"orange juice satu please"
seorang bartender yang tengah membuat pesanan menoleh ke arah yeji yang baru datang. "tumben lo pesan yang non alkohol" ujarnya heran.
yeji yang malam ini datang menganggukan kepala. "lagi males. satu ya, gue nunggu disana" yeji menunjuk meja yang sudah ia booking. meja yang berada di sudut ruangan. aneh memang pilihan meja nya ketika ia biasanya memilih di tengah, menyukai dirrinya menjadi pusat perhatian dari orang-orang.
"oke" ujar bartender tersebut menyanggupi pesanan jus jeruk untuknya sementara yeji melangkah menuju meja yang berada di sudut ruangan.
"malam cantik" yeji tersenyum ketika ada seorang pria yang belum pernah ia kenal menggoda dirinya ketika dia melangkah menuju meja. ia malam ini memakai terusan putih sepaha dengan membiarkan punggung yang terbuka lebar. tak lupa sepatu hak tinggi kesayangannya yang berwarna merah menyala senada dengan warna bibir dan rambutnya.
"keberatan kalau gue gabung ga?" yeji yang baru saja menyilangkan kakinya hingga pakaiannya sedikit tertarik menoleh saat ada suara perempuan berambut hitam legam menyapanya. "sure, karin. tumben sendirian"
wanita cantik bernama karina itu mengangkat bahu, memilih duduk di depan yeji. berhadapan sambil mengaduk aduk minumannya. "putus gue. kalau lo? masih sama cowo lo yang sekarang?"
yeji menganggukan kepala. "masih. cuma lo tau sendiri dia ngga pernah dateng ke sini" karina menganggukan kepalanya. "agree. gue aja penasaran seganteng apa cowo lo"
yeji mengangkat bahu. "ganteng banget sih, gue bisa yakin kalau dia bisa masuk cover majalah. cuma ya gitu, dia benci perhatian dari publik" yeji menjawab apa adanya.
"berbanding terbalik kaya lo, ya" yeji tertawa dan menganggukan kepala. "itu yang bikin kita cocok ngga sih?"
"one orange juice" yeji menoleh saat melihat seorang pelayan wanita mengantarkan jus jeruk pesanannya. "here"
karina menatap yeji aneh, ia ingin bertanya tapi masih ada pelayan disana jadi dia menahan dirinya. ia kemudian bertanya ketika sudah tidak ada orang disana. "non alcohol? tumben?" ujarnya tidak bisa menahan rasa penasarannya. biasanya yeji memesan minuman dengan tingkat alkohol rendah jika dia tidak ingin mabuk. tapi ini tumben-tumbenan dia memesan memesan minuman yang tidak beralkohol.
yeji meminum jus jeruknya. mengangguk pelan begitu rasa asam dari jeruk mengalir di kerongkongannnya. "i have baby to take care of"
karina langsung tersedak minumannya. "you what?"
"gue hamil" yeji mengangkat bahunya santai seolah itu bukan berita yang besar. karina masih belum bisa menelan berita ini sehingga dia sekarang menepuk nepuk dadanya akibat tersedak.
"jangan bercanda lo. ngarang pasti" yeji mengangkat bahu. "ya kalau lo ngga percaya sih ngga papa"
"tapi lo masih 20??"
"21 tahun depan" ralatnya. karina memutar bola matanya. "terserah"
"kok lo bisa hamil?" yeji menghembuskan napas lelah mendengar pertanyaan temannya yang tidak terlalu bermutu di telinganya. "ya bisalah. gue punya pacar. gue aktif berhubungan dan kebetulan apes aja gue salah ngitung waktu subur"
karina menepuk dahinya. "damn. terus keluarga lo gimana?"
yeji mengangkat bahu. "ngga tau, gue belum bilang ke mereka dan lo jangan bocor ya gue bahkan ngga ada rencana buat ngebocorin ini ke mereka"
karina mengangguk pelan, tau kalau memang yeji ada masalah dengan keluarganya dan dia juga tidak mau ikut campur dengan itu. bukan ranahnya untuk tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving Living
أدب الهواةHidup Javier dan Natasha berubah setelah mereka berusaha untuk menjauh dari 'pekerjaan' mereka tepat pada waktunya. Namun, apakah hidup normal bagi mereka bisa didapatkan?