Sudah 3 hari ini Minho hilang semangat dalam melakukan pekerjaannya karena ketiadaan sang kekasih. Ia juga belum memberi kabar pada Minho, entah balas dendam atau karena Hyunjin sangat sibuk seperti dirinya saat di Jepang sampai tidak membuka ponsel. Selain hilang semangat, Minho juga uring uringan tidak jelas. Semua karyawan menjadi sasarannya. Semua yang dilakukan mereka entah kenapa selalu salah di mata Minho. Saat meeting pun Minho hanya bisa memarahi karyawannya.
"Sudah itu saja? Apa kalian tidak ounya ide lain yang lebih baik lagi?!!! Jika begini bagaiaman perusahaan kita bisa maju..!!!
"Jika proposal yang kau buat saja seperti ini, bagaimana kita bisa meyakinkan client. Ubah semuanya..!!!"
Dan masih banyak lagi omelan omelan Minho pada beberapa karyawan lagi.
"Si bos itu kenapa sih? Ngomel mulu perasaan." Karina
"Gak ada sekertarisnya kali, jadi begitu" Gissele.
"Wah, jangan jangan dia punya hubungan sama sekertarisnya kali. Gara gara sekertarisnya gak ada kabar jadi dia marah marah." Ningning
"Iya sih, tapi emang harus ya ngelamapiasin semuanya sama kita kita. Aneh deh" Gissele.
"Ya gimana? Kangen kali dia sama sekertarisnya, jadi menggila." Karina.
"Sedeket apa sih pak bos sama Hyunjin? Sampe segitunya banget perasaan. Gue jadi kepo." Gissele.
"Kalo gue sih udah naruh curiga sama mereka" Karina.
"Curiga apa?"
"Rahasia"
"Ah, gak asik lo"
"Ck, udah gk usah terlalu kepo sama urusan orang. Mau lo di pecat Pak Bos." Karina.
Kedua rekan kerja itu pun hanya bisa menghela nafas malas begitu mendengar perkataan Karina.
Di lain sisi..
"Seungmin, apa Hyunjin ada mengabarimu?"
"Tidak Pak. Kemarin saya coba hubungi dia tidak ada jawaban sama sekali."
"Sudah mengirim pesan juga?"
"Sudah Pak, tapi tidak ada balasan sama sekali."
"Huftt..Hyunjin, kamu kemana sih, bikin saya khawatir saja."
"Maaf lancang, tapi sepertinya bapak begitu mengkhawatirkan Pak Hyunjin. Apa dia saudara bapak?"
'Lebih dari saudara' Batin Minho.
Bagi Minho Hyunjin adalah saudara sekaligus kekasihnya. Ia selalu ingin terus melindungi Hyunjin apapun yang terjadi. Hyunjin betul betul sangat berarti baginya.
"Kamu gak usah terlalu kepo sama urusa orang, gk baik. Kembali bekerja dan jangan lupa siapakan dokumen yang saya minta untuk pertemuan nanti"
"Baik Pak. Maaf atas kelancangan saya".
Sementara di L.A Hyunjin sedang disibukan dengan pekerjaannya terlebih lagi seseorang bernama Chris terus saja menggodanya.
"Hyunjin-shi, bagaimana bisa anda begitu tampan dan cantik dalam waktu bersamaan."
'Dasar direktur genit.' Batin Hyunjin.
"Setelah meeting selesai, mau makan bersama?"
"Tidak, terimakasih. Kebetulan saya sedang puasa."
"Ah, maaf. Kau memiliki agama rupanya."
'Terserah apa kata lu dah.' Batin Hyunjin.
Padahal sebenarnya itu hanyalah alasan Hyunjin saja. Hyunjin tidak bisa menahan lapar sedikitpun apalgi puasa, itu merupakan hal yang tidak mungkin.
"Apa kamu memiliki kekasih?"
"Maaf Pak, rasanya bapak tidak pantas menanyakan hal seperti itu. Itu hal privasi."
"Tipe yang seperti apa yang kamu suka?"
'Ini direktur gak ngerti bahasa apa gimana cenah' Batin Hyunjin.
"Saya suka sama cewek yang cantik, punya body goal, perhatian dan gak nyusahin." Bohong Hyunjin.
"Ah. Kamu tidak suka pria rupanya? Mau mencoba berkencan dengan pria? Tidak kalah menyenangkan kok"
'Si anjing, ini kalo Kak Minho tahu bisa bisa kepala nih direktur genit dipisahin dari tubuhnya.' Batin Hyunjin.
"Maaf Pak, meeting kita hari ini sudah selesai, saya harus bertemu dengan beberapa klien lagi. Saya permisi."
"Baiklah, lanjut besok".
'Heuh...nih direktur harus gue bogem apa gimana?. Ganggu banget deh. Risih gue.' Batin Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daepyeonim (대표님)
FanfictionSeries/Kategori : Mafia Lovestory Berawal dari Hyunjin yang tiba tiba naik jabatan menjadi asisten pribadi sekaligus sekertaris bos nya di perusahaan tempat ia bekerja. Awalnya Hyunjun bekerja di bahian divisi strategi pemasaran, namun tiba tiba ia...