mahendra, bagaikan tersambar petir anya terdiam untuk beberapa saat.

Ia benar-benar tak menyangka jean akan berselingkuh di belakangnya, perubahan sikap jean memang sedikit mencurigakan tapi anya tak pernah berpikir sampai sejauh itu, tak pernah sedikitpun anya mengira suaminya akan berselingkuh.

"Berikut bukti-bukti yang aku dapatkan." Ujar mahendra lagi setelah ia rasa anya sudah kembali dari lamunannya, ia menyerahkan laptopnya pada anya. Banyak foto serta detail keterangannya disana, foto yang menampilkan jean tengah sendirian maupun bersama kayla.
Bahkan hebatnya mahendra berhasil mendapatkan foto jean yang tengah bermesraan bersama kayla di dalam ruangan kantornya juga. Yang dapat anya tebak foto itu di ambil di gedung sebrang kantor jean.

"Terimakasih atas semua informasinya, mahendra." Ucap anya setelah menghela nafas.

"Aku akan kirimkan file nya ke kamu nanti, kamu akan membutuhkan semua bukti ini untuk menggugat jean di persidangan nanti. Kalau kamu mau bercerai dengannya."

Anya hanya tersenyum dan mengangguk, ia tak yakin apa ia akan bercerai dengan jean atau tidak. Yang menjadi pertimbangan anya adalah bayi yang ada dalam kandungannya sekarang, mengingat kehamilannya membuat anya semakin sedih. Rasanya dadanya benar-benar sesak sekarang, jean berselingkuh di saat ia tengah hamil rasa sakit di hatinya berkali-kali lipat lebih menyesakkan yang anya rasakan.

"Terimakasih ya mahendra, nanti kalau aku butuh bantuan lagi aku bisa hubungi kamu kan?"

"Tentu saja, kamu bisa hubungi aku kapanpun untuk hal-hal semacam ini." Jawab mahendra, anya merogoh tasnya melirik ke sekitar sebelum memgeluarkan amplop coklat yang cukup tebal itu.

Between Us | Renjun JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang