"japi? masih sibuk?" yeji yang tengah berjalan jalan sambil membawa ayam goreng di tangannya melongok ke arah kamar. bukan, bukan kamar mereka tentu saja.
kamar satu lagi, tempat dimana jeno meletakkan semua 'pekerjaannya' sekarang sudah berubah bentuk. Tidak ada lagi jajaran kenang-kenangan yang diambil ketika mereka bekerja. tidak ada lagi jajaran benda benda tajam koleksi milik jeno. yang ada hanyalah sebuah ruangan dengan tema coklat muda dimana bau pengharum ruangan sekarang tercium begitu wangi.
jeno di dalam sana tengah memasang box bayi yang akan digunakan untuk tempat tidur bayi mereka. iya, bermodalkan petunjuk dari tempat mereka membeli, sekarang jeno tengah merakit box yang nantinya diletakkan di sisi sebelah kiri dari lemari.
semuanya terisi penuh, mami membelikan semua keperluannya dengan antusias, maklum cucu pertama jada membeli apa yang dia suka padahal harganya tidak bisa dibilang murah.
"bentar lagi kelar? kenapa?" jeno yang tengah memasang menoleh ke arah yeji yang berdiri di pintu sambil memasang rangka terakhir.
yeji cemberut. "mau mandi" ujarnya sambil menyandarkan dahinya di engsel pintu. mengintip sesekali melirik malu malu ke suaminya. jeno yang tidak terlalu mengerti maksud istrinya hanya mengerutkan kening, mencoba mencerna apa maunya si yeji. "ah" ujarnya setelah sadar. "ya udah sana tungguin gue, gue mau nyelesaiin ini dulu"
yeji menganggukan kepala. "oke" yeji kemudian menghilang dari kamar anak mereka dan berjalan menuju kamar mandi untuk menyiapkan kegiatan mereka.
ia mengisi bathub dengan air hangat, bathub yang muat hingga dua orang itu ia berikan bathbomb dimana membuat air menjadi berwarna.
"yeji melepas pakaiannya kemudian mulai berendam di dalam bathub sambil memejamkan mata. belakangan ini, seluruh tubuhnya rasanya sakit dan pegal pegal. entah karena ini tinggal menunggu baby eric terlahir di dunia. kepalanya juga pusing karena yeji minggu ini ada uas yang mau tidak mau dia ikuti. walau ada untungnya karena si bayi kemungkinan besar lahir disaat dia tengah libur semester jadi dia tidak perlu cuti karena dia libur dua bulan.
oh ngomong-ngomong dia berencana memberi nama eric kepada anak laki laki pertamanya yang terinspirasi dari disney yang belakangan ini menjadi tontonannya. sisanya biarkan jeno yang memikirkan nama belakang eric, kan dia bapaknya.
baru saja membicarakan jeno, pria itu sudah masuk ke dalam bathub tepat di belakang yeji yang langsung menyandarkan tubuhnya ke tubuh sang suami. "pegel?" jeno bertanya ketika yeji memejamkan mata. "aktif banget buset, padahal bapaknya aja magernya bukan main" ia mengeluh sebelum kemudian mengaduh karena baby eric yang menendangnya tidak terima.
jeno mengangkat sudut bibirnya. "ngga terima dia"
yeji mendesah kesal, anaknya itu selalu aktif ketika hanya ada dirinya sendiri tapi akan kembali anteng ketika ada jeno. kayaknya dia tau mana yang lebih menakutkan diantara bapak ibunya.
"bentar lagi, ya" tangan jeno melingkari perut yeji. mengusap tonjolan dimana bayi laki laki itu bergerak dan benar, bayi itu terdiam. se ajaib itu emang tangan jeno padahal dia untuk saat ini tidak ada2 keinginan untuk membunuh bayi ini, tidak tahu nanti kalau dia sampai membuat nyawa yeji terancam.
"lo beneran disana cuma seminggu kan?" nah ini, alasan sebenarnya yeji takut karena hpl nya itu tinggal 9 hari dan jeno harus keluar kota selama seminggu karena ada masalah di pembangunan rumah sakit.
jeno mengangkat bahu. "ya semoga bisa cepet aja kelarnya dan mereka ga protes lagi biar gue bisa balik lebih cepet" jeno menjawab apa adanya. tidak ingin memberi harapan lebih, karena dia juga tidak tahu bagaimana masalah yang akan dihadapinya nanti karena protes warga tentang pembangunan rumah sakit. maminya mengirim jeno karena ia ada rapat di rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving Living
Fiksi PenggemarHidup Javier dan Natasha berubah setelah mereka berusaha untuk menjauh dari 'pekerjaan' mereka tepat pada waktunya. Namun, apakah hidup normal bagi mereka bisa didapatkan?