bakal banyak typo karena keyboardku sama sekali ga bisa dipakai huhuhu.
anyway ceritanya agak kupercepat yaa karena ternyata part nya masih banyakk takut nanti terlalu banyak kalian malah bosennn hehe
warning!
di part akhir ada adegan kekerasan"JAPI BANGUN, UDAH SIANG" yeji yang sudah selesai menyiapkan sarapan berteriak karena sekarang sudah hampir pukul enam tapi suaminya tidak kunjung bangun juga dari tempatnya tertidur. sebenarnya tidak masalah jika saja jeno tidak memiliki jadwal terbang jam 8.30 nanti. iya, maminya ada rapat di luar kota dan menggandeng jeno langsung untuk mengamati jalannya rapat dan membantu juga karena rencananya mami akan membangun rumah sakit lagi yang akan di handle oleh dirinya setelah jeno sudah menempati posisi tertinggi di rumah sakitnya.
yeji ikut pening mendengar rencana mertuanya. tapi ingat, otak jeno tidak seperti yeji yang kerja cita citanya cuma buat ngitung duit suami aja.
ia menggelengkan kepala melihat jeno yang masih berbaring telungkup di kasur. pria itu baru tidur jam tiga malam, tidak enak juga kalau dia membangunkan jeno padahal pria itu baru tidur selama tiga jam. tapi mau bagaimana lagi???
"jeno, bangun" yeji menyibak selimut tebal yang menutupi tubuh sang suami. ia menaikkan suhu pendingin ruangan agar tidak terlalu dingin.
jeno mengerang karena guncangan di tubuhnya. apalagi ketika yeji membuka gorden kamar mereka hingga cahaya menembus ke kamar mereka.
"let me sleep" jeno bergumam pelan, membalikkan kepalanya agar tidak terkena cahaya matahari. yeji menggelengkan kepala. ia memilih duduk dan merebahkan tubuhnya di samping jeno.
"japii. ayoo bangun... udah jam berapa ini lo harus terbang nih" karena suara yeji yang terus menerus menerobos gendang telinganya, akhirnya jeno kemudian terbangun.
yeji tersenyum ketika melihat bola mata hitam berkilau milik suaminya terbuka. ia selalu senang melihat mata itu terbuka walau mata itu selalu menatap dengan tatapan datar jika berhadapan dengan orang lain selain dirinya.
"biarin gue tidur lagi" jeno berkedip pelan, garis garis di pipinya menandakan kalau tidurnya benar benar nyenyak dan tidak ingin di ganggu. ia kemudian mendekat, melingkarkan tangannya di tubuh sang istri dengan kaki melilit di atas paha yeji.
"awas kena perut gue" yeji memperingkatkan suaminya. jeno berdehem, memilih untuk mengumpulkan nyawa dengan memeluk sang istri.
"dia ngga nakal lagi hari ini?" jeno bergumam. bertanya kepada sang istri perihal putranya yang sudah mulai menendang.
iya, kalian tidak salah baca.
anak pertama mereka adalah laki-laki ketika kemarin yeji periksa. kandungannya pun sudah mulai menendang dan membuat yeji kesusahan untuk bergerak karena terlalu aktif.
yeji lagi lagi takut jika jeno tidak menerima anaknya, tapi pria itu tidak memberikan respon lebih atau malah terkesan tidak terlalu peduli di mata orang lain. yeji mengangkat bahu, setidaknya jeno tidak menolaknya lagi itu sudah cukup.
"tangannya jangan kemana mana, lo ngga punya waktu. semalem kan udah" yeji protes ketika tangan suaminya sudah menjalar kemana mana. jeno berdecak kesal. ia akhirnya bangkit setelah melirik jam.
"sana mandi" jeno menganggukan kepala sambil menguap, ia melipat selimut yang dipakainya sebelum bangun dan menyambar handuk dan berjalan sambil terhuyung huyung.
yeji kemudian beranjak kembali ke dapur untuk membuat sop ayam. iya, berterima kasihlah kepada lia yang selalu sabar mengajarkan kepadanya untuk memasak setelah kejadian omurice yang membuat mereka hanya memakan menu itu selama seminggu sampai yeji memilih untuk makan diluar saja daripada harus memasak menu telur itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving Living
FanfictionHidup Javier dan Natasha berubah setelah mereka berusaha untuk menjauh dari 'pekerjaan' mereka tepat pada waktunya. Namun, apakah hidup normal bagi mereka bisa didapatkan?