03

197 9 0
                                    

Di pagi harinya, Minho tidak mendapati Hyunjin di sampingnya.

"Anak itu benar benar. Sudah kubilang jangan pulang tetap saja pulang, kenapa susah sekali untuk menurut. Awas kamu ya, saya hukum nanti."

Pagi harinya, begitu kedatangan Minho, lagi lagi Hyunjin di panggil ke ruangannya.

"Kamu, ikut saya." Ucap Minho setelah melihat Hyunjin sudah duduk di meja kerjanya.

'Ihh...!!! Kesel gue, ngapain sih manggil manggil gue mulu. Kali ini awas aja kalo sampe gak penting gue bogem anunya. Stress gue lama lama punya atasan kaya dia.' Batin Hyunjin kemudian berteriak tanpa suara untuk melampiaskan kekesalannya pada sang atasan.

Begitu sampai ke ruangan Minho, yang ada lubang anal Hyunjun yang kena bogem oleh sang atasan. Pagi ini sang atasan tiba tiba memasukan vibrator ke dalam lubang anal Hyunjin dan Minho mengendalikannya menggunakkan remot. Ia memainkan kecepatan vibrator itu dengan terus menekan tombol control slow dan fast. Hyunjin benar benar frustasi dibuatnya.

"Akh..lo ngapain sih dasar atasan mesum..!!! Keluarin itu dari sana."

"Ini hukuman untuk kamu. Bukannya saya sudah bilang jangan pergi, kenapa kaku pergi dari apartemen saya tanpa seijin saya..!!"

"Akh..gue harus pulang lah buat ganti baju, sarapan, dsb. Makannya gue pergi"

"Tapi kamu bisa kan tunggu saya atau setidaknya bangunkan saya lalu meminta ijin"

"Ahh..lu pikir lu siapa? Emak gue? Ngapain gue harus ijin segala. Udah sih lepasin itu, gue harus balik kerja."

"Bahasa Hyunjin, ini di kantor. Saya tetap atasan kamu..!!! Memohonlah, maka saya akan melambatkan tempo vibratornya, tapi kamu harus tetap seperti ini sampai jam istirahat."

"Daepyeonim, bisa tolong hentikan. Saya harus kembali bekerja, saya mohon." Mohon Hyunjin dengan cukup lembut.

Minho mengeluarkan smirk nya.

"Selama kau menurut dan jinak pada saya, saya juga akan menuruti semua permintaan kamu."

Sekarang Hyunjin paham, bagaimana cara menghadapi atasannya itu. Kwmudian Hyunjin mengangguki perkataan sang atasan. Minho pun memelankan tempo vibrator yang masih bersarang di lubang anal Hyunjin. Hyunjin sudah mulai sedikit tenang, walaupun getaran itu masih sedikit terasa.

"Kalau begitu saya boleh kembali bekerja?"

"Tentu. Lalu apa saja jadwal saya hari ini."

Hyunjin pun memberitahukan beberapa jadwal yang harus Minho lakukan, mulai dari meeting, dsb.

____

Sebentar lagi waktu menunjukkan jam istirahat. Minho kembali mengusili Hyunjin dengan mempercepat getaran vibrator yang masih bersarang di analnya.

"Ssh..." Ringis Hyunjin sambil menggigit bibirnya. Atensinya ia alihkan ke arah atasannya yang saat ini tengah tersenyum licik dibalik ruangannya. Ia melihatnya lewat kaca ruangam sang atasan.

'CEO sialan. Gak bener nih, gue harus ke kamar mandi.' Batin Hyunjin.

"Hyunjin, ke kantin bareng kuy." Ucap Karina yang datang entah darimana.

"Erggh..lo duluan aja gue harus ke toilet, udah gak kuat.." Hyunjin pun berlari kearah toilet.

"Tu anak cepirit apa gimana?, buru buru banget ke toiletnya."

Minho pun yang melihat Hyunjin melarikan diri segera keluar dari ruangannya. Ia takut jika Hyunjin akan kabur lagi seperti kemarin.

"Oh Pak Minho, selamat siang. Hendka istirahat?" Tanya Karina yang masih berada di dekat meja kerja Hyunjin.

"Dia mau kemana?" Tanya Minho pada Karina.

"Ah, Hyunjin biseo? Katanya dia mau ke toilet. Mungkit sakit perut."

"Terimakasih"

Minho pun hendak akan menyusul Hyunjin.

Kamar mandi..

Hyunjin sudah melepaskan celananya sebatas paha. Dia tidak kuat, rencananya ia ingin mengeluarkan vibrator itu dari analnya. Saat akan melepaskan vibrator itu, pintu kamar mandi terbuka cukup keras dan menampakan sang atasan yang sebenarnya ingin Hyunjin hindari hari ini.

"Ngapain kamu? Mau nakal lagi? Siapa suruh lepas vibratornya?"

"Ah..ampun Pak, bapak bilang hanya sampai istirahat kan, ini sudah istirahat, bukankah hukumannya telah berakhir?"

"Tadinya memang akan seperti itu, tapi melihatmu mencoba melepaskan vibrator itu sendiri, saya berpikir hukumanmu sepertinya harus ditambah."

"Huwaa...jangan pak..Saya sudah tidak kuat..!!!"

"Harusnya kamu membiarkan saya yang melepas vibrator itu." Minho mulai membuka kancing kemeja milik Hyunjin dan memberikan banyak rangsangan pada setiap inci tubuh Hyunjin."

Bayangkan saja bagaimana rasanya terus terusan diberikan berbagai macam rangsangan tapi tidak diijinkan untuk mencapai klimaks? Pasti rasanya sangat menyiksa dan juga lelah.

Beberapa saat kemudian, Minho melepaskan vibrator itu dari lubang anal Hyinjin. Doa tidak tega melihat Hyunjin kelelahan seperti itu. Bahkan dia saja belum memasukinya.

"Sekarang, lakukan tugas kamu" Ucao Minho pada Hyunjin. Berhubung Hyunjin sudah sangat horny, ia akhirnya melesakkan benda tumpul itu ke dalam lubangnya dan mulai menggerakan pinggulnya naik turun. Dan Hyunjin hanya bisa mendesah kenikmatan.

"Kau menikmatinya, hmm?" Tanya Minho pada Hyunjin.

"Ahh..sebentar..jangan ajak gue ngomong."

Plak

Minho menampar bokong sintal milik Hyunjin.

"Jawab sayang, jangan hanya mendesah". Minho pun mulai mengambil alih permainan. Dirangkulnya punggang sang submissive itu dan terus memberikan tusukan dengan begitu kasar.

"Ahh..Pak Minho..pe-pelanhh,, capek... huwaa😭"

"Saya belum keluar Hyunjin."

Aksi itu terus berlanjut sampai mereka bahkan tidak sempat untuk makan siang. Minho sudah merasa kenyang hanya dengan memakan Hyunjin. Dan Hyunjin juga sepertinya sudah kenyang dengan semburan sperma Minho di perutnya.

*nulis apa coba🙃

Daepyeonim (대표님)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang