02

213 13 1
                                    

"Hyunjin, dipanggil Pak Minho ke dalem." Ucap Karina begitu melihat Hyunjin yang baru selesai dari kamar mandi.

"Napa sih, masih jam istirahat udah manggil manggil aja heran, sering banget dia manggil gue ke ruangannya. Dia ngefans sama gue apa gimana cenah?. Untung bos." Hyunjin mendumel pada dirinya sendiri.

Tok tok tok..

Diketuknya pintu ruangan sang atasan.

"Masuk"

"Maaf, Bapak manggil saya? Ada apa ya Pak?"

Tiba tiba Minho menutup semua tirai di ruangannya dan segera mengunci pintu. Perasaan Hyunjin mulai tidak enak.

"Ma-maaf Pak, ini kenapa semua tirainya ditutup? Masih siang perasaan."

Minho menunjukkan seringai tipisnya. Perlahan dia mendekati Hyunjin. Hyunjin yang sedikit takut pun reflek memundurkan langkahnya. Dilihatnya wajah mereka sudah saling berdekatan. Hyunjin menelan ludahnya gugup.

"Pak.."

"Saya tiba tiba mengingat perkataan kamu tempo hari. Kamu bilang mau menuruti apapun yang saya perintahkan."

Perasaan Hyunjin semakin tidak enak.

"A-apa yang bisa saya lakukan untuk anda?"

"Blowjob punya saya dengan mulut kamu yang lacur itu"

Hyunjin seketika terkejut dengan permintaan bos nya itu. Hyunjin benar benar merasa semakin direndahkan oleh atasannya itu. Ia tidak tahu jika kesalahan yang sempat ia lakukan kemarin akan menjadi panjang seperti ini.

"Maaf Pak sebelumnya, tapi saya tidak bisa. Saya mohon jaga perilaku anda seperti layaknya seorang atasan..!!! Jangan mentang mentang anda adalah atasan saya anda bisa berperilaku seenaknya dengan saya..!!!"

"Yasudah kalau begitu, saya tidak akan melakukan permintaan kamu kemarin. Biarkan saja semuanya terungkap."

Tiba tiba Minho menjabak rambut Hyunjin sampai kepalanya menengadah ke belakang.

"Akh.. Pak Sakit.."

Minho mulai menciumi bibir Hyunjin dengan kasar. Dan kemudian Hyunjin memberontak. Ciumannya berhasil terlepas.

"Pak jangan seperti ini..!! Anda tahu ini adalah pelecehan. Saya bisa saja melaporkan bapak ke pihak yang berwenang."

"Yang kamu maksud pelecehan itu yang mana? Kejadian tempo hari? Atau kejadian saat ini? Dan berbicara mengenai kejadian tempo hari, bukannya kamu yang memulai duluan ya? Dan lagi, saat kejadian malam itu kenapa kamu tidak memberontak? Padahal saat itu kamu bisa saja melawan? Benar bukan?"

Seketika Hyunjin berpikir. Yang dikatakan bos nya itu ada benarnya. Kenapa saat itu Hyunjin tidak melawan dan justru malah pasrah begitu saja.

"Tanpa kamu sadari, diam diam kamu juga menikmatinya Hyunjin. Benar kan?"

"Saya tidak akan melakukannya..!!!"

"Terserah padamu saja. Jangan salahin saya jika video pada malam itu benar benar terekspos."

"Kok diam? Cepat lakukan tugas kamu atau keluar dari ruangan saya"

Dengan terpaksa Hyunjin pun menuruti keinginan Minho. Sementara Minho hanya bisa mendesah kenikmatan saat miliknya dipuaskan dengan sekertaris kesayangannya itu.

____

Setelah kejadian tersebut Hyunjin benar benar merasa dirinya itu sangat kotor. Dia keluar dari ruangan Minho dengan raut kesalnya itu. Amarahnya tersulut begitu saja tapi disatu sisi dia juga tidak tahu harus bagaimana.

"Dasar atasan gila..!!! Gue benci sama lo Minho gue benci..!!!!" Ucap Hyunjin mendumel sendiri.

Minho melakukan itu semua semata mata hanya karena ia ingin menegaskan pada Hyunjin bahwa dialah dominannya. Selain itu, memang sejak awal Minho sudah tertarik pada Hyunjin saat Hyunjin pertama kali mulai bekerja diperusahaanya. Semakin Minho melihat Hyunjin, semakin pula dia penasaran dengan pria bernama Hyunjin itu.

"Semakin hari saya semakin tertarik saja padamu Hyunjin."

Malam harinya...

Hyunjin sudah berada di apartemen milik atasannya itu. Dia tengah disibukan dengan mempersiapkan beberapa kebutuhan atasannya itu untuk besok.

"Saya sudah menyiapkan pakaian anda untuk besok. Kemeja sudah saya setrika dan gantung di laci sebelah kanan, dasi sudah saya siapakan diatas nakas, saya juga sudah membuat sarapana untuk anda besok pagi. Anda hanya perlu memasukannya ke dalam airfryer ataupun oven listrik."

"Kamu ini kenapa? Masih kesal sama saya karena kejadian tadi siang?" Ucap Minho pada Hyunjin ketika Hyunjin hendak akan meninggalkannya.

'Si anjing, pake nanya' Batin Hyunjin.

"Semuanya masih bisa disiapkan esok pagi seperti biasanya, kenapa seperti ini?"

"Gue gak bisa terus terusan dateng pagi, gue juga punya urusan. Lo tahu gara gara lo nyuruh gue ke apartemen lo tiap pagi gue jadi jarang sarapan, dsb."

"Kalau begitu kamu tinggal bersama saya. Dengan begitu kamu gak perlu bulak balik untuk menyiapkan semua keperluan saya."

"Gue mau pulang..!!"

"Siapa yang nyuruh kamu pulang? Malam ini kamu nginep disini."

"Gak mau..!! Awas gue cape gue pengen pulang..!!"

"Menurut atau kamu saya bikin lebih cape lagi, mau?""

Hyunjin tidak sepolos itu. Dia mengerti arah pembicaraan Minho.

"Mau saya lecehin kamu lagi kaya di hotel?"

Sudah Hyunjin duga bos nya itu akan berbicara seperti itu. Karena saat ini Hyunjin juga sudah kelelahan, dia akhirnya menurut. Dia malas berdebat lebih jauh lagi dengan atasannya itu. Membuang buang waktu saja.

"Kok di sofa, di kamar saya lah, ayo.." Ucap Minho yang melihat Hyunjin merebahkan diri di sofa.

"Ih, ribet amat sih lo..!!! Lo kalo mau tidur di kamar tidur aja sono. Gue tidur disini..!!"

Minho pun ikut membaringkan tubuhnya di tempat yang sama dengan Hyunjin dan Minho langsung memeluknya.

"Ngapain lo..!!! Sana ah..!!!"

"Ya kamunya gak mau tidur di kamar. Yasudah saya juga akan tidur disini."

"Si anjing..!! Sempit oy..!!!"

Minho pun mengecup bibir Hyunjin.

"Bahasanya dijaga sayang, yang sopan sama saya. Gimanapun saya ini lebih tua daripada kamu."

Hyunjin hanya diam. Dia sudah tidak ingin berdebat lagi dengan Minho. Dan beberapaa saat kemudian terdengar dengkuran halus yang Hyunjin keluarkan, pertanda bahwa pria itu sudah benar benar tertidur.

"Sleep Well my baby boy." Ucap Minho kemudian mengecup kening Hyunjin.

Daepyeonim (대표님)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang