"matiin alarm nya yeji" yeji yang masih tertidur harus terbangun karena dering alarm yang suaranya benar-benar nyaring hingga mereka berdua terpaksa untuk bangun pada pagi hari.
dengan tangan kirinya yang terbebas, ia meraba kasur bagian atas. mencari dimana ponsel yang berbunyi entah milik siapa. yeji terpaksa membuka matanya ketika tangannya tidak mampu menyentuh ponsel milik jeno yang ternyata berbunyi.
"jam berapa?" jeno bertanya ketika alarm nya sudah mati. yeji menyipitkan matanya. "jam delapan" ujarnya sambil mencoba untuk duduk di kasur.
usahanya untuk duduk di kasur terpaksa harus gagal karena jeno menarik tubuhnya hingga dia harus tertidur kembali di ranjang dengan tangan jeno yang melingkari tubuhnya.
"kakinya awas, anakmu kegencet nanti" yeji memperingatkan kaki jeno yang melilit tubuhnya. jeno berdehem, menurunkan kakinya dari perut yeji namun tetap memeluk paha sang kekasih. yeji terbaring telentang dengan wajah jeno di bahunya. bersembunyi dan enggan terbangun dari tidurnya.
"tidur jam berapa semalem?" yeji bertanya karena semalam seingatnya jeno tidak tidur bersama dengan dirinya. pria itu semalam menghilang entah melakukan apa di luar sana saat yeji memejamkan mata.
"jam tiga" gumamnya dengan suara bangun tidur yang sudah jarang yeji temui. bagaimana tidak, jam tidur mereka terbalik. yeji tidur ketika jeno bekerja dan jeno tertidur ketika yeji sudah terbangun. begitu tiap hari. jadi karena ini menurut yeji waktu yang jarang sekali mereka dapatkan, yeji memilih untuk berdiam, menikmati momen ini.
"lo kok makin gembil pipinya" yeji berkomentar. matanya masih terpejam tapi hidungnya yang menempel pada pipinya bekerja lebih baik daripada matanya.
yeji memutar mata. "coba lo tanya berapa kilo berat badan gue naik di minggu ke sepuluh ini"
"berapa?" jeno menurut dan bertanya.
"hampir lima kilo jeno, bayangin aja gue bakal segede apa nanti kalau sembilan bulan" yeji mengadu.
"kalau dihitung pake hitungan orang bodoh sih lo bakal naik dua puluh kilo karena hamil normalnya sih 40 minggu. ngga tau kalau nih bayi milih tanggal lahirnya sendiri"
"dua puluh kilo? gue bakal segede apa?"
"lo sekarang aja cuma empat puluh yeji, nambah dua puluh kilo tuh ngga keliatan tenang aja. soalnya lo tinggi jadi ngga kelihatan gendut malah kelihatan seksi. percaya sama gue" mendengar itu yeji langsung menatap jeno. "beneran?"
jeno mengangkat bahu. "ngga tau nanti. kan kita ngga tau kedepannya. apalagi kalau gue kegoda cewe lain juga ngga tau"
"dan gue bisa ngabisin cewe itu karena berani-beraninya bikin lo meleng" yeji mengancam galak sementara jeno hanya terkekeh pelan. "iya iya, jangan galak-galak dong" ujarnya sambil memeluk yeji lebih erat. kan sudah dibilang jeno itu manja.
"lo beli cincin dimana? kok cantik banget?" yeji bertanya kepada jeno sambil mengangkat jari tengah nya yang terdapat cincin yang begitu indah melingkari jarinya.
"toko cincin. gue ambil aja rekomendasi dari mbak nya yang mirip mirip sama koleksi cincin punya lo. besok ya kalau nikah gue serahin semuanya ke lo. lo tinggal ngomong mau konsep nikahan kaya gimana. apa udah kepikiran mau gimana nikahnya?" jeno bertanya. yeji menggelengkan kepala. jangankan kepikiran konsep pernikahan, dia saja masih belum sadar dari rasa terkejutnya menghadapi kenyataan kalau pria di sebelahnya sudah naik level menjadi calon suaminya.
"belum kepikiran apa-apa sih. cuma gue bakal ngasih tau temen-temen gue gapapa?"
"terserah lo, yeji"
***
"sorry sorry gue telat, tadi habis ngurusin rambut dulu" yeji melangkah dengan rambut barunya. ia melunturkan cat rambut miliknya sehingga sekarang rambutnya dibiarkan hitam, kembali ke warna semula dan sepertinya akan seperti ini hingga dia melahirkan nanti.
"santai. gue juga baru dateng" ryujin berujar sambil menguncir rambut nya yang mulai memanjang. "ngomong-ngomong siapa yang ngusulin buat makan di all you can eat gini?" tanya nya.
"dia noh, tumbenan. biasanya dia jaga pola makan banget" ujar lia sambil membuat bumbu untuk kuah. di depan mereka sudah ada daging sapi dan beberapa sayuran yang bertumpuk tumpuk.
"ada yang mau gue omongin juga sih kebetulan karena ini juga tempatnya lebih privat daripada resto yang lain" ujar yeji.
ryujin yang sudah mengambil daging sapi dengan sumpit bertanya. "lo mau ngomong apaan? kaya orang mau ngomongin pernikahan aja" ia berujar dengan asal sambil memasukkan daging sapi ke dalam kuah mala yang mendidih.
"gue emang mau menikah" yeji berkata. ia meringis melihat kedua respon temannya yang langsung menghentikan kegiatannya. lia yang tengah mengaduk juga ikut berhenti, pun ryujin yang sama berhenti.
"ngarang lo ya?" lia menolak percaya dengan yeji.
yeji berkedip. "gue ngga bercanda. nih buktinya" ia menunjukkan cincin yang ada di jarinya sebagai pertanda kalau ia sudah menerima lamaran dari jeno.
"lo beneran ini?" ryujin bertanya memastikan.
yeji mengangguk. "ya masa gue bohong?"
tangan ryujin menyentuh dahi yeji. "ngga panas deh perasaan. Halu ya lo?"
yeji berdecak. "kaga. orang gue udah dilamar kemarin nih. Kita nikah juga dalam waktu dekat kayanya" yeji menjelaskan.
"sama jeno?"
yeji memutar bola mata. "ya sama siapa lagi? cowo gue kan cuma dia"
"tunggu tunggu dulu. gini deh gini. umur kalian berdua berapa?"
"dua puluh mau dua puluh satu" ia berujar jujur sambil menyuap daging nya.
"dan gue tau lo bukan tipikal orang yang mau nikah muda walaupun gue tau lo thirsty as fuck. jadi jangan bilang..."
yeji menyengir. "hehehe udah sepuluh minggu tante"
"UHUK UHUK LO UHUK HAMIL??" ryujin bahkan tersedak kuah mala nya. yeji langsung menutup mulut temannya agar tifak berteriak dengan keras dan membuat orang orang mendengar pembicaraan mereka. "sssst, jangan teriak teriak bisa ngga?"
"ya sorry gue kaget" ryujin berujar kemudian kembali terbatuk. "minum dulu nih minum" lia langsung memberikan gelas kepada ryujin.
ryujin meneguknya dalam sekali tegukan. "lo hamil?" ia kembali bertanya kali ini dengan bisikan. yeji menganggukan kepala sambil mengelus perutnya. "sepuluh minggu dan gue lagi ngidam makan ini"
"kok bisa?"
"ya emangnya kenapa ngga bisa orang mereka ngga ada yang mandul?" lia menjawab dengan entengnya.
"engga. bukan gitu. gue tau ni temen gue udah kurang belaian dari sma tapi gue pikir kalian pakai pengaman deh"
yeji mengangkat bahunya. "tau dah. lagi kebobolan aja kali" ia menjawab apa adanya.
"terus reaksi jeno gimana? dia baik baik aja kan?"
yeji tidak ingin memberi tahu teman-teman nya mengenai reaksi jeno begitu mengetahui kehamilannya. jadi ia hanya tersenyum. "untungnya dia fine fine aja. ngelamar gue dan kita memutuskan untuk nikah"
"bagus deh kalau begitu, dia cinta banget sama lo ya?"
yeji hanya tersenyum tipis, tidak terlihat dan tidak menjawab apapun.
****
"apa yang lo rencanain sekarang?"
"gue? ngga ada"
"cih, menurut lo gue percaya? nikah bukan gaya lo dan lo bahkan ngga pernah tau rasanya jatuh cinta. jadi, apa yang lo rencanain di balik pernikahan ini?"
"menurut lo?"
—————
update terakhir di 2023! selamat datang 2024!
siapa yang udah liat collab nya hyunjin sama yeji???????
jangan lupa untuk tinggalkan jejak disini ya bestie! thank you for reading💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving Living
FanficHidup Javier dan Natasha berubah setelah mereka berusaha untuk menjauh dari 'pekerjaan' mereka tepat pada waktunya. Namun, apakah hidup normal bagi mereka bisa didapatkan?