Hari ini entah bagaimana Hyunjin berhasil dibawa pergi oleh orang tuanya. Mereka berencana akan menjual Hyunjin kepada salah satu pria berhidung belang.
"Kalian kenapa sih sama gue..!!! Apa uang yang selalu gue kasih ke kalian gak cukup? Kalian masih berusaha buat jual gue..!!! Kenapa gak sekalian bunuh aja gue. Ogah gue kalau harus digilir sama mereka."
"Apa kamu tahu keberadaan kamu dikehidupan kami itu sudah seperti benalu. Kamu itu hanya parasit untuk kami Hyunjin. Sejak awal aku bersalah karena memutuskan untuk melahirkanmu."
"Haha..gak nyadar ya, menurut gue yang benalu disini itu kalian. Kalian sengaja mau jual gue ke om om itu supaya kalian bisa milikin semua yang gue punya kan?"
"Haha..rupanya kita ketahuan sayang." Ucap ayah Hyunjin pada istrinya.
"Jika sudah tahu sebaiknya kau ikut dia dan jangan melawan. Bawa saja dia tuan" Ucap ayah Hyunjin pada pria yang hendak membawa Hyunjin ke mobilnya.
Sementara disisi lain seseorang sedang cemas menunggu kedatangan sang asisten.
"Dimana kamu Hyunjin, sudah jam segini tapi kau masih belum juga datang? Kau tidak apa apa kan?"
Sementara disis lain Hyunjin sudah ditelanjangi dan siap untuk dijamah oleh pria yang membawanya dari ayahnya tadi.
Deringan ponsel pria bertubuh besar tadi berhasil menyelamatkan Hyunjin. Diam diam Hyunjin juga menyalakan pinselnya untuk menghubungi seseorang agar bisa membantunya. Entah kenapa saat itu orang yamg ada dipikiran Hyunjin adalah Minho. Ia pun mulai menghubungi atasannya itu, untung saja yang di hubungi cepat mengangkat panggilan dari Hyunjin.
"Hyunjin kau dimana?
"Tolong aku.."
Tiba tiba pria bertubuh besar sudah kembali. Tapi untungnya ponsel Hyunjin masih terhubung dengan Minho. Di balik panggioan itu dapat Minho dengar jelas bahwa saat ini Hyunjin tengah ketakutan.
Minho meminta bantuan pada salah satu temannya untuk melacak ponsel Hyunjin, setelah lokasi ditemukan dengan segera Minho menancapkan gas nya. Jangan sampai ia terlambat menolong Hyunjin.
Brak...
"Daepyeonim" Hyunjin sudah terisak.
Dengan cepat Minho menutup tubuh Hyunjin dengan jas nya.
"Berani kau menyentuh miliku." Ucap Minho yang sudah mencengkeram leher pria bertubuh besar tadi dengan erat.
"Kau tahu, ada 2 hal yang paling aku benci di dunia ini, pertama yang membohongiku dan mengkhianatiku, kedua aku paling tidak suka jika miliku disentuh orang lain. Kau sudah berani menyentuhnya maka kau harus menerima akibatnya." Hanya dengan beberapa detik pria bertubuh besar meninggal begitu saja. Dengan begitu mudahnya Minho mematahkan leher pria tadi. Hyunjin yang melihatnya terkejut tentu saja.
"Hyunjin kau tidak apa apa?"
Saat Minho akan mendekatinya Hyunjin sedikit ketakutan.
"Jangan mendekat..!!"
"Maaf Hyunjin saya..!!"
"Pergi.."
"Baiklah jika itu keinginanmu, aku sudah menghubungi kepolisian kau jaga diri baik baik."
Mendengar itu Hyunjin merasakan debaran aneh. Ia takut tapi ia tidak ingin Minho pergi meninggalkannya begitu saja. Saat Minho sudah sampai pintu Hyunjin kembali memanggilnya.
"Tidak..tunggu sebentar..!!" Yang dipanggil pun menghentikan langkahnya.
"Ada ap.." Perkataan Minho terhenti saat Hyunjin tiba tiba berlari memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daepyeonim (대표님)
FanfictionSeries/Kategori : Mafia Lovestory Berawal dari Hyunjin yang tiba tiba naik jabatan menjadi asisten pribadi sekaligus sekertaris bos nya di perusahaan tempat ia bekerja. Awalnya Hyunjun bekerja di bahian divisi strategi pemasaran, namun tiba tiba ia...