ada adegan tidak untuk ditiru ya teman teman
"lo kenapa dah? keliatannya gugup amat kaya mau pidato kenegaraan aja" yeji yang tengah mengatur napasnya menoleh ke arah ryujin yang datang.
ryujin kemudian mengambil undangan yang ada di meja kemudian membaca nya sekilas. "ini buat gue kan undangannya?" ryujin bertanya ketika membaca namanya ada di sana. yeji menganggukan kepala, membiarkan temannya mengambil undangan secara mandiri.
"oh sabtu besok ini acaranya? gue di undang ke resepsi?" ryujin menyipitkan matanya, ia lupa tidak membawa kacamata miliknya sehingga perlu menyipitkan matanya untuk melihat tanggal yang tersedia.
"iya, pemberkatan cuma buat keluarga dekat aja. maaf ya, jeno minta nya begitu soalnya" yeji beralibi, tentu saja mereka tidak akan mengundang orang lain karena tidak mau ada orang yang tahu identitas asli jeno yang merupakan saudara angkat dari mark.
"acara apaan?" lia yang baru datang dengan semangkuk bakso miliknya bertanya. "nih kawan lo mau nikah"
"kapan?"
"sabtu besok"
"ini kita ngga diundang ke acara akad nya siapa tau kita bisa bantu-bantu" lia bertanya menawarkan bantuan. yeji menggelengkan kepalanya. "maaf ya girls, kalian tahu sendiri jeno gimana"
mendengar itu mereka langsung tersadar. "oh iya, laki lo itu keluar cuma kalau kuliah doang ya"
jeno tersenyum walau belum bisa lega seratus persen. "ya gitu deh"
"terus kenapa lo gugup banget? kita fine fine aja kalau misalnya diundang pas resepsi doang, atau kalau kaga diundang juga gapapa yang penting lo jajanin ramen"
yeji mengusap dahinya. "gue mau ngasih undangan ini ke orang tua gue" jawabnya pelan. lia dan ryujin terdiam saling pandang.
"mereka..mereka ngga tau kalau lo mau nikah?" lia bertanya pelan.
yeji menggelengkan kepala. "hubungan gue sama keluarga gue dari dulu aja belum akur"
"hyunjin?"
yeji menggelengkan kepala. "dia belum tau, kayanya udah curiga cuma dia kayanya ngga tau deh"
"ngga mungkin dia ngga tau deh, perut lo udah nonjol sekarang apalagi kalau lo kaya sekarang pake baju yang press body. udah keliatan tau baby bump nya" lia menjawab jujur.
"tau deh" yeji menjawab apa adanya.
"tapi jeno ikut kan?"
***
"gue ikut ke dalam" jeno menjawab setelah melepas sabuk pengamannya.
yeji yang tengah mempersiapkan dirinya untuk menghadapi orang tua dan kakaknya di dalam sana langsung menoleh dengan cepat kepada jeno yang langsung memutuskan dengan sepihak. "lo?"
jeno berkedip kebingungan. "iya? emang kenapa?"
"lo yakin beneran mau ketemu orang tua gue sama hyunjin. kita ngga tau kedepannya apa dan respon mereka gimana" yeji berujar jujur karena ia sendiri tidak tahu respon yang nantinya akan diberikan oleh orang tuanya terutama sang ayah yang tentu saja membuatnya waswas.
"ya karena kita ngga tau apa respon mereka gue harus turun. orang lo nikah sama gue bukan nikah sendiri jadi lumayan gue bisa jadi backup kalau terjadi apa-apa. jadi ayo turun" jeno membuka pintu dengan ringan sementara yeji hanya menghela napas. jeno dan ayahnya bukanlah kombinasi yang sempurna. keduanya sama-sama keras. ayahnya sangat membenci berita kehamilan yeji dan bisa bertindak sesuai yang ia mau sementara jeno, dia pria nekat dan tak pandang bulu. dengan kata lain, jeno bisa membuat tragedi berdarah saat ini juga ketika mereka menyentuh yeji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving Living
FanficHidup Javier dan Natasha berubah setelah mereka berusaha untuk menjauh dari 'pekerjaan' mereka tepat pada waktunya. Namun, apakah hidup normal bagi mereka bisa didapatkan?