0.6

176 10 0
                                    

Beberapa saat lalu seseorang yang menghubungi Hyunjin merupakan pihak kepolisian. Mereka menghubungi Hyunjin untuk memberikan kabar bahwa kedua orang tuanya Hyunjin ditemukan tewas di sebuah gudang bekas dengan darah yang masih berceceran di tanah. Mereka mengalamai pendarahan yang cukup serius di bagian leher dan ditemukan bekas sayatam yang begitu besar di leher masing masing dan sayatan tersebut cukup dalam seperti sengaja digorok oleh seseorang. Dengan begitu kepolisian menyimpulkan kasus tersebut sebagai kasus pembunuhan berencana. Entah apa yang terjadi tapi polisi berkata tidak bisa melanjutkan penyelidikan dan kasuspun ditutup. Hyunjin tidak mau ambil pusing dan menyerahkan semuanya kepada pihak kepolisian. Dengan beralasan sedang berada di luar negeri Hyunjin membiarkan kepolisian untuk mengurus jasad kedua orang tua nya itu.

Kediaman Hyunjin...

Saat ini Hyunjin benar benar sedang merayakan kematian kedua orang tuanya dengan meminum wine berharganya sambil menikmati film favoritnya seolah seperti tidak terjadi apapun. Hyunjin begitu membenci kedua orang tuanya, mereka selalu saja mencari masalah dan selalu berakhir Huinjin yang menyelesaikan masalah mereka, bahkan kedua orang tuanya tak henti henti memeras Hyunjin, dan kemarin kedua orang tuanya menjual Hyunjin pada pria hidung belang untuk keuntungan mereka. Terkadang Hyunjin ingin menghabisi kedua orang tuanya itu dengan tangannya sendiri.

Saat sedang menikmati film, bel apartemen Hyunjin tiba tiba berbunyi.

Ning Nong..

"Siapa sih elah, ganggu orang aja." Hyunjin segera menuju pintu dan membukanya. Begitu dibuka seseoramg tengah berdiri didepannya dengan darah yang masih menempel di pakaian, pipi, dan juga tangannya.

"Daepyeonim? Gwenchanhayeo? Apa yang sudah terjadi?" Tanya Hyunjin. Ternyata yang datang adalah atasannya sendiri

"Maaf saya.." Belum selesai berbicara Hyunjin tiba tiba memeluknya dan otomatis membuat Minho terkejut.

"Hyunjin, saya kotor. Lepaskan, nanti kamu ikut bau amis." Hyunjin pun melepas pelukannya.

"Masuklah terlebih dahulu dan bersihkan dirimu. Gunakan pakaian ku." Setelah Hyunjin berkata demikian, ia berencana kembali masuk tapi langkahnya terhenti saat Minho menahan tangannya.

"Ada yang ingin saya katakan padamu"

"Didalam saja, ini sudah.."

"Saya telah menghabisi kedua orang tuamu." Hyunjin sedikit terkejut setelah mendengar perkataan Minho.

"Darah ini, darah ini adalah darah mereka. Saya tidak tahan dengan sikap mereka yang memperlakukanmh begitu buruk, karena itu saya menyingkirkannya. Maafkan saya Hyunjin. Kedatangan saya kemari hanya untuk mengatakan hal itu dan menyerahkan diri padamu. Kamu bisa membawa saya ke kantor polisi. Dan lagi, yang kamu katakan beberapa bulan lalu memang benar. Saya memang ingin melindungi kamu dari orang tidak berguna seperti kedua orang tuamu itu. Kamu benar saya mencintai kamu, karena itu saya melakukan hal itu agar kamu tetap bersama saya. Saya tahu cara saya mendekati kamu itu salah, tapi saya tidak ada pilihan lain. Maaf karena saya terlambat mengakui perasaan saya. Saya datang hanya ingin mengatakan apa yang saat itu belum sempat saya katakan. Sekarang terserah padamu, jika saya harus mati ditangan kamu untuk menebus kematian orang tua kamu, saya rela. Saya.."

Cup..

Bukannya marah yang ada Hyunjin malah mencuri ciuman dari bibir Minho. Tentu saja Minho terkejut dengan aksi yang dilakukan Hyunjin.

"Daepyeonim ini terlalu banyak bicara. Cepat masuk sebelum saya berubah pikiran." Hyunjin

Minho masih terdiam.

"Tidak ingin masuk? Baiklah kalau begitu selamat.."

Belum selesai Hyunjin berbicara Minho langsung meraup bibir Hyunjin dengan begitu agresif. Ia mendorong Hyunjin masuk kedalam apartemennya kemudian menutup pintu apartemen menggunakkan sebelah kakinya agar tidak menganggu aktivitasnya. Dengan senang hati Hyunjin membalas ciuman dari sang atasan itu sembari mengalungkan lengannya di leher sang atasan. Setelah dirasa cukup mereka melepas ciuman tersebut dan saling memandang satu sama lain.

"Hyunjin ini.."

"Pertama tama, anda harus membersihkan diri terlebih dahulu Daepyeonim, kita akan bicara setelah anda selesai mebersihkan diri."

"Baiklah, kalau begitu saya ijin menggunakan kamar mandi apartemenmu."

"Silahkan."

Minho pun menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, sementara Hyunjin saat ini tengah membersihkan wajahnya yang ikut terkena darah yang menempel pada Minho tadi.

"Darah ini, menjijikan sekali.." Hyunjin juga ikut mengganti pakaiannya dengan pakaian baru. Setelah dirasa cukup, Hyunjin pun akhirnya kembali ke ruang tv dan menunggu Minho menyelesaikan urusannya.

"Hyunjin"

"Sudah selesai? Bagaimana pakaian nya? Cukup?"

Minho hanya mengangguk.

"Duduklah"

"Hyunjin, sekali lagi saya minta maaf karena telah menghabisi kedua orang tua kamu, saya.."

"Makasih."

"Nae?"

"Mereka emang harus disingkiran biar gak jadi parasit buat hidup gue dan gak ngebebanin gue lagi. Tadinya gue yang mau nyingkirin mereka, makasih udah gantiin gue buat nyingkirin mereka, dan makasih juga udah nolongin gue waktu itu dan mau lindungin gue."

"Saya melakukan itu semua karena saya mencintaimu kamu."

"Gue juga"

"Apa? Tolong katakan sekali lagi."

"Gak ada pengulangan."

"Saya ingin menjadikan kamu kekasih saya, tapi sepertinya itu terlalu beresiko. Saya bukan orang baik. Kamu juga udah lihat kan apa yang udah saya lakuin sama orang tua kamu. Hidup saya penuh bahaya Hyunjin. Musuh saya banyak dan tersebar dimana mana. Bahkan kamu juga sempat takut sama saya."

"Emang lo pikir gue juga orang baik gitu?. Gue sama lo itu sama. Dan gue gak peduli soal lo yang udah bunuh orang tua gue, soal latar belakang lo, mau lo CEO, Mafia, pembunuh bayaran, atau apapun itu gue gak peduli. Yang gue tahu gue cinta sama lo dan pengen lo jadiin gue milik lo. Tapi ya kalau lo gak mau juga gpp, gue gak maksa kok, biar gue cari cowok lain aja yang mau.."

Minho kembali membungkam mulut Hyunjin dengan ciumannya. Mata Hyunjin hanya terbelalak.

"Berani mendekati pria lain, maka bersiaplah untuk menerima hukuman. Saya harap kamu tidak akan menyesal dengan perkataanmu tadi." Ucap Minho kemudian kembali menciumi Hyunjin.

Seluruh tubuh Hyunjin sudah penuh dengan ruam merah. Minho banyak memberikan tanda kepemilikan atas Hyunjin di seluruh anggota tubuhnya. Malam ini mereka kembali menghabiskan malam panas mereka. Tapi kali ini tidak ada pakasaan seperti sebelum sebelumnya. Bahkan mereka benar benar saling memuaskan satu sama lain. Hyunjin sama gilanya dengan Minho. Bukannya melaporkan Minho pada pihak kepolisian atas pembunuhan kedua orang tuanya tapi yang ada justru Hyunjin malah menjadikan dirinya sebagai kekasih. Mulai hari ini hubungan Minho dengan Hyunjin bukan lagi merupakan hubungan antara atasan dan sekertaris melainkan sudah berubah menjadi sepasang kekasih. Walaupun demikian Hyunjin akan tetap selalu profesional dalam melakukan pekerjaannya seperti biasanya.

Daepyeonim (대표님)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang